Lihat ke Halaman Asli

Efek Jokowi : Jokowi sebagai Representasi Genre Baru Politik Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1377623152430376631

Oleh : Muh Ali Arham

Oleh : Muh Ali Arham

Siapa yang tidak kenal dengan brending kotak-kotak yang di populerkan Gubernur terpilih Dki Jakarta ini, Nama_Nya kian melambung takalah Dia di tetapkan oleh KPU DKI jakarta sebagai pemenang PILKADA DKI Jakarta putaran Ke 2, perawakan_Nya yang Biasa-biasa Ditambah Gaya bicara_Nya yang apa adaNya (Ceplas-Ceplos) Tapi rasional membuat Masyarakat terpukau kepada dia,bukan hanya itu yg menjadi daya Magnet masyarakat kepada_Nya tapi terlebih karna gaya memimpin_Nya yang tak segan untuk turun langsung ke lapangan sambil berkomunikasi dengan warga_Nya, bahkan gaya pengambilan keputusan Jokowi sangat lah berbedah denganh Kepala daerah lain_Nya bahkan sukar untuk di pahami oleh nalar manusia Biasa,MisalNya dia enggan untuk berpaikaian dinas alasanya agar lebih merakyat ini sudah diluar pakem dan kebiassan.,

Walau pun dalam perjalanan_Nya dalam proses PEMILUKADA DKI Jakarta Banyak sekali yang menjadi Halangan Bahkan rintangan dari Calon Gubernur & Wakil gubernur Ini,Mulai dari Isu (SARA) Etnis_sitas Betawi,Cina (Tionghowa),Agama,sampai pada Isu Korupsi Dana Bansos Kota Solo.

Terpilih_Nya Jokowi_Ahok sebagai Gubernur Dan wakil gubernur DKI Jakarta banyak menuai tanggapan sanjungan dari para pengamat Politik Di Negri muali dari yang mengapresiasi bahkan ada juga sebagian kecil yang mengecam gaya kepemimpinan Beliau.Inikah Arti_Nya bahwa Representasi Genre Baru Politik Indonesia kedepan akan berubah ke arah gaya berpolitik Jokowi,tannggapan ini menurut penulis sangat layak dan tak menuntut kemungkinan tren ini akan berinflikasi pda kepemimpinan di daerah daerah lain_Nya,di mana Seluruh kepala daerah baik bupati & Gubernur akan di tuntut seperti Jokowi,karna Gaya ini sudah menjadi model kepemimpinan yang selama ini di ingin kan  masyarakat, yg selama ini belum ada atau mungkin ada tapi itu belum ter expos.

Sebagai kesimpulan  bahwa Isu Primordial Murahan SARA(Suku,Agama,Ras,Antar Golongan) Semakin Tak laku lagi Untuk Brending Figur,Yang menjadi PR bagi Kandidat yang akan bertarung pada PEMILUKADA kedepan termasuk Kandidat PILKADA Gubernur & Wakil Gubernur Sul-Sel yang tinggal menghitung Hari lagi agar lebih selektif untuk memilih cara-cara bersosialisasi kepada masyarakat_Nya,dan lebih menitikberatkan pada persaingan adu Visi & Misi,Program,dan Solusi Buat Masyarakat termasuk bersikap santun dan berbudaya dalam bersosialisasi agar tercipta suasana kondusif di tengah-tengah Masyarakat.

#Di Tulis Pada saat situasi Pemilukada Sul-Sel Di bumbuhi Oleh Banyak Fitnah-fitnah Yang Tidak Mendidik

mulai dari Isu SARA,Narkoba sampai pada Isu Korupsi yang Lebih Banyak berperan sebagai Black Campain Kandidat Tertentu.

Sumber gambar :  (http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/08/1377623152430376631.jpg)

Tags:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline