Lihat ke Halaman Asli

Bukan Garuda, Inilah Burung Tercepat di Dunia

Diperbarui: 9 Januari 2023   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar dari pixabay 

Peregrine adalah jenis elang yang dikenal karena kecepatan dan kelincahannya. Ini adalah burung elang yang ditemukan di berbagai habitat di seluruh dunia, termasuk padang rumput, hutan, dan daerah perkotaan. Elang peregrine adalah spesies yang migrasi dan dikenal karena kecepatannya yang tinggi, yang bisa mencapai lebih dari 240 mph saat terjun. Elang ini juga dikenal karena kemampuannya menangkap burung lain saat terbang, yang dilakukannya dengan terjun dengan kecepatan tinggi dan menyerang mangsanya dengan cakarnya yang tajam. Elang peregrine sering digunakan dalam falconry, olahraga di mana burung elang terlatih digunakan untuk mencari game kecil.

Kecepatan burung peregrine sangat tinggi dan dapat mencapai lebih dari 240 mph (385 km/jam) saat terjun. Kecepatan tersebut merupakan kecepatan tercepat yang pernah dicatat pada burung-burung di dunia. Kecepatan tinggi tersebut memungkinkan burung peregrine untuk menangkap mangsanya dengan mudah, terutama saat burung tersebut sedang terbang. Pada saat terjun, burung peregrine menggunakan sayapnya untuk menstabilkan tubuhnya dan mengarahkan arah terjunnya. Kecepatan burung peregrine sangat membantu burung ini dalam bertahan hidup di alam liar, karena kecepatan tersebut memungkinkan burung ini untuk mengejar dan menangkap mangsanya dengan cepat.

Burung peregrine biasanya memakan burung-burung lain, terutama burung kecil seperti tikus udara, kecil, dan burung hantu. Burung peregrine juga dapat memakan binatang kecil lainnya, seperti tikus dan kelinci kecil. Burung peregrine juga dapat memakan ikan dan serangga. Burung ini biasanya memburu mangsanya saat terbang, dengan menggunakan kecepatan tinggi dan kelincahannya untuk menangkap burung lain di udara. Burung peregrine juga dapat memakan sisa-sisa makanan yang ditinggalkan oleh hewan lain, seperti burung hantu yang memakan tikus dan kelinci yang kemudian ditinggalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline