Lihat ke Halaman Asli

M. Galang Pratama

Buku dan buku

Puisi | Merahnya Gerhana

Diperbarui: 30 Januari 2018   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Zymage.com

Gerhana, membikin wajahmu memerah, sempurna. Sedang aku menghitam, kelam.

Bulan adalah bibirmu yang malu malu

Matahari adalah bola matamu yang sayu

dan Bumi seumpama hidung mungilmu yang tampak curiga ketika di dekatku.

Bibir, bola mata dan hidungmu saling tarik menarik, membuatku semakin tak memahamimu. Tapi kini kau tak di sini.

Membahasakan kode yang kauberi bagai menerjemahkan tulisan Arab Gundul, aksara tanpa baris, sedang kitab kuning kakek di kampung belum pernah kusentuh apalagi kutamatkan.

Gejala ini membikinku makin gelisah kala wajahmu jadi gerhana lebih dari sekadar purnama.

Seolah kau suruh aku baca 152 buku dalam 150 detik tanpa jeda -Ada tiga buku yang mesti kulahap dalam satu detik- Kau membikinku makin tak waras, hari ini hingga 19 tahun mendatang.

Makassar, 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline