Dewasa ini, Indonesia digemparkan dengan trend thrifting yang menjamur di dunia fashion. Thrifting sendiri merupakan sebuah aktivitas untuk mencari barang-barang bekas untuk dipakai kembali.
Thrifting ini muncul sebagai sebuah solusi untuk mengurangi limbah tekstil yang muncul akibat dari banyaknya industri fast fashion yang menjamur di belahan dunia.
Di Indonesia sendiri, thrifting ini mulai ramai diperbincangkan pasca munculnya influencer yang mempopulerkan kembali gaya 90's. Oleh karena itu, thrifting ini marak dilakukan oleh muda mudi Indonesia.
Untuk memburu barang-barang bekas ini, biasanya pandangan masyarakat langsung tertuju di beberapa titik. Pasar Senen, Pasar Baru, dan Pasar Gede Bage (Bandung). Namun, bagi warga yang bermukim di sekitaran Jakarta sudah pasti akan melipir ke Pasar Senen dan Pasar Baru.
Siapa tak kenal Pasar Baru? Pusat perbelanjaan yang dibangun pada abad 19 ini memang sejak dulu menjadi pusat perbelanjaan yang menjual beraneka ragam jenis barang.
Di Pasar Baru sekarang ini, banyak sekali penjual pakaian bekas yang menawarkan pakaian bekas yang layak pakai dengan harga miring.
Selain pakaian bekas, di Pasar Baru juga terdapat banyak toko yang meyediakan barang dagangan lain, yang tentu saja dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Pasar Baru merupakan sebuah tempat yang menjadi pusat perbelanjaan tertua di Jakarta. Dibangun pada abad ke-19 oleh Daendels, eksistensinya sudah cukup diperhitungkan sejak zaman kolonialisme Belanda.
Perpindahan pusat pemerintahan dari Oud Batavia (sekarang Kota Tua), ke Weltevreden (sekitar Lapangan Banteng) membuat banyak hal berubah. Weltevreden menjadi wilayah yang ramai, mengingat pusat pemerintahan dipindahkan.
Akan tetapi, mustahil bila kawasan ramai tak memiliki pusat niaga. Oleh karena itu, Daendels menginisiasikan pembangunan Passer Baroe sebagai sarana untuk berniaga serta tempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pembangunan Pasar Baru oleh Daendels ini dapat dikatakan berhasil. Dibangunnya Pasar Baru ini membuat masyarakat Eropa yang kala itu bermukim di sekitar Rijswijk hingga Pecenongan tak pusing untuk mencari pasar guna membeli kebutuhan sehari-hari.