Lihat ke Halaman Asli

Burung Cerdas Asal Selandia Baru yang Terancam Punah

Diperbarui: 12 Januari 2023   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar dari pixabay 

Kea adalah burung endemik Selandia Baru yang termasuk dalam genus Nestor dan famili Nestoridae. Ini adalah burung yang cukup besar dengan panjang tubuh sekitar 45-50 cm dan berat sekitar 0.7-1 kg. Kea memiliki bulu yang halus dan lembut, dengan warna utama hijau kebiruan pada bagian atas tubuh dan coklat muda pada bagian bawah tubuh. Kea juga memiliki bulu yang lebat di bawah sayap yang digunakan sebagai perisai saat terjadi pertempuran antar jantan.

Kea dikenal sebagai burung yang cerdas dan tertarik dengan benda-benda buatan manusia. Mereka dapat ditemukan di hutan hujan, padang rumput, dan pegunungan Selandia Baru, dan hidup di ketinggian yang cukup tinggi. Kea dikenal sebagai burung yang aktif dan sangat sosial, sering ditemukan dalam kelompok besar dan terlibat dalam berbagai aktivitas kolektif seperti makan, bermain, dan berkumpul.

Kea adalah burung omnivora yang mengonsumsi berbagai jenis makanan seperti tumbuhan, biji-bijian, buah-buahan, serangga, dan bahkan daging. Mereka juga dikenal sebagai burung yang sangat cerdas dan pintar dalam mencari makanan, sering menggunakan alat untuk membuka kulit buah atau mengambil makanan dari sumber yang sulit dijangkau.

Kea juga dikenal sebagai burung yang sangat cerdas dan pintar dalam mencari makanan, sering menggunakan alat untuk membuka kulit buah atau mengambil makanan dari sumber yang sulit dijangkau. Kea juga dikenal memiliki kemampuan problem solving yang baik dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah.

Walaupun kea adalah burung yang sangat unik dan menarik, populasi mereka sangat terancam. Hal ini disebabkan oleh deforestasi, perburuan, dan perdagangan burung liar. Banyak usaha dilakukan untuk menyelamatkan spesies ini, seperti dengan program-program perlindungan, pemulihan populasi, dan pemantauan populasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline