Lihat ke Halaman Asli

Muhadir Azis

Guru Pendidikan Agama Islam dengan gelar Magister Pendidikan Islam

Mengatasi Ketergantungan Gadget pada Anak dengan Pendekatan Humanistik dalam Pembelajaran

Diperbarui: 17 Desember 2024   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital yang serba canggih ini, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia anak-anak. Meski membawa banyak manfaat, ketergantungan pada gadget dapat menimbulkan dampak negatif, seperti kurangnya interaksi sosial, menurunnya konsentrasi, hingga gangguan perkembangan emosional. Untuk itu, pendekatan humanistik dalam pembelajaran menjadi salah satu solusi yang efektif dalam mengatasi masalah ini.

Apa Itu Pendekatan Humanistik?

Pendekatan humanistik menempatkan anak sebagai pusat dari proses pembelajaran. Pendekatan ini fokus pada pengembangan potensi, kebutuhan emosional, dan interaksi sosial anak. Dalam konteks ini, guru atau orang tua berperan sebagai fasilitator yang mendukung anak untuk tumbuh menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan memiliki empati.

Menurut Carl Rogers, seorang tokoh psikologi humanistik dari Amerika Serikat, pembelajaran harus melibatkan intelektual dan emosional siswa. Ia juga menyatakan bahwa proses belajar membutuhkan sikap saling menghargai dan memahami antara murid dan gurunya.

Mengapa Pendekatan Humanistik Penting?

Gadget sering kali menjadi pelarian anak dari kurangnya perhatian atau interaksi dengan orang tua dan teman sebaya. Dengan menerapkan pendekatan humanistik, anak diberikan ruang untuk mengembangkan hubungan yang lebih bermakna dengan orang di sekitarnya. Anak diajak untuk lebih memahami emosi mereka, berkomunikasi dengan baik, dan bekerja sama dalam lingkungan sosial yang mendukung.

Strategi Pendekatan Humanistik untuk Mengurangi Ketergantungan Gadget

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menyenangkan pembelajaran yang interaktif, kreatif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari membuat anak merasa lebih tertarik untuk terlibat tanpa perlu bergantung pada gadget. Contohnya, kegiatan belajar di luar ruangan atau proyek kelompok yang melibatkan aktivitas fisik.

Memprioritaskan Hubungan Emosional Guru dan orang tua harus menciptakan hubungan yang hangat dan penuh empati dengan anak. Dengan demikian, anak merasa dihargai dan tidak mencari validasi dari dunia maya.

Mendorong Pembelajaran Berbasis Kolaborasi Anak diajak untuk bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas atau proyek. Hal ini membantu anak belajar berinteraksi, memahami orang lain, dan meningkatkan keterampilan sosial.

Melibatkan Anak dalam Aktivitas Non-Digital Mengarahkan anak pada aktivitas seperti seni, olahraga, membaca buku, atau eksplorasi alam dapat mengalihkan perhatian mereka dari gadget dan membangun minat baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline