Lihat ke Halaman Asli

MUHAJIRIN

Guru SMAN 5 Kota Bima

Penyakit Kok Didukuni

Diperbarui: 16 September 2021   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyakit kok Didukuni 

Salah seorang warga, terpontang-panting hidupnya. 

Rumahnya telah rata dengan tanah. Mau kembali ke kampung halaman pun malu, karena terlanjur di cap penyihir oleh warga. 

Warga lainpun telah kehabisan hartanya, karena habis membiayai sang dukun yang mengaku dapat mengobati penyakit keluarganya.

Pernah suatu ketika, ketika aku memasuki rumah orang tua ku. Aku melihat begitu banyak orang yang duduk. Rupanya mereka asik mendengarkan ocehan sang dukun. Sang dukun bilang, bahwa penyakit ini adalah kiriman orang. 

Padahal aku sudah katakan berkali-kali ke kakak kandung ku bahwa penyakit yang diderita oleh adik iparku adalah diabetes. Diabetes kronis yang sudah menjalar ke ginjalnya.

Cerita-cerita di atas bukan lagi rahasia di negeriku ini, terlanjur banyak cerita serupa. Dan sebenarnya kejadian-kejadian tersebut tidak perlu terjadi apabila kita memahami, mengetahui, dan menganalisa sebuah penyakit. 

Untuk memahami, mengetahui, dan menganalisa sebuah penyakit tentu dokter lah yang lebih paham tentang ini, berdasarkan riwayat dan pengakuan dari pasien. Atau yang lebih akurat lagi dari hasil laboratorium kesehatan.

Berdasarkan riwayat, pengakuan, dan hasil laboratorium lah penyakit bisa diobati. Bukan berdasarkan pengakuan dari sang dukun. Untuk hidup sehat, kita harus menjaga kesehatan. 

Menjaga higienitas dan pola makanan dan minuman kita, berolahraga secara teratur dan terukur. Teratur maksudnya adalah 2 atau 3 kali seminggu. 

Kemudian terukur adalah sesuai dengan kemampuan dan keadaan tubuh. Jika seandainya tadi malam kita bergadang sampai jam 03.00 Pagi, maka sebaiknya jangan berolahraga lebih baik beristirahat saja. Dan perlu diingat bahwa hadiah terabaik untuk keluarga kita adalah" Kita masih dalam keadaan sehat".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline