Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Carvin Syah

Seorang mahasiswa yang juga bekerja sebagai freelancer foto dan video

Aliran dan Filosofi Stoikisme

Diperbarui: 8 November 2021   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aliran Stoikisme mengajarkan tentang bagaimana mengkondisikan emosi ketika sedang marah, sedih dan kondisi lainnya yang diluar ekspektasi. (emotional intelligence)

Menyadari diri saat sedang merasa marah (self awareness), mengetahui bagaimana harus bertindak (self regulation), dapat mendengar dan merasakan apa yang orang sekitar rasakan. (emphaty)

Stoikisme juga mengajarkan bahwa terdapat hal-hal yang dapat dikendalikan. (perasaan, pikiran dan kendali diri)

Ada juga faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan (bencana, musibah, kematian, kelahiran atau bagaimana persepsi khalayak).

Stoikisme juga mengajarkan bagaimana cara dalam merespon ketika berada dalam situasi yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dikendalikan. Rasa kecewa akan hadir ketika kondisi ekpektasi berlawanan dengan realitas.

Umumnya, manusia diajarkan untuk berpikir positif dan berekspektasi yang relatif tinggi untuk hasil atas usaha dan kerja keras.

Namun, jarang untuk diajarkan bagaimana memikirkan kondisi terburuk yang mungkin saja dapat terjadi. 

Stoikisme hadir untuk mengajarkan bagaimana cara menghadapi kemungkinan ekpektasi yang dapat berlawanan dengan realitas, melalui cara meredam ekpektasi dan menerima segala kondisi terburuk yang mungkin saja dapat terjadi dengan lebih tenang, serta berfokus pada proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline