KSM-T UNISMA berikan solusi alternatif permasalahan pupuk dan tanaman para petani, dengan melakukan pelatihan dan edukasi pembuatan dan penerapan Jakaba Super kepada warga Dusun Lemahbang Desa Kemiri Kecamatan Jabung, yang dilaksanakan pada Minggu, 10 Maret 2024, pukul 12.30 WIB-selesai, yang bertempatan di kediaman Bapak Domiri. Kegiatan ini dilakukan oleh kelompok 26 KSM-T UNISMA setelah melakukan observasi dan diskusi dengan perangkat desa dan warga setempat.
Kegiatan ini merupakan suatu usaha dan solusi yang dilakukan guna membantu permasalahan warga setempat mengenai harga pupuk kimia yang mahal dan sulit didapatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, produktivitas kopi yang menurun dan banyak pohon kopi yang layu, sehingga hal tersebut menjadi suatu permasalahan yang sangat serius dan berpengaruh bagi para petani yang perlu diselesaikan.
Dalam hal ini, pupuk Jakaba dapat menjadi suatu solusi yang paling sesuai dan tepat untuk membantu petani dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Bapak Suhadi, salah seorang petani mengaku jika saat ini harga pupuk kimia harganya melonjak tinggi dan untuk mendapatkannya juga sulit sehingga mengakibatkan petani kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pupuk untuk pertanian, selain itu para petani kopi di Desa Kemiri juga mengalami permasalahan yakni pohon kopi yang layu dan produktivitasnya menurun.
"Pupuk disini mahal, produktivitas pohon kopi disini sangat menurun dan kondisinya juga banyak yang layu, selain kita menanam pohon kopi, kita juga menanam pohon durian, singkong, jagung, sayur-sayuran dan kacang-kacangan, itupun tidak maksimal karena mahalnya dan sedikitnya keseterdiaan pupuk yang membantu pertumbuhan tanaman". Ujar Bapak Suhadi saat dihubungi oleh kelompok 26, pada Selasa, 20 Februari 2024.
Narasumber KSM-T UNISMA kelompok 26 yakni saudara M. Anwarudin Siroj menjelaskan kepada warga bahwa Jakaba adalah pupuk organik yang memiliki banyak manfaat bagi tanaman seperti mempercepat pertumbuhan tanaman terutama tanaman yang kerdil, mendongkrak produktifitas tanaman, mengatasi permasalahan tertentu pada akar dan daun tanaman, memperbanyak dan memperkuat akar tanaman, memperpanjang umur tanaman dan lain sebagainya, adapun kepanjangan dari JAKABA yakni jamur keberuntungan abadi yang memiliki maksud jika sudah jadi dapat digunakan untuk seumur hidup dan terus-menerus atau bersifat jangka panjang, tidak akan habis selama siklusnya terus berjalan (pengambilan air Jakabapenambahan air leri atau air cucian berasfermentasi selama seminggu). Pelatihan dan edukasi yang dilakukan oleh Mahasiswa UNISMA (Universitas Islam Malang) kelompok 26 ini dalam kegiatan KSM (kandidat sarjana mengabdi) di Desa Kemiri Kecamatan Jabung. Dalam pelatihan dan edukasi pembuatan Jakaba dilakukan di hari minggu siang, dalam pembuatan Pupuk Jakaba KSM-T UNISMA kelompok 26 menyiapkan alat dan bahan tertentu seperti: 1) akar bambu 1-2 kg; 2) dedak atau bekatul 2 kg; 3) gula 200 gram; 4) kapur sirih 2-3 sendok; 5) terasi 1-2 bungkus; 6) toge atau kecambah 200 gram; 7) air hujan; 8) micin 1 bungkus; 9) 2 ember; 10) wajan; 11) kompor; dan 12) 2 kain.
Kegiatan pelatihan dan edukasi pembuatan pupuk Jakaba dimulai dengan sambutan dari perwakilan kelompok 26 KSM-T Unisma yaitu saudara Bima, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi sekaligus praktik pelatihan pembuatan pupuk Jakaba yang di pimpin oleh M. Anwarudin Siroj. Kegiatan berlangsung dengan kondusif dan partisipasif warga sangat antusias dalam melakukan praktik dan berdiskusi langsung dengan mahasiswa. Dimana warga juga diberikan pemahaman mengenai pembuatan pupuk Jakaba mulai dari bahan, metode pembuatan, fermentasi, cara memperbanyak dan cara pengaplikasiannya yang tepat.
Dalam praktik pelatihan dan edukasi pembuatan dan penerapan Pupuk Jakaba, Mahasiswa KSM-T UNISMA kelompok 26 pertama kali menyiapkan 1-2 kg akar bambu yang telah direndam dengan air hujan selama dua hari dan juga toge 200 gram yang telah direndam dengan air selama dua hari.
Setelah itu Mahasiswa KSM bersama warga merebus 3-5 liter air dengan 2 kg dedak, micin, terasi, gula, kapur sirih, hingga mendidih, setelah mendidih didinginkan, kemudian setelah dingin membaginya menjadi dua bagian lalu memasukkan kedalam dua ember yang telah di isi dengan air rendaman bambu secara merata, setelah itu Mahasiswa KSM bersama warga menghaluskan toge beserta air rendaman toge dengan blender, setelah itu di bagi menjadi dua bagian lalu memasukkannya ke masing-masing ember kemudian diaduk, setelah itu ember ditutup dengan kain dan di ikat rapat-rapat, kemudian meletakkannya di tempat yang teduh, sejuk dan gelap, setelah itu saudara Anwar perwakilan KSM-T UNISMA kelompok 26 menjelaskan bahwasannya setelah 21 hari atau yang paling baik setelah 1 bulan pengfermentasian Pupuk Jakaba bisa digunakan, dalam pengaplikasiannya Pupuk Jakaba yang digunakan yaitu airnya dan jamurnya dengan cara disemprot atau dikocor ke tanaman dengan takaran awal mulai dari 25 ml air Jakaba pada setiap satu liter air biasa dan selanjutnya dosis dapat di sesuaikan dengan tanaman.
Sedangkan dalam kegiatan pelatihan dan edukasi memperbanyak Jakaba yaitu pertama kali menyiapkan alat dan bahan tertentu seperti: 1) bibit Jakaba; 2) air leri atau air cucian beras; 3) 2 ember besar; 4) 2 kain; 5) Jakaba yang sudah jadi; 6) botol ukuran 250 ml untuk produk.
Dalam praktiknya pertama kali Mahasiswa KSM bersama warga menyiapkan 2 ember besar, kemudian memasukkan air leri atau air cucian beras kedalam ember hingga tingginya seper delapan atau tidak sampai penuh untuk ruang, lalu memasukkan bibit Jakaba kedalam ember, setelah itu ember ditutup dengan kain dan di ikat rapat-rapat, kemudian meletakkannya di tempat yang teduh, sejuk dan gelap, setelah itu saudara Anwar perwakilan KSM-T UNISMA kelompok 26 menjelaskan kepada warga bahwasannya setelah 15 sampai 21 hari atau yang paling baik setelah 1 bulan pengfermentasian Jakaba bisa digunakan dan dikemas untuk dipasarkan, dalam pengemasan Pupuk Jakaba yang digunakan yaitu airnya dan jamurnya.