Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Akbar Pawallungi

Penulis amatir (sepertinya)

Rentetan Kisah

Diperbarui: 29 Juli 2019   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita adalah rentetan kisah
yang berakhir sebelum semuanya dimulai
Lalu mencari pembelaan lewat harap yang tampak samar,
Berebut keping emas yang hanya ada dalam senyum yang mekar

Kita adalah rentetan kisah
yang berakhir sebelum semuanya dimulai
Aku menjemput senyummu di gerbang terdepan,
Kamu meninggalkan ragaku di gerbang terbelakang

Luka yang kamu ukir amat sempurna
Ia tergores merata, tak kenal ini organ utama
atau hanya pelengkap sementara

Kita lupa,
Kita sama-sama pernah mencipta senyum
Lalu kita ingat,
Pada akhirnya tiap insan pasti akan melupa

Lupa pada ia yang pernah meminjamkan bahunya untukmu,
atau sekadar menjadi pendengar keluh kesahmu
Lupa pada ia yang pernah berusaha membahagiakanmu,
atau sekadar menjadi penghibur di suatu waktu

Waktu memang sekejam itu,
Ia memukulmu dengan telak lewat perpisahan,
Kembali membangkitkan harapan lewat pertemuan.
Walau akhirnya yang kau temui hanya segumpal asa tanpa kepastian

Ketika serpihan rindu tak berujung temu,
Masihkah empat huruf sejuta rasa siap menjamu?
iya maksudku, KAMU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline