Lihat ke Halaman Asli

Menanjak Kehangatan Rinjani

Diperbarui: 9 Agustus 2016   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menanjak Subuh

Setelah beberapa saat melihat peninggalan sejarah Perkembangan Islam di Masjid Kuno Desa Bayan Lombok Utara, selanjutnya mempersiapkan segala kebutuhan selama di puncak rinjani. Belanja berbagai kebutuhan seperti air mineral, mie, kopi, dan lain-lain. Kemudian barang tersebut kami masukkan ke dalam tas. Persiapan itu kami lakukan dari sore hingga malam hari. Check dan re-check perlengkapan terus dilakukan. Semua tas sudah terisi dan perlengkapan sudah siap. Saatnya istirahat untuk tenaga besok jam 04.00 pagi. Jadwal alarm pun di setting menjadi 03.30.

Pagi buta sebelum ayam berkokok, kami pun sudah siap untuk berangkat. Sarapan jam 03.30 menjadi sarapan pertama sebelum melakukan pendakian. Aku, Heris dan Yan diantar oleh saudaranya Heris menggunakan dua motor, aku dan Heris dibonceng tiga dari rumahnya menuju pelawangan atau pintu masuk hutan. Pendakian dimulai jauh sebelum azan subuh.

Senter dinyalakan sebagai penerang di sepertiga malam. Sekitar satu jam perjalanan, kami beristirahat di salah satu gardu untuk sholat subuh. Melaksanakan kewajiban dan berdoa agar diberikan kelancaran selama dalam perjalanan.

Tiga Posko

Setelah selesai sholat, tiba-tiba ada sinar senter yang mengiringi langkah kami di belakang. Sekitar 200 meter di belakang terlihat segerombolan orang yang sepertinya memiliki satu tujuan dengan kami.

“Heris, berapa jam lagi kita akan sampai?” tanyaku dengan nada bercanda.

“Kamu ini, kita belum nyampai mana-mana, yang jelas pendakian itu terbagi atas tiga posko baru kita akan sampai di pelawangan, jarak antara masing-masing posko sekitar 2,5 jam perjalanan” dia mencoba menjelaskan.

“Kalau dari sini, berapa jam lagi terus kita sampai posko 1?” Tanya ku kembali

“Sekitar 2 jam lagi” jawabnya singkat sambil tersenyum.

Dalam perjalanan sejak dari pintu masuk hutan, kami selalu bergantian untuk jadi depan, tengah dan belakang. Tapi terkadang kami berjalan sejajar jika itu di jalan yang datar dan agak lebar. Tanjakan demi tanjakan terus menghadang di depan. Perlahan tapi pasti kami mengkredit kedatangan jarak yang cukup panjang. Motivasi dan semangat senantiasa dipupuk untuk menjaga stamina agar selalu prima. Sesekali kami istirahat untuk makan snack dan minum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline