saya tak melihat ada peran Pemerintah Aceh via Dispora atas martunis di Sporting Lisbon Portugal. Atau peran KONI Aceh atau peran PSSI Aceh dalam hal ini. Jika ada berarti saya yang tak dapat berita itu.
Lebih lebih lagi tak ada peran Kemenpora atau PSSI ditingkat pusat. Dan anehnya via akun twittwer PSSI mengklaim kalau Martunis adalah binaan PSSI. Ini sungguh lucu dan aneh sekali. Semacam sudah jadi kebiasaan pemerintah, orang orang yang sebelumnya dianggap kurang berbakat, begitu sudah jadi sukses maka ramai orang tang akui sebagai bagian dari perjuangannya.
Martunis punya kesempatan belajar sepakbola jadi lebih baik ke sana berkat beking dan rekom Cristian Ronaldo, pemain Real Madrid Club. CR7 dulunya juga alumnus Sporting Lisbon. Sewaktu di Aceh, Martunis berlatih di sekolah binaan dan pakai sistem latihan dari Real Madrid di Banda Aceh bagi anak anak.
Di balik keberangkatan Martunis ke Portugal, saya melihat ada Mounawardi Ismail (Wartawan Harian Waspada) yang membantu urus keberangkatan Martunis. Bang Muna juga dulunya yang dampingi Martunis sewaktu di HitamPutih, acara talkshow di Trans7 TV. Bang Muna mengantar Martunis sampai di Jakarta. Lalu, menurut Bang Mounawardi kepada saya, Martunis terbang sendiri ke Portugal. Saya tak melihat ada pejabat/politisi di Aceh yang mengantar dia ke Bandara SIM. Ini padahal kesempatan bagus bagi market pilitical. Ah, sudahlah.
Di sini tampak peran kuat seorang CR7, pemain timnas Portugal. CR7 seorang yang istiqamah, dia komit pada apa yang pernah diucap dulu. Martunis beruntung sekali bisa diundang bergabung latihan di akademi Sporting Lisbon Club, Portugal. Tempat Cristiano Ronaldo dulunya bergabung hingga membesarkan namanya.
CR7, bintang sepakbola dunia, pemain El Real yang fenomenal dan berjiwa sosial tinggi. Beda jauh sama bintang 'ecek-ecek' club lawan el clasico sana yang kurang peka pada manusia dan kemanusian. Makanya rata rata fans doi adalah orang yang tidak berjiwa sosial. Beda sama kami loyalis Real Madrid dan fans ortodox CR7. #HalaMartunis!