Lihat ke Halaman Asli

KKN Desa Bendungan

Akun KKN Desa Bendungan

Penutupan KKN Desa Bendungan, Tinggalkan Memori yang Tak Tergantikan

Diperbarui: 27 Juli 2021   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penutupan KKN Desa Bendungan/ Dokumentasi Pribadi

KKN Pulang Kampung UM Desa Bendungan resmi ditutup pada Minggu (25/7). Acara penutupan kegiatan KKN yang diadakan di Desa Bendungan dengan tetap mematuhi protokol Kesehatan yang berlaku.

Acara tersebut berjalan dengan lancar dan sukses.  Pembukaan KKN Pulang Kampung ini dihadiri oleh  Bapak Suryanto, S.Kep, Ners., selaku Kepala Desa Bendungan, perangkat desa dan pembina Forum Anak Desa (FAD). Lagu Indonesia Raya dikumandangkan dengan sangat khitmat sebagai awal dari acara pembukaan KKN Pulkam ini.

Sambutan Kepala Desa Bendungan Dokumentasi Pribadi

"Kami berterimakasih kepada masyarakat Desa Bendungan, khususnya kepada Kepala Desa Bendungan yang telah menerima kami dengan baik selama 45 hari ini dan membantu kami agar program kerja yang telah didiskusikan dengan pemerintah desa berjalan dengan lancar dan sukses terlaksana serta tidak lupa pula kami menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat serta pemerintah desa atas perilaku maupun tutur kata yang kurang berkenan", ujar Muhammad Tatag Adi Ndaru selaku koordinator desa pada sambutan yang dilakukan pada penutupan KKN tersebut. 

Sambutan tersebut di lanjutkan Bapak Suryanto selaku Kepala Desa dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihak desa sangat senang dan terbantu dengan adanya mahasisa KKN Pulkam Universitas Negeri Malang . Beliau sangat terkesan dengan program kerja yang telah dilaksanakan dan akan melanjutkan beberapa program kerja yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa ini, salah satu program yang akan lanjutkan  atau digunakan yaitu sistem kearsiapan desa.

Penampilan Tari Barong Dokumentasi Pribadi

Acara selanjutnya yaitu penampilan tari nawung sekar dan barong, penampilan kedua tari ini merupakan salah satu dari program kerja yang telah kita laksanakan di Desa Bendungan. Kedua tari ini memiliki makna masing-masing.

Tari Nawung Sekar merupakan tari klasik gaya Jogyakarta yang menggambarkan tentang gadis cilik yang begitu cantik dan pandai menari, seperti bunga kecil tertiup angin, yang dengan senyum anggunnya, melenggak lenggok mengalun indah, gemulai laksana menata dan mengumpulkan bunga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline