Lihat ke Halaman Asli

Pengujian Substantif Audit

Diperbarui: 4 April 2017   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Auditor harus penghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pengujian substantif menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Perancangan pengujian substantif meliputi penentuan:

  1. Sifat pengujian
  2. Waktu pengujian
  3. Luas pengujian substantif
  4. Sifat pengujian

Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah maka auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal

     Ada tiga tipe pengujian substantif yang dapat digunakan yaitu:

  1. Pengujian rinci atau detail saldo
  2. Pengujian rinci atau detail transaksi
  3. Prosedur analitis
  4. Pengujian rinci atau detail saldo

metodologi perancangan pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaitu:

  1. Menilai materialitas dan risiko bawaan suatu akun.
  2. Menetapkan risiko pengendalian
  3. Merancang pengujian transaksi dan prosedur analitis
  4. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap

         tujuan spesifik audit secara memuaskan.

  1. Pengujian rinci atau detail transaksi

pengujian detail transaksi dilakukan untuk menentukan:

  1. Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien.
  2. Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal.
  3. Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi tersebut ke dalam buku besar dan buku pembantu.
  4. Prosedur analitis
  • Untuk memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri klien.
  • Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan usahanya.
  • Untuk mendeteksi ada tidaknya kesalahan dalam laporan keuangan klien.
  • Untuk menentukan dapat tidaknya dilakukan pengurangan atas pengujian audit detail.
  1. Waktu pengujian

   Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu pelaksanaan pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih baik dilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal neraca.

  1. Prosedur analitis

Semakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima, semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan, auditor dapat mengubah jumlah bukti yang harus dihimpun dengan cara mengubah luas pengujian subtantif yang dilakukan.

Keputusan auditor tentang rancangan pengujian substantif didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program audit

 

Demikian sedikit informasi dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

 

Terima kasih.

Sumber informasi dari berbagai sumber di internet.

Muhroni.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline