Mengalun Bersama Jazz di Hingar-Bingar Jakarta
Oleh: Aryo Sanjaya
Jazz merupakan sebuah genre musik yang berasal dari komunitas Afro- American lebih tepatnya Jazz lahir di New Orleans pada tahun 1895. Jazz mengalami tahap perkembangannya yang kemudian perkembangan inilah yang menghasilkan gaya atau sub genre dalam musik Jazz (Rachman, 2018). Jazz adalah bentuk perkembangan dari musik Blues yang kemudian Blues melahirkan sub genre yang disebut Ragtime yang kemudian lebih dikenal dengan musik Jazz. Jazz sering diartikan sebagai bentuk perlawanan atau ekspresi dari budak-budak kulit hitam yang merasa tertekan atas rasisme. (Purwanto, 2010).
Masuknya Jazz di Indonesia dikenalkan oleh orang Eropa melalui piringan hitam yang pada saat itu sekitar tahun 1919. Alfred D. Ticoalu dalam tulisannya "Irama Jazz dan Peranakan Tionghoa" menyebutkan bahwa American Jazz band adalah band Jazz pertama yang masuk ke Batavia.
Maraknya Jazz dimulai pada tahun 1960 dimana ketika masuknya Jazz lewat TV yaitu TVRI yang dipandu oleh Jack Lemmers dan Jopie Item acara tersebut melakukan rekaman di Selebriti Studio, Kebayoran ujar Bens Leo dalam wawancaranya bersama historia.
Dalam skripsinya yang berjudul " Becoming A Jazz Musician" Adrian Rahmat Purwanto menjelaskan bahwa tahun 1970-1980 adalah masa kemunculan musisi Jazz baru bermunculan seperti Perry Pattiselano dan Ireng Maulana. Ireng maulana pula yang menginisiasikan untuk terbentuknya Jak Jazz atau Jakarta International Jazz Festival.
Kemunculan festival musik Jak Jazz juga menandai meningkatnya popularitas Jazz di Jakarta pada saat itu yaitu pada tahun 1988. Ireng Maulana yang menginisiasikannya bekerjasama dengan kedutaan besar agar lebih mudah untuk mengundang musisi Internasional. JakJazz dari tahun 1988 -- 2005. Tiap tahunnnya JakJazz diselenggarakan di Jakarta.
Selanjutnya meneruskan perjuangan Ireng, Peter F. Gontha menginisiasikan festival musik Jazz yang kita kenal dengan Java Jazz. Java Jazz diselenggarakan di Jakara dan mulai diselenggarakan dari tahun 2005 dan masih berjalan sampai tahun ini walau sempat ditunda karna pandemi. Kerap mengundang musisi internasional dan musisi nasional membuat Java Jazz menjadi agenda wajib tahunan bagi skena jazz dunia.
Jazz kini mulai digemari oleh anak muda karena Jazz telah terfusi dengan genre pop yang lebih mudah masuk ketelinga awam, karnanya muncul musisi-musisi pop-jazz baru di Jakarta. Dan mudahnya membuat musik di zaman sekarang. Hal ini menambah warna dalam sejarah perkembangan music terutama music Jazz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H