Lihat ke Halaman Asli

Harus Bangga Meski Dihargai Perak. Yang Terpenting Adalah Fair Play

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Football Sea Games ke-26 yang mempertemukan Indonesia melawan Malaysia berakhir dramatis dan penuh ketegangan. Meskipun pada akhirnya timnas Indonesia kalah adu penalti, perjuangan timnas garuda muda harus diapresiasi penuh oleh segenap rakyat Indonesia. Timnas Indonesia dipaksa harus puas dengan perak dan bertengger sebagai runner-up Football Sea Games ke-26.

Tim binaan Rahmad Darmawan (RD) telah mengerahkan segala daya dan upaya untuk melesat diposisi puncak. Hal itu terbutki dari masuknya timnas ke final, tentu saja itu bukanlah hal yang mudah. Berbagai opini dan tanggapan keluar dari mulut pecinta sepak bola Indonesia. Ada yang puas, ada pula yang kecewa, namun bagaimanapun juga, waktu telah menentukan sang pemenang. Intinya bukanlah siapa yang menang dan siapa yang kalah, yang terpenting adalah ajang Sea Games telah berhasil mempererat hubungan negara-negara Asia Tenggara  dan bagaimana ajang ini bisa dinikmati oleh seluruh manusia penghuni daratan Asia Tenggara dengan fair play.

Minimnya gol yang tercipta pada 2 X 45 menit pertandingan membuat jutaan pasang mata tegang menyaksikan pertandingan ini. Perjuangan garuda muda benar-benar telah membakar emosi positif masyarakat Indonesia. Egi Melgiansyah yang dipercaya oleh "strategy creator" Rahmad Darmawan untuk mengenakan ban kapten berhasil menunjukkan kekompakan dengan pertandingan fair play yang dimainkan timnas, begitu juga dengan timnas Malaysia yang didalangi oleh Baddrol sebagai kapten tim. Berbeda dengan pertandingan Indonesia sebelumnya yang berlangsung agak panas. Pertandingan final ini benar-benar mengajarkan kita tentang pentingnya fair play dalam olahraga.

Hasil seri memaksa wasit untuk memimpin kedua tim pada babak tambahan. Perang strategi kedua tim yang sama-sama kuat belum mampu mengubah skor pertandingan hingga akhirnya peluit panjang membawa kedua tim ini ke adu penalti. Ekspresi tegang ditunjukkan oleh kedua kubu yang saling bentrok dibawah bendera fair play. Beban berat yang dijinjing pemuda "under-23" dari kedua tim yang mempertaruhkan gengsi makin terasa berat. Hingga pada akhirnya Indonesia harus tunduk pilu dengan kekalahan di adu penalti. Apapun hasilnya, kita semua patut berbangga hati dan mengacungkan jempol atas permainan fair play yang ditunjukkan dalam pertempuran ini. Kemenangan bukanlah segalanya, yang terpenting adalah persahabatan antar negara-negara Asia Tenggara ini bisa terjalin dalam segala bidang, termasuk dalam bidang olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline