Lihat ke Halaman Asli

Masuk Islam Tidak “Menyelamatkan”

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hammudah Abdel-Ati, seorang mahasswa pascasarjana di Columbia University, New York tahun 1956 ditanya oleh temannya mahasiswaAmerika yang terkejut ketika mengetahui bahwa ia seorang Muslim. Si mahasiswa Amerika berkata, “Apakah anda punya pedang?’ Abdel-Ati terkejut mendapat pertanyaan aneh seperti itu. Ia balik bertanya, “Apa maksudmu?”. Mahasiswa Amerika menjawab, “Bukankah orang muslim diharapakan membawa pedang kemanapun ia pergi untuk bejuang di jalan Tuhan atau melakukan jihad terhadap non-muslim?”.

Beberapa kelompok masyarakat di belahan dunia lain memang masih menganggap agama Islam sebagai agama yang keras, yang mengutamakan kekerasan diatas segalanya. Terutama setelah adanya tragedi 11 september 2001 yang meruntuhkan gedung World Trade Center (WTC), Islam semakin dituduh sebagai agama teroris. Itu karena kelompok radikal yang melakukan hal tersebut mengatasnamakan Islam dalam setiap aksi mereka.

Jihad, jihad, dan jihad. Itulah yang selalu digaungkan kelompok kiri. Atas nama jihad, mereka melakukan berbagai bentuk kekerasan dan pengrusakan. Dan mereka berkata bahwa jihad yang mereka lakukan sesuai dengan apa yang Rasulullah lakukan.

Didalam setiap buku tentang sirah Nabi, apakah Rasulullah pernah melakukan perang tanpa aturan? Beliau tak pernah sekalipun mengibarkan bendera perang kecuali telah melakukan pemberitahuan sebelumnya kepada pihak musuh. Dan beliau juga tak pernah sekalipun memerangi suatu kaum kecuali mereka telah melakukan suatu kazaliman.

Ini karena pada dasarnya Islam adalah agama yang rahmatan li al-’alamin. Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian. Adapun kalau sekarang ada kelompok yang dikenal sebagai Islam garis keras, itu karena pemahaman mereka yang salah terhadap sumber hukumIslam, al-Qur’an dan Sunnah. Mereka berasumsi bahwa Islamlah agama yang paling benar berdasarkan surah Ali ‘Imron ayat 19. Sehingga mereka pun merasa perlu adanya “penyadaran” terhadap pemeluk agama lain, bagaimanapun caranya.

Pada intinya mereka ingin melakukan dakwah untuk menunjukan bahwa Islam agama yang paling benar. Tetapi itu malah menjadikan Islam terlihat sebagai agama yang menakutkan mana ada orang yang mau masuk agama bar-bar. Perbuatan mereka sangat menyalahi ruh Islam sebagai agama yang rahmatan li al-’alamin.

Sejak dulu Islam adalah agama yang menghormati dan melindungi pemeluk agama lain. Rasulullah telah menunjukannya dengan masih membiarkan orang Yahudi tinggal di Madinah. Kita yang mengaku sebagai umat Muhammad selayaknya mengikuti apa yang beliau praktekkan.

Dalam tataran eksklusif, kalau ditanya agama mana yang paling benar, sebagai umat Islam tentu kita akan mengatakan kalau agama kitalah yang paling benar. Umat dari agama lain pun akan mengatakan hal yang sama kalau diberi pertanyaan serupa. Umat Kristen akan mengatakan Kristenlah yang paling benar, dan seterusnya. Tapi dalam tatanan inklusif, ketika kita hidup dalam suatu masyarakat yang kompleks, yang di dalamnya terdapat berbagai jenis masyakat berbeda agama yang menjadi satu kesatuan menjadi sebuah kelompok sosial, truth claim terhadap agama masing-masing harus dihilangkan. Pada saat berada dalam posisi tersebut, kita juga harus mengakui dan menghormati agama lain.

Tetapi walapun begitu, menurut penulis bukan berarti Islamlah agama yang paling selamat. Tak ada jaminan orang Islam akan masuk surga kelak, karena memasukan seseorang ke dalam surga adalah hak preogatif Allah.

Allah milik semua umat manusia. Setiap umat manusia, apapun agama mereka, berhak memasuki surga yang telah Allah janjikan bagi setiap manusia yang melakukan kebaikan. Apabila Allah hanya milik orang Islam sehingga hanya mereka yang akan mendapat kenikmatan surga di akhirat kelak, lalu dimana letak kedailan-Nya sebagai Tuhan? Apakah bisa dikatakan adil kalau ada orang yang beragama Islam yang selalu membuat kerusuhan dan kejahatan di dunia bisa masuk Surga, sementara ada orang yang tak pernah melakukan sesuatu kecuali hal tersebut adalah suatu kebajikan dalam setiap nafas kehidupannya, kelak akan mendapat siksa-Nya di akhirat, hanya karena Islam tidak menjadi agama pilihannya ketika hidup di dunia. Kalau kita mempercayai hal tersebut, berarti secara tidak langsung kita telah melanggar agama kita sendiri dengan tidak percaya pada keadilan Allah.

Truth claim atas agama memang sering menjadi pemicu kerusuhan. Dengan mengatasnamakan agama, mereka melakukan pengrusakan dan sebagainya. Kalau mereka mau berpikir sejenak, dengan melakukan pengrusakan tanpa membawa agama sekalipun, mereka telah melakukan pelanggaran terhadap ajaran agama mereka sendiri. Manusia sebagai khalifah di bumi tidak selayaknya melakukan pengrusakan di “daerah kekuasaannya” sendiri. Apalagi ditambah dengan membawa nama tuhan dalam setiap aksi mereka, itu membuat mereka semakin jauh dari Ruh agama mereka yang rahmatan li al-’alamin. Mereka berkata bahwa tindakan mereka adalah pembelaan atas agama tuhan, yang sebenarnya, seperti kata Gus Dur, Tuhan tidak perlu dibela. Kalau Allah berkenan, tak akan ada seorang manusia di dunia kecuali ia akan beragama Islam. Tapi tidak semudah itu untuk mendapatkan nikmat Tuhan. Allah membuat berbagai pilihan yang bisa dipilih untuk mencapai ridhonya.

Islam memang agama terakhir, agama penyempurna dari agama-agama yang telah ada sebelumnya. Tapi masuk Islam tidak bisa dijadikan jaminan utama untuk mencapai keselamatan akhirat, tidak juga dengan membaca dan mempercayai bahwa al-Qur’an adalah kitab yang membawa risalah terakhir Tuhan. Keselamatan akan didapt dengan menjalankan apa yang al-Qur’an sampaikan. Dan inti dari al-Qur’an ajarkan adalah al amru bi al-ma’ruf wa an-nahyu ‘an al-munkar.

Tidak ada yang mengetahui apa rencana dan apa yang diinginkan Tuhan. Tetapi yang jelas, bukan Islam yang akan selamat, tetapi orang yang melaksanakan ajaran suatu agama yang mengajarkan segala bentuk kebaikan dan melarang kemungkaran yang akan selamat dan mendapatkan ridho-Nya.

Bahkan seorang pelacur bisa masuk surga karena telah memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline