Satu tahun berlalu, Mataram 2016
Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. cari buku itu. Mari jatuh cinta - Najwa Shihab
di tahun ini, sang putra ratu bertekad untuk melawan rasa jenuh dan kantuk untuk membaca buku, ia mempersiapkan senjata dengan matang, mulai dari niat yang sangat kuat, waktu main dipersingkat, hingga pengeluaran yang diperketat. Setengah akhir tahun lalu ia mulai menabung hanya untuk mendapatkan bahan bacaan.
sedikit beruntung baginya, gramedia telah hadir di kota yang ia tempati tahun ini sehingga ia bisa dengan mudah mendapat buku-buku yang sedang populer. dengan membeli buku yang sedang heboh mungkin akan cukup membantu ia untuk segera terbiasa dengan aktivitas membaca.
Sabtu malam ditemani gerimis ia menuju toko buku, malam yang biasanya dihabiskan oleh muda-mudi untuk memadu rasa juga raga. "hmm, malam minggu adalah malam biasa yang terlalu di dramatisir oleh sebagian orang", ucapnya ketus.
Setibanya di sana, entah mengapa perasaan tenang tiba-tiba menyelimutinya, semoga ini pertanda baik untuknya, jikalaupun ada, yang sedikit menjadi buruk malam itu adalah ketika ia melihat sepasang muda-mudi yang bersatu megusir kesepian.
Kita sebut saja sang putra ratu sedang iri hati, namun jika pria ini mendengar kita sedang menertawakan kesepiannya, pasti ia menimpali kita dengan kata-kata "Pria setangguh apapun takan sanggup menahan kesepian kawan".
Pemandangan lain yang ia temukan adalah segerombolan remaji tanggung sedang memilih komik-komik, dan buku pintar bahasa korea dalam 30 hari, orang tua sedang berdiskusi kecil dengan anakya, dan rak-rak buku berjejer rapi dengan begitu lengkap mulai dari koleksi novel, komik, sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. jelas ia tidak menuju pada buku-buku hukum, ia memilih untuk memulainya dengan rak buku yang berisi novel-novel.
Sang putra ratu memboyong beberapa novel milik Tere Liye yang berjudul rembulan tenggelam di wajahmu, pulang, dan kumpulan puisinya yang berjudul daun yang jatuh tak pernah membenci angin. apakah ia akan menghabiskan semua bacaan ini sekaligus malam ini, mustahil.
Ia memulai dengan rembulan tenggelam di wajahmu, tak sampai lima menit ternyata matanya yang tenggelam di balik guling empuknya.
sial, namun ia tak kehilangan semangat, Bukankah kita perlu langkah-langkah pendek untuk memulai perjalanan yang panjang. semangatnya tetap membara.
Benar saja, hari berikutnya ia kembali menggeluti bacaannya, intensitas dan durasi membacanya semakin bertambah, sepuluh menit, hari berikutnya setengah jam, satu jam, tiga jam, sampai akhirnya ia tidak ingin berhenti membaca, ia merasa larut dalam cerita, kadang setuju, kadang membangkang, kadang ia merasa bahwa ia adalah lakon yang sedang berlaku dalam bacaannya, ia hanyut, "benar saja kata najwa, ia telah jatuh cinta pada buku".