Lihat ke Halaman Asli

M Agung Laksono

Mahasiswa yang suka nulis, diskusi, pantai dan main instagram.

Mahasiswa Harap Pemerintah Tidak Intervensi Netralitas Medsos Meta dan Tiktok Pada Pilpres 2024

Diperbarui: 29 Oktober 2023   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kompas.com

Pemerintah, terutama Presiden, harus berperan aktif dalam memastikan netralitas platform media sosial, seperti TikTok dan Meta, selama proses kampanye politik. Meskipun dalam konteks kampanye politik, iklan berbayar adalah hal yang wajar, namun bila ada intervensi yang berlebihan dan penyalahgunaan platform media sosial untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan seharusnya diperlakukan dengan hati-hati dan berdasarkan prinsip-prinsip demokratis.

Mengapa netralitas media sosial penting?

Data yang menggambarkan tren penggunaan internet dan media sosial di Indonesia pada tahun 2023 adalah cerminan dari transformasi digital yang semakin merasuk ke dalam kehidupan masyarakat. Dikutip dari datareportal, lebih dari 60% penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial, dan pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan platform-platform seperti TikTok, penting untuk mengakui bahwa media sosial bukan lagi hanya hiburan, tetapi juga menjadi salah satu sarana utama untuk mendapatkan informasi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.

Waktu yang dihabiskan oleh masyarakat Indonesia di dunia digital, termasuk 7 jam 42 menit rata-rata per hari dalam penggunaan internet, mencerminkan betapa pentingnya internet dalam kehidupan sehari-hari. Ini menggambarkan pergeseran perilaku dari media tradisional seperti televisi ke platform digital yang lebih interaktif.

Peningkatan signifikan dalam penggunaan platform TikTok, yang naik pesat dari tahun sebelumnya, mencerminkan bagaimana generasi muda Indonesia semakin mengadopsi platform media sosial baru sebagai bagian integral dari ekspresi pribadi dan kreativitas. Ini juga menunjukkan bagaimana media sosial dapat memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk budaya populer dan opini publik.

Penggunaan WhatsApp yang sangat tinggi, mencapai 92,1% dari jumlah populasi, menunjukkan betapa pentingnya platform komunikasi ini dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Ini mencerminkan peran WhatsApp sebagai alat utama untuk berkomunikasi, terutama di masa pandemi di mana komunikasi jarak jauh menjadi esensial.

Di tengah pergeseran besar ini menuju dunia digital, perlu ada pemahaman mendalam tentang pengaruh media sosial dalam politik dan sosial. Platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok tidak hanya tempat untuk berbagi foto atau video lucu, tetapi juga tempat di mana opini politik dan pandangan masyarakat terbentuk. Oleh karena itu, perlindungan terhadap netralitas dan transparansi dalam platform media sosial menjadi semakin penting untuk menjaga demokrasi yang sehat.

Data ini mengingatkan kita tentang pentingnya literasi digital dan media yang baik untuk membantu masyarakat memahami informasi yang mereka temui di dunia maya. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, penting bagi pemerintah dan institusi untuk beradaptasi dengan perubahan ini dan menjalankan regulasi yang sesuai untuk memastikan penggunaan internet dan media sosial yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat serta demokrasi.

Keputusan Pemerintah dalam hal ini pembantu Presiden yakni, kementerian dan badan negara untuk mengarahkan dan mengancam platform media sosial dalam mendukung calon tertentu yang mencalonkan diri sebagai cawapres akan menimbulkan kekhawatiran tentang netralitas, etika dan integritas dalam politik. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan penulis adalah:

1. Demokrasi yang Sehat:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline