Lihat ke Halaman Asli

Paper Audit

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PAPER AUDITING

PENDAHULUAN

Audit memiliki peran penting disetiap bidang baik bisnis, pemerintah, maupun ekonomi. Dalam sebuah perusahaan peran audit sangat pentiya. Tanpa sebuah audit mustahil perusahaan dapat berjalan seperti yang diharapkan. Laporan keuangan sebagai hasil dari akuntansi memiliki hubungan yang sangat penting dengan audit. Tidak ada artinya sebuah akuntansi tanpa adanya audit bagi suatu perusahaan. Sebagai auditor kita harus mengerti tentang akuntansi sehingga kita mengaudit sebuah perusahan dengan baik. Oleh karna itu peran audit setingkat lebih tinggi dari akuntansi di sebuah perusahaan.

Menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak eksternal adalah pekerjaan yang di tugaskan oleh perusahaan kepada pegawai akuntannya.Akan tetapi banyak akuntan yang melakukan kesalahan dalam membuat informasi keuangan tersebut. Perusahaan akan melakukan apapun untuk menghasilkan sebuah laporan keuangannya terlihat cantik. Sebagai seorang akuntan yang bekerja dibawah pemimpin perusahan tidak bisa menolak apa yang diperintahkahkan kepadanya.

Banyaknya pihak eksternal yang dirugikan oleh kejadian seperti itu, dengan hadirnya auditor kini pihak eksternal tidak perlu lagi khawatir karena seorang auditor tidak bekerja pada perusahaan yang bersangkutan, bahkan seorang auditor yang ditugaskan perusahaan tertentu tidak boleh ada hubungan khusus dengan perusahaan yang diaudit seperti hubungan keluarga, teman ataupun yang lainya. Seorang auditor bekerja pada sektor jasa publik seperti Kantor Akuntan Publik (KAP). Berbagai permasalahan keuangan seperti korupsi di negri ini tidak lain karena ulah seorang auditor yang tidak bekerja secara profesional sehingga merugikan berbagai pihak. Seorang auditor harus teguh pendiriannya dan memiliki iman yang kuat sebagai dinding dari godaan-godaan yang ada dalam pekerjaannya itu.

Tidak sedikit seorang auditor yang tergoda dan melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya telah ia ketahui dampak dari perbuatanya itu. Seorang auditor juga manusia biasa dimana pasti akan ada keadaan yang menyulitkan hidupnya. Dengan situasi dan kondisi yang sulit seorang auditor melakukan kesalahan tersebut demi terselesaikan masalah hidupnya.Dalam waktu dekat memang kesalahan yang dibuatnya itu menguntungkan bagi dirinya dan perusahaan yang diaudit. Akan tetapi dampak yang sebenarnya akan lebih merugikan banyak pihak, tidak terkecuali dirinya sendiri.

Dari pendahuluan diatas bisa dilihat bahwa penulis ingin mengupas tuntas tentang audit sesuai apa yang telah penulis dapatkan dalam perkuliahan selama ini. Setidaknya ada 10 chapter yang telah dibahas dalam perkuliahan. Untuk lebih jelasnya penulis akan membahas sesuai urutan chapter yang telah dipelajari kemarin. Sebagai catatan bahwa penulis hanya menulis apa yang penulis ketahui. Jadi akan sangat kurang jika dibandingkan dengan apa yang ada didalam buku ataupun apa yang telah diajarkan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan kata maaf atas ketidak sempurnaan paper ini.

ISI

Chapter 1

Auditing and the publik accounting profession

Dalam pendahuluan di atas sudah kita ketahui bahwa Auditing memainkan peran penting dalam setiap bisnis, pemerintah, dan ekonomi.Investor adalah salah satu pihak eksternal yang sangat membutuhkan laporan keuangan yang benar untuk membuat suatu keputusan. Banyak pihak lain yang juga sangat membutuhkan benarnya laporan keuangan seperti kreditor, bankir, analisis keuangan, lembaga ikatan, pemerintahan federal, dan lainya.

Audit sendiri merupakan proses sistematik secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan atau tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesetaraan antara pernyataan dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya ke pihak pengguna.

Audit juga dibagi menjadi 4 yaitu: Audit laporan keuangan, Audit kepatuhan, Audit laporan pengendalian internal, dan Audit Operasional. Auditornya pun dibagi menjadi 3 yaitu Auditor Independen, Auditor Internal, dan Auditor Pemerintahnya.

Seorang auditor memberikan layanan Jaminan atau jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi, atau konteksnya untuk pengambil keputusan. Selain itu seorang auditor juga memberikan jasa atestas yaitu satu di mana seorang auditor menjamin masalah Kantor Akuntan Publik komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang realitas pernyataan tertulis yang merupakan tanggung jawab pihak lain.

Jaminan yang diberikanpun memiliki tingkatnya seperti jaminan wajar, jaminan negatif (Jaminan Ulasan-Level), Setuju-Upon Prosedur, kompilasi tanpa Jaminan.

Menangkap peristiwa bisnis dalam bentuk data, comunicating total gambar dengan integritas dan objektivitas, mengubah informasi yang kompleks menjadi pengetahuan, mengantisipasi dan menciptakan peluang, membuat keputusan merupakan nilai audit dan jaminan pelayanan yang juga penting dalam sebuah jasa auditor.

Berikut Prosedur nilai Akuntan; Acara Bisnis (membuat sistem informasi dan berkomunikasi), data (berkomunikasi total gambar dengan integritas ang obyektif), informasi (Transformasi informasi yang kompleks menjadi pengetahuan), pengetahuan (Mengantisipasi dan menciptakan peluang), keputusan (mengubah menjadi kenyataan).

Konflik kepentingan, konsekuensi, kompleksitas, keterpencilan adalah 4 hal yang perlu Untuk mengaudit Laporan Keuangan.Audit juga memiliki manfaat ekonomi seperti akses ke pasar modal, biaya modal yang lebih rendah, jera inefisiensi dan penipuan, pengendalian dan perbaikan operasional.

Empat keterbatasan audit yaitu; biaya yang masuk akal, panjang akal waktu, prinsip akuntansi Alternatif, kuntansi memperkirakan.

Chapter 2

Auditor’s responsibilities and reports

Akuntansi dan audit memiliki hubungan yang sangat erat. Setelah audit sesuai dengan GAAS tanggung jawab auditor. Maka akan memberikan akuntansi yang sesuai dengan GAAP dengan tanggung jawab manajemen untuk mendistribusikan laporan keuangan dan auditor melaporkan kepada pemegang saham dalam laporan tahunan.

Audit didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan diverifikasi (ketika dua atau lebih individu yang berkualitas, bekerja secara independen, mencapai kesimpulan dasarnya sama dari data pemeriksaan). Didalam audit laporan keuangan, auditor mempertahankan hubungan profesional dengan empat kelompok yang penting seperti manajemen, dewan direksi, komite audit, dan pemegang saham.

Standar umum yang ada antara lain:

·Standar umum seperti; Pelatihan teknis yang memadai dan kemampuan, independen dalam sikap mental, perawatan profesional Due

·Standar kerja lapangan seperti; Perencanaan yang memadai dan tepat supervison, memahami entitas dan lingkungan-termasuk unit pengendalian internal, bukti audit kompeten yang cukup.

·Standart pelaporan seperti; Laporan keuangan disajikan sesuai dengan GAAP, konsistensi dalam penerapan GAAP, kecukupan pengungkapan informative, ekspresi pendapat

Pernyataan Standars Audit adalah interpretasi yang berlaku umum audit standart.

Kunci isu Associatied dengan jaminan yang disediakan oleh Audit seperti auditor independen, jaminan wajar, mendeteksi dan melaporkan penipuan, mendeteksi dan melaporkan tindakan illegal, mengevaluasi pengendalian internal, mengevaluasi whetter suatu entitas going concern.

Chapter 3

Profesional ethics

Etika memiliki arti karakter. Dengan istilah lain adalah moralitas. Hal ini berfokus pada "benar" atau "salah" perilaku manusia. Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang bertindak terhadap satu sama lain.

Enam kerangka langkah untuk etika umum

1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan dengan keputusan

2. Mengidentifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta

3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh keputusan tersebut dan bagaimana

4. Identifikasi alternatif pembuat keputusan

5. Mengidentifikasi konsekuensi dari setiap alternatif

6. Membuat ethicalchoice

Etika profesional merupakan komitmen profesi dengan prinsip-prinsip etika dan aturan perilaku. Proyek BPA visi mengidentifikasi: Integritas, objectifity, kompetensi, pendidikan berkelanjutan dan belajar seumur hidup, dan selaras dengan isu-isu bisnis yang luas.

AICPA suatu kode etik profesi yang memiliki misi-misi sendiri. Jadi mereka memiliki fungsi utama seperti pengaturan standart, penegakan etika, layanan penelusuran teknis

Komposisi dari kode etik profesi AICPA sepereti: Prinsip yang mengekspresikan tenents dasar perilaku etis dan menyediakan kerangka untuk aturan dan Aturan perilaku yang menetapkan standart minimal perilaku yang dapat diterima dalam kinerja jasa profesional

Etika Profesional Divisi Komite Eksekutif itu mengeluarkan pernyataan seperti: Interpretasi aturan perilaku dan Keputusan etis.

Tanggung jawab, Kepentingan public, Integritas, Obyektif dan kemandirian, Perawatan karena, Lingkup dan sifat jasa adalah Enam prinsip etika.

ATURAN 101 Independence

Seorang anggota dalam praktek umum harus independen dalam kinerja jasa profesional seperti yang dipersyaratkan oleh standar yang diumumkan oleh badan yang ditunjuk oleh dewan.

ATURAN 102 Integritas dan Objektivitas

Dalam kinerja dari setiap layanan profesional, anggota harus menjaga objectity dan integritas, harus bebas dari konflik kepentingan, dan tidak sadar menggambarkan fakta fakta atau bawahannya atau penilaian orang lain

Beberapa hal penegakan aturan perilaku seperti Papan akuntansi negara dan papan pengawasan publik akuntansi perusahaan, Menegakkan kode etik profesi AICPA, Prosedur penegakan etika Bersama, Prosedur papan sidang Joint, Ketentuan disiplin Otomatis.

Chapter 4

Auditor’s Legal Liability

Auditor berhubungan langsung dengan klien. Dalam kesepakatan tersebut menjelaskan tentang pelayanan yang akan diperoleh klien dan harus bekerja secara independen tanpa campur tangan atau pengaruh pihak lain termasuk klien tersebut. Dalam mengaudit, seorang auditor harus sesuai dengan aturan standar profesional sesuai GASS ( Generally Accepted Auditing Standard). Dalam hukum umum, auditor bertanggungjawab atas kelalaian biasa terkait dengan pelanggaran kontrak maupun tindak gugatan.

Hukum umum di setiap negara berbeda-beda, 3 doktrin penting yang membahas hukum umum kepada pihak ke-tiga yaitu: The primary beneficiaries doctrine, Restatement of torts doctrine, The foreseeable third parties doctrine.

Doktrin-doktrin di atas menjelaskan kapan auditor akan bertanggung jawab kepada pihak ke-tiga atas kelalaian biasa. Pertahanan utama dalam hukum biasa adalah ketelitian, dimana auditor berusaha untuk menunjukkan bahwa pengauditan dilakukan sesuai dengan GAAS.

Tanggung jawab auditor untuk pengguna laporan keuangan dalam tindakan sekuritas 1933 dan 1934 secara signifikan berbeda. Pada tahun 1933, securities act auditors bertanggung jawab atas kelalaian mereka kepada pihak yang membeli atau memperoleh sekuritas baru mencakup kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Sedangkan pada tahun 1934, auditor harus mampu menyelesaikan masalah-masalah mengenai perdagangan sekuritas seperti penggelapan uang, penipuan, dsb.

Dua pembaharuan penting dalam Private Securities Litigation Reform Act of 1995 meliputi (1) Mendirikan sebuah sistem kewajiban yang seimbang dan mencegah kerugian pada hukum sekuritas di pemerintah pusat. (2) Mendirikan reformasi lain yang mempersulit tuntutan hukum kepada auditor secara semena-mena.

Langkah-langkah yang diambil auditor dalam memperkecil proses pengadilan antara lain menggunakan surat keterlibatan untuk seluruh jasa professional, melakukan penyelidikan menyeluruh kepada calon klien, penekanan pada kualitas jasa daripada pertumbuhan perusahaan, menyetujui secara penuh keputusan professional, mengenal batasan-batasan dari keputusan professional, menetapkan dan menjaga standar yang tinggi dari pengendalian mutu, waspada terhadap hal-hal yang menyebabkan kerugian finansial pada klien.

Chapter 5

Overview Of The Financial Statement

Melakukan prosedur penilaian risiko, menilai risiko salah saji material, menanggapi risiko dinilai, menanggapi risiko dinilai, melakukan prosedur audit lebih lanjut, evaluasi bukti audit, komunikasikan temuan audit ketujuh hal tersebut adalah prpses-proses audit.

Untuk memahami Sepenuhnya risiko salah saji material yaitu melalui 7 langkah seperti; Identifikasi relevan asssertions pernyataan fianancial, Memahami entitas dan lingkungannya, Membuat keputusan tentang materi, Lakukan prosedur analythical, Mengidentifikasi risiko yang dapat mengakibatkan salah saji material, Mengembangkan strategi audit pendahuluan, Dan memahami pengendalian intern.

Salah saji auditors yaitu; Berkaitan faktor risiko potensi salah saji laporan keuangan, Menentukan apakah risiko yang besarnya suatu, Menentukan likeshood, Menentukan keberadaan risiko melekat yang signifikan. Tiga tanggapan umum terhadap nilai risiko yang meliputi keputusan yaitu; Staffing dan pengawasan audit, Sifat tes pemeriksaan, Tes pemeriksaan Timing, Tes pemeriksaan Luas

Prosedur penilaian risiko lebih lanjut, Tes kontrol, Dan tes Substatntive adalah tiga hal yang termasuk prosedur melakukan audit lebih lanjut. Sedangkan tiga langkah utama mengevaluasi bukti antara lain; Evaluasi kembali prosedur penilaian risiko, Tentukan significantce menemukan, Formulir dan dokumen kesimpulan.

Komunikasi dari temuan audit s dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Komunikasi atas laporan keuangan melalui laporan auditor

2. Diperlukan komunikasi lain dengan manajemen dan dewan directiors

3. Menemukan jaminan komunikasi jasa lainnya

Chapter 6

Audit Evidence

"Semua informasi yang digunakan oleh auditor dalam mencapai kesimpulan di mana opini audit digunakan". meliputi (1) Akuntansi record laporan keuangan yang mendasari (2) informasi lain yang corrobates catatan akuntansi dan mendukung auditor penalaran logis tentang penyajian wajar dalam laporan keuangan.

Sifat bukti audit

1.Catatan akuntansi umum meliputi catatan entri awal dan catatan pendukung (misalnya) termasuk Cek dan catatan transfer dana elektronik, Faktur, Kontrak, buku dan buku besar pembantu umum, Jurnal entri dan penyesuaian lain untuk laporan keuangan yang tidak tercermin dalam jurnal resmi, Records (worksheet dan spreadsheet yang didukung), Pengungkapan.

2.Informasi lainnya seperti: Waktu pertemuan, Konfirmasi dari pihak ketiga, Laporan Analisa, Brencmarking, Manual kontrol internal, Proses informasi audit througt, Informasi yang dikembangkan oleh auditor (kesimpulan).

Audit juga memiliki Pernyataan dan tujuan seperti; Menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan dan Perencanaan pengumpulan bukti audit bahwa respon terhadap risiko. Lima pernyataan manajemen terkait audit adalah Keberadaan, Kelengkapan, Hak dan kewajiban, Penilaian atau alokasi, Penyajian dan pengungkapan.

Rekening tujuan audit saldo, dalam merencanakan audit siklus pendapatan, auditor akan mengembangkan tujuan audit spesifik untuk hanya satu saldo piutang-akun. Bukti audit kompeten yang cukup yang akan diperoleh melalui prosedur audit yang dilaksanakan untuk membeli reasonables dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan - AU 326,01 Exposure Draft.

Kecukupan bukti audit antara lain aterialitas, risiko salah saji material, ukuran dan karakteristik populasi. Kompetensi bukti audit meliputirelevansi bukti audit, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keandalan bukti audit, profesional penghakiman.

Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, menguji efektivitas operasi pengendalian (uji laporan keuangan kontrol), mendukung pernyataan atau mendeteksi salah saji material (uji kata tersebut) adalah macam prosedur audit. Potensi prosedur pemeriksaan antara lain; Pemeriksaan dokumen dan catatan, pemeriksaan aset tidak berwujud, observasi, penyelidikan, konfirmasi, perhitungan, reperformance, prosedur analitis, teknik Audit Komputer-dibantu.

Keputusan tentang prosedur audit seperti Personalia dan Audit pengawasan - yang akan melakukan prosedur audit apa?, sifat tes audit - apa prosedur audit harus dilakukan?, waktu tes audit - ketika harus prosedur audit dilakukan, Tingkat tes audit - berapa banyak penduduk harus diaudit?.

Mendokumentasikan keputusan audit dan bukti audit, Program Audit, kertas kerja, catatan yang disimpan oleh auditor dari prosedur yang diterapkan, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, kesimpulan yang bersangkutan dicapai dalam audit. Jenis kertas kerjanya seperti neraca saldo kerja, jadwal dan analisis, audit memorandum dan dokumen corrobating informasi ini, mengatur dan reklasifikasi entri. Untuk mempersiapkan kertas kerja antara lain Pos, nomor Indeks , cross-referensi, centang tanda, tanda tangan dan tanggal. Beberapa hal untuk Meninjau kertas kerja seperti ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan, bukti dan menemukan diperoleh, audit latihan penghakiman, kesimpulan. Cara kerja file/berkas yaitu salinan dari artikel pendirian dan anggaran rumah tangga, Chart of account dan prosedur manual, organisasi grafik, tata letak tanaman, prosess manufaktur, dan produk principla, jangka modal saham dan obligasi, salinan kontrak jangka panjang, jadwal amortisasi, ringkasan prinsip akuntansi yang digunakan oleh klien.

Chapter 7

Accepting the Engagement and Planning the Audit

Langkah yang dilakukan auditor dalam melakukan pengauditan keuangan yaitu menerimaan penugasan.perencanaan audit, pengujian, pelaporan hasil audit. Auditor perlu memperhatikan dengan cermat setiap penugasan audit terutama audit atas klien baru. Klien baru ada 2 yaitu klien yang sama sekali belum pernah diaudit dan klien pindahan dari kantor akuntan publik lain. Hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum menerima penugasan, yaitu:

·Tanggungjawabmengenai independensi, integritas, dan objektivitas.

·Tanggungjawab terhadap klien yaitu melakukan audit dengan kompetensi dan profesionalisme yang tinggi.

·Tanggungjawab terhadap rekan seprofesi yaitu kemampuan melayani publik.

Mengevaluasi integritas manajemen, Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa, Menilai kompetensi staf audit, Menilai independensi staf auditor, Memutuskan untuk menerima atau menolak penugasan, Menyiapkan surat perikatan audit adalah langkah-langkah dalam mempertimbangkan penugasan penerimaan audit.

Langkah-langkah dalam penilaian resiko audit antara lain mengidentifikasi asersi-asersi laporan keuangan yang relevan., memperoleh dan memahami entitas dan lingkungannya, menyiapkan pemeriksaan awal dan materialitas, melakukan prosedur analisis, mempertimbangkan resiko audit termasuk fraud, mengembangkan strategi audit, mengetahui system internal dari pengawasan audit. Sifat dari Entitas dan Kebijakan Akuntansi, yaitu Operasi bisnis, investasi.struktur keuangan, pelaporan keuangan.

Rasio dan operasional statistic, indikator prestasi kinerja, ukuran kinerja pegawai dan perencanaan keringanan insentif, tren industry, ramalan, anggaran dan anilisis perbedaan adalah dapat dilakukan dengan beberapa cara mengukur dan meninjau kinerja keuangan suatu entitas.

Chapter 8

Materiality Decisions and Performing Analytical Procedures

Materialitas adalah Besarnya kelalaian atau salah saji informasi akuntansi. Dalam menerapkan definisi ini, auditor wajib mempertimbangkan baik (1) keadaan yang berkaitan dengan entitas (2) kebutuhan informasi dari mereka yang akan bergantung pada laporan keuangan yang diaudit. Pada tahap perencanaan audit, auditor harus menilai materialitas pada Tingkat laporan keuangan karena opini auditor atas kewajaran meluas ke laporan keuangan secara keseluruhan dan Tingkat saldo akun karena auditor memverifikasi saldo rekening dalam mencapai kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan.

Materialitas perencanaan digunakan dalam perencanaan pemeriksaan ketika auditor membuat penilaian awal tentang tingkat materialitas. Perencanaan materialitas mungkin berbeda dari tingkat materialitas yang digunakan dalam mengevaluasi temuan audit karena (1) keadaan sekitar dapat berubah (2) informasi tambahan tentang klien akan telah diperoleh selama audit. Beberapa tingkat materialitas dapat didefinisikan untuk setiap laporan keuangan.Sebagai contoh, untuk laporan laba rugi, materialitas dapat berhubungan dengan total pendapatan, laba usaha, laba sebelum pajak, atau laba bersih.Untuk neraca, materialitas dapat didasarkan pada total aktiva, aktiva lancar, modal kerja, atau ekuitas.

Untuk tujuan perencanaan, auditor harus menggunakan tingkat agregat terkecil dari salah saji dianggap material terhadap salah satu dari laporan keuangan. Aturan keputusan ini tepat karena (1) laporan keuangan saling terkait dan (2) banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih dari satu pernyataan.

Lima pedoman kuantitatif berikut ini ilustrasi yang umum digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut 5% sampai 10% dari laba bersih sebelum pajak, 1/2% sampai 1% dari total aset, 1% dari ekuitas, 1/2% sampai 1% dari pendapatan kotor, Sebuah persentase variabel berdasarkan besar dari total aktiva atau pendapatan.

Dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengalokasikan materialitas laporan keuangan ke rekening adalah (1) jumlah salah saji yang akan mempengaruhi pengguna laporan keuangan (2) kemungkinan biaya memverifikasi akun. Ketika jumlah kesalahan yang ditemukan dalam rekening kurang dari alokasi materialitas nya, bagian yang tidak terpakai dari alokasi materialitas dapat dialokasikan ke rekening lain.

Materialitas dan bukti audit berhubungan terbalik, yaitu, semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang dibutuhkan. Pertama auditor harus memproyeksikan salah saji yang dikenal ditemukan dalam sampel pada populasi yang dievaluasi. Auditor kemudian akan membandingkan salah saji diproyeksikan dengan salah saji ditoleransi untuk account. Sebagaimana dibahas dalam bagian b di bawah ini, auditor juga harus mempertimbangkan masalah kualitatif yang mungkin membuat salah saji material kepada pengguna laporan keuangan.

Setelah beberapa contoh dari salah saji yang mungkin kualitatif materi, bahkan jika mereka kuantitatif material salah saji perubahan dalam laba atau tren penjualan, salah saji menyembunyikan kegagalan untuk memenuhi ekspektasi konsensus analis keuangan 'untuk perusahaan, salah saji perubahan pendapatan rugi, atau salah saji adalah karena penipuan daripada kesalahan yang tidak disengaja.

Prosedur analitis yang digunakan:

1.Pada tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya.

2.Pada tahap pengujian, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang hal asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau golongan transaksi.

3.Pada akhir audit, dalam ulasan akhir kewajaran keseluruhan laporan keuangan yang diaudit.

Penggunaan pertama dan ketiga (yaitu, dengan menggunakan prosedur analitis dalam tahap perencanaan dan pada akhir audit) yang diperlukan dalam semua audit.Prosedur analitis dapat membantu auditor dalam perencanaan dengan (1) meningkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien, dan (2) mengidentifikasi area risiko yang lebih besar dari salah saji. Penggunaan efektif prosedur analitis dalam tahap perencanaan melibatkan penyelesaian sistematis langkah-langkah berikut:

1.Mengidentifikasi perhitungan / perbandingan yang akan dibuat.

2.Mengembangkan berbagai harapan.

3.Melakukan perhitungan.

4.Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan yang signifikan.

5.Menyelidiki perbedaan signifikan yang tak terduga.

6.Menentukan efek pada perencanaan audit.

Perhitungan dan perbandingan umum digunakan dalam prosedur analitis meliputi perbandingan mutlak saat ini, laporan keuangan common-size, analisis rasio, dan analisis trend.Premis dasar yang mendasari penggunaan prosedur analitis dalam mengaudit adalah bahwa hubungan antar data dapat diharapkan untuk terus tanpa adanya kondisi yang diketahui sebaliknya. Beberapa sumber informasi yang dapat digunakan oleh auditor dalam mengembangkan harapan meliputi:

1.Informasi keuangan klien untuk periode sebelumnya sebanding (s) memberikan pertimbangan terhadap perubahan dikenal.

2.Hasil yang diharapkan berdasarkan anggaran resmi atau perkiraan.

3.Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam periode tersebut.

4.Data industri.

5.Relationships informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan.

Chapter 9

Risiko Audit Termasuk Risiko Penipuan

Penipuan merupakan tindakan yang disengaja yang mengakibatkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek dari audit.Penipuan biasanya digambarkan sebagai timbul dari dua jenis saji, kecurangan pelaporan keuangan dan penyalahgunaan aset. Salah saji yang timbul dari kecurangan pelaporan keuangan adalah salah saji disengaja atau kelalaian dari jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang dirancang untuk menipu pengguna laporan keuangan di mana efeknya menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP ).

Penyalahgunaan aset dapat dicapai dengan berbagai cara, termasuk menggelapkan penerimaan, mencuri aset, atau menyebabkan suatu entitas untuk membayar barang atau jasa yang belum diterima. Ketiga elemen segitiga penipuan insentif dan tekanan, kesempatan, dan sikap dan rasionalisasi.

Sebuah contoh dari kecurangan pelaporan keuangan mungkin termasuk situasi di mana manajemen merasa tekanan yang signifikan untuk memenuhi perkiraan pendapatan (apakah analis konsensus perkiraan atau prakiraan manajemen) dan menjaga harga saham tinggi.Masalah pengakuan pendapatan berhubungan dengan keberadaan dan terjadinya penjualan dan piutang.Kapitalisasi biaya yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan (klasifikasi) dari pengeluaran.

Sebuah contoh dari penyalahgunaan aset mungkin mewakili situasi di mana pembukuan menggunakan kesempatan untuk menulis memeriksa untuk dia atau dirinya. Dalam situasi ini insentif atau tekanan mungkin berkaitan dengan kebutuhan dana untuk membayar sekolah swasta atau perguruan tinggi untuk anak, atau hanya untuk membeli gaya hidup yang orang ingin memiliki. Kesempatan akan terjadi ketika orang memiliki kewenangan untuk menandatangani cek dan pengendalian internal yang lemah.

Prosedur penilaian risiko yang umum digunakan untuk menilai risiko penipuan meliputi:

1.Meminta keterangan kepada manajemen dan lainnya dalam entitas untuk mendapatkan pandangan mereka tentang risiko penipuan dan bagaimana mereka ditangani.

2.Mengingat setiap hubungan yang tidak biasa atau tak terduga yang telah diidentifikasi dalam melakukan prosedur analitis dalam perencanaan audit.

3.Mengingat informasi lain yang diperoleh saat perencanaan audit, seperti melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman yang diperlukan pengendalian internal.

4.Mengingat informasi yang diperoleh saat melakukan prosedur yang berhubungan dengan penerimaan klien dan retensi.

Keempat tujuan "sesi brainstorming" yang dilakukan oleh tim audit untuk menilai risiko penipuan adalah untuk memungkinkan anggota junior tim audit untuk mendapatkan keuntungan dari lebih senior anggota pengetahuan klien audit dan bagaimana penipuan mungkin dilakukan, memungkinkan personil yang lebih berpengalaman satu set segar mata yang mungkin mengidentifikasi risiko yang mungkin akan diabaikan, memungkinkan manajemen audit untuk mengatur nada yang tepat untuk audit dan untuk menekankan pentingnya mendekati audit dengan "mempertanyakan pikiran", tekankan kemungkinan bahwa penipuan mungkin ada di setiap audit.

Dua risiko spesifik yang harus dipertimbangkan dalam setiap audit antara lain risiko masalah dengan pengakuan pendapatan dan risiko manajemen override kontrol internal.

Konsep risiko audit sangat penting karena memberikan kerangka kerja untukmembuat keputusan tentang risiko salah saji laporan keuangan (melekat dan mengendalikan risiko), dan membuat keputusan tentang tingkat yang sesuai risiko deteksi. Risiko yang melekat adalah kerentanan sebuah pernyataan ke salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak ada kontrol internal terkait.

Pengendalian risiko adalah risiko bahwa salah saji material dapat terjadi dalam sebuah pernyataan dan tidak akan ia dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal entitas. Pengendalian risiko tidak pernah bisa menjadi nol karena kontrol internal tidak dapat memberikan jaminan yang lengkap bahwa semua salah saji material akan dicegah atau dideteksi. Untuk mendukung penilaian risiko kontrol di bawah maksimum auditor harus mendapatkan bukti tentang efektivitas desain dan operasi pengendalian internal melalui prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal dan tes kontrol.

Analytical risiko prosedur adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam sebuah pernyataan melalui penerapan prosedur analitis. Auditor menentukan tingkat yang dapat diterima direncanakan prosedur analitis risiko yang didasarkan untuk setiap pernyataan berdasarkan efektivitas yang diharapkan dari prosedur analitis dilakukan.Prosedur analitis tidak dapat digantikan untuk tes rincian jika risiko yang melekat tinggi. Auditor harus menanggapi ini risiko yang melekat signifikan dengan menilai risiko yang melekat sebagai maksimum atau tinggi untuk pernyataan yang relevan, memperoleh bukti tentang efektivitas desain pengendalian internal terkait dengan pernyataan, memastikan bahwa bukti tentang intern kontrol atas risiko yang melekat signifikan diperoleh selama periode audit saat ini, dan memperoleh bukti yang signifikan melalui tes rincian transaksi dan saldo.

Pengujian rincian risiko adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam sebuah pernyataan melalui penerapan pengujian rinci seperti tes transaksi atau tes saldo. Untuk tingkat tertentu dari risiko audit, ada hubungan terbalik antara tingkat menilai risiko yang melekat, risiko pengendalian, dan prosedur analitis risiko untuk sebuah pernyataan dan tingkat risiko deteksi untuk pengujian rinci bahwa auditor dapat menerima untuk pernyataan bahwa.

Auditor umum dapat disimpulkan bahwa hubungan berikut ada antara risiko audit, materialitas dan bukti audit. Jika risiko audit tetap konstan dan tingkat materialitas berkurang, jaminan yang diperoleh dari pengujian substantif harus meningkat, yang akan membutuhkan, bukti yang kompeten lebih memadai. Selain itu, auditor umumnya dapat menyimpulkan bahwa hubungan berikut ada antara risiko deteksi, materialitas dan pengujian substantif.Jika risiko deteksi yang tetap konstan dan tingkat materialitas berkurang, jaminan yang diperoleh dari pengujian substantif harus meningkat.

Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah tepat untuk mendukung pendapat apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material. Sebuah strategi audit pendahuluan merupakan pertimbangan awal auditor tentang pendekatan audit dan didasarkan pada asumsi tertentu tentang pelaksanaan audit. Ini bukan spesifikasi rinci prosedur audit yang akan dilakukan.

Keempat komponen strategi audit pendahuluan adalah:

1.Tingkat risiko yang melekat.

2.Tingkat direncanakan risiko pengendalian mempertimbangkan

3.Tingkat pemahaman pengendalian internal yang akan diperoleh.

4.Tes kontrol yang akan dilakukan dalam menilai risiko kontrol.

Tingkat direncanakan pengujian rinci yang, bila dikombinasikan dengan prosedur lain, mengurangi risiko audit ke tingkat yang tepat rendah.Strategi Audit Ketiganya adalah respon untuk menurunkan risiko yang melekat, tingkat dinilai lebih rendah dari pendekatan pengendalian risiko, dan pendekatan terutama substantif. Alasan untuk menggunakan strategi bersama untuk sekelompok pernyataan dipengaruhi oleh kelas yang sama dari transaksi adalah bahwa pengendalian internal banyak fokus pada pengolahan satu jenis atau golongan transaksi.

Chapter 10

Understanding internal control

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang desain kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing komponen pengendalian internal dan apakah kebijakan dan prosedur telah ditempatkan dalam operasi.Dalam memperoleh pemahaman, auditor harus memperoleh pengetahuan yang memadai tentang komponen pengendalian internal untuk dapat mengidentifikasi jenis salah saji potensial, pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material, desain pengujian substantif untuk memberikan keyakinan memadai untuk mendeteksi salah saji.

Auditor memperoleh pemahaman melalui meninjau pengalaman sebelumnya dengan klien, kirim manajemen yang tepat dan personil pengawas dan staf, memeriksa dokumen dan catatan, mengamati kegiatan entitas dan operasi.Dokumentasi auditor dalam kertas kerja dapat dilakukan melalui kuesioner, diagram alur, dan memorandum narasi.Keuntungan dari kuesioner termasuk bahwa mereka biasanya dikembangkan oleh para profesional yang sangat berpengalaman dan memberikan bimbingan yang sangat baik kepada staf yang kurang berpengalaman yang mungkin memperoleh pemahaman pada keterlibatan tertentu, relatif mudah digunakan, dan secara signifikan mengurangi kemungkinan menghadap masalah pengendalian internal yang penting.

Flowchart harus memungkinkan auditor untuk melihat hubungan yang ada antara kontrol, dan memfasilitasi identifikasi kontrol kunci yang terkait dengan asersi laporan keuangan tertentu. Mereka dapat dibuat dalam berbagai tingkat detail oleh auditor atau diperoleh dari klien.

Memorandum Narasi mungkin adalah bentuk paling mudah dokumentasi untuk mempersiapkan dan sangat efektif audit entitas yang lebih kecil dengan sistem yang cukup sederhana pengendalian internal.Setiap tahun, memorandum narasi harus dievaluasi secara kritis untuk memastikan apakah sistem yang dijelaskan masih merupakan sistem yang digunakan.

Butir a. Komponen Pengendalian Intern b. Contoh tambahan komponen pengendalian internal.

1.Lingkungan pengendalian Sebuah komite audit dibentuk terdiri dari direksi luar.

2.Kegiatan pengendalian Akses ke komputer mainframe, persediaan, dan kas dan surat dibatasi (kontrol fisik).

3.Manajemen lingkungan pengendalian yang terlibat dalam menetapkan kebijakan untuk mengembangkan, memodifikasi dan menggunakan program komputer dan data.

4.Manajemen Pemantauan menerima informasi dari auditor eksternal mengenai kelemahan dalam pengendalian internal dan rekomendasi perbaikan.

5.Manajemen Penilaian risiko dengan hati-hati menilai dampak dari undang-undang baru dan peraturan tentang praktek bisnis dan pelaporan.

6.Kegiatan pengendalian Kontrol berada di tempat untuk meninjau, tes, dan menyetujui semua sistem baru, kontrol perubahan program, dan prosedur dokumen.

7.Kegiatan pengendalian kontrol Fisik membatasi akses langsung ke aset dan catatan dan membatasi akses tidak langsung melalui persiapan atau pengolahan dokumen yang mengizinkan pelepasan aset.

8.Kegiatan pengendalian tanggung jawab manajemen meliputi penilaian kinerja di mana tingkat yang tepat dari manajemen ulasan pencairan dibebankan ke pusat tanggung jawab mereka.

9.Wewenang dan tanggung jawab Pemantauan diberikan sedemikian rupa bahwa setiap individu tahu bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan orang lain untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan entitas, dan bagaimana ia akan bertanggung jawab atas kinerja entitas.

10.Informasi dan komunikasi Sistem akuntansi mencakup ketentuan untuk benar mengukur dan mencatat nilai transaksi dalam laporan keuangan.

KESIMPULAN

Dalam menjalankan audit kinerja manajemen seorang auditor melakukan 5 tahapan yang memiliki tujuan masing-masing lima tahapan dalam audit kinerja manajemen beserta tujuannya antara lain:

1.Tahap Audit pendahuluan dengan tujuan Pemahaman Auditor terhadap objek audit, Penentuan Tujuan Audit, Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit, Penelaahan terhadap peraturan dan kebijakan yang berkaitan denga objek Audit, Pengembangan Kriteria Awal dalam Audit.

2.Tahap Review Terhadap Pengendalian manajemen dengan tujuan Pernyataan tujuan perusahaan, Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan, Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul dan adanya pemisahan fungsi yang memadai, kebijakan dan praktik yang sehat, system review yang efektif.

3.Tahap Audit lanjutan dengan tujuan mengumpulkantambahan informasi latar belakang, memperoleh bukti, Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokannya kedalam kelompok criteria, penyebab dan akibat, Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan, Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan

4.Tahap Pelaporan Mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi pihak yang berkepentingan à laporan komprehensif à menyajikan temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi.

5.Tahap Tindak lanjut Mendorong pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbankan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.

Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Dalam penyajian laporan audit terdiri darai dua cara yaitu penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit dan penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit.PAPER AUDITING

Diajukan sebagai tugas akhir semester IV

Dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Audit 1

Pembina Siti Shofrotun, SE

Oleh:

Oleh:

Muflikh Latief

11010050

Swastamandiri Accounting School - Al-Esaf Spesial Program

Surakarta

2013

PENDAHULUAN

Audit memiliki peran penting disetiap bidang baik bisnis, pemerintah, maupun ekonomi. Dalam sebuah perusahaan peran audit sangat penting adanya. Tanpa sebuah audit mustahil perusahaan dapat berjalan seperti yang diharapkan. Laporan keuangan sebagai hasil dari akuntansi memiliki hubungan yang sangat penting dengan audit. Tidak ada artinya sebuah akuntansi tanpa adanya audit bagi suatu perusahaan. Sebagai auditor kita harus mengerti tentang akuntansi sehingga kita mengaudit sebuah perusahan dengan baik. Oleh karna itu peran audit setingkat lebih tinggi dari akuntansi di sebuah perusahaan.

Menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak eksternal adalah pekerjaan yang di tugaskan oleh perusahaan kepada pegawai akuntannya.Akan tetapi banyak akuntan yang melakukan kesalahan dalam membuat informasi keuangan tersebut. Perusahaan akan melakukan apapun untuk menghasilkan sebuah laporan keuangannya terlihat cantik. Sebagai seorang akuntan yang bekerja dibawah pemimpin perusahan tidak bisa menolak apa yang diperintahkahkan kepadanya.

Banyaknya pihak eksternal yang dirugikan oleh kejadian seperti itu, dengan hadirnya auditor kini pihak eksternal tidak perlu lagi khawatir karena seorang auditor tidak bekerja pada perusahaan yang bersangkutan, bahkan seorang auditor yang ditugaskan perusahaan tertentu tidak boleh ada hubungan khusus dengan perusahaan yang diaudit seperti hubungan keluarga, teman ataupun yang lainya. Seorang auditor bekerja pada sektor jasa publik seperti Kantor Akuntan Publik (KAP). Berbagai permasalahan keuangan seperti korupsi di negri ini tidak lain karena ulah seorang auditor yang tidak bekerja secara profesional sehingga merugikan berbagai pihak. Seorang auditor harus teguh pendiriannya dan memiliki iman yang kuat sebagai dinding dari godaan-godaan yang ada dalam pekerjaannya itu.

Tidak sedikit seorang auditor yang tergoda dan melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya telah ia ketahui dampak dari perbuatanya itu. Seorang auditor juga manusia biasa dimana pasti akan ada keadaan yang menyulitkan hidupnya. Dengan situasi dan kondisi yang sulit seorang auditor melakukan kesalahan tersebut demi terselesaikan masalah hidupnya.Dalam waktu dekat memang kesalahan yang dibuatnya itu menguntungkan bagi dirinya dan perusahaan yang diaudit. Akan tetapi dampak yang sebenarnya akan lebih merugikan banyak pihak, tidak terkecuali dirinya sendiri.

Dari pendahuluan diatas bisa dilihat bahwa penulis ingin mengupas tuntas tentang audit sesuai apa yang telah penulis dapatkan dalam perkuliahan selama ini. Setidaknya ada 10 chapter yang telah dibahas dalam perkuliahan. Untuk lebih jelasnya penulis akan membahas sesuai urutan chapter yang telah dipelajari kemarin. Sebagai catatan bahwa penulis hanya menulis apa yang penulis ketahui. Jadi akan sangat kurang jika dibandingkan dengan apa yang ada didalam buku ataupun apa yang telah diajarkan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan kata maaf atas ketidak sempurnaan paper ini.

ISI

Chapter 1

Auditing and the publik accounting profession

Dalam pendahuluan di atas sudah kita ketahui bahwa Auditing memainkan peran penting dalam setiap bisnis, pemerintah, dan ekonomi.Investor adalah salah satu pihak eksternal yang sangat membutuhkan laporan keuangan yang benar untuk membuat suatu keputusan. Banyak pihak lain yang juga sangat membutuhkan benarnya laporan keuangan seperti kreditor, bankir, analisis keuangan, lembaga ikatan, pemerintahan federal, dan lainya.

Audit sendiri merupakan proses sistematik secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan atau tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesetaraan antara pernyataan dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya ke pihak pengguna.

Audit juga dibagi menjadi 4 yaitu: Audit laporan keuangan, Audit kepatuhan, Audit laporan pengendalian internal, dan Audit Operasional. Auditornya pun dibagi menjadi 3 yaitu Auditor Independen, Auditor Internal, dan Auditor Pemerintahnya.

Seorang auditor memberikan layanan Jaminan atau jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi, atau konteksnya untuk pengambil keputusan. Selain itu seorang auditor juga memberikan jasa atestas yaitu satu di mana seorang auditor menjamin masalah Kantor Akuntan Publik komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang realitas pernyataan tertulis yang merupakan tanggung jawab pihak lain.

Jaminan yang diberikanpun memiliki tingkatnya seperti jaminan wajar, jaminan negatif (Jaminan Ulasan-Level), Setuju-Upon Prosedur, kompilasi tanpa Jaminan.

Menangkap peristiwa bisnis dalam bentuk data, comunicating total gambar dengan integritas dan objektivitas, mengubah informasi yang kompleks menjadi pengetahuan, mengantisipasi dan menciptakan peluang, membuat keputusan merupakan nilai audit dan jaminan pelayanan yang juga penting dalam sebuah jasa auditor.

Berikut Prosedur nilai Akuntan; Acara Bisnis (membuat sistem informasi dan berkomunikasi), data (berkomunikasi total gambar dengan integritas ang obyektif), informasi (Transformasi informasi yang kompleks menjadi pengetahuan), pengetahuan (Mengantisipasi dan menciptakan peluang), keputusan (mengubah menjadi kenyataan).

Konflik kepentingan, konsekuensi, kompleksitas, keterpencilan adalah 4 hal yang perlu Untuk mengaudit Laporan Keuangan.Audit juga memiliki manfaat ekonomi seperti akses ke pasar modal, biaya modal yang lebih rendah, jera inefisiensi dan penipuan, pengendalian dan perbaikan operasional.

Empat keterbatasan audit yaitu; biaya yang masuk akal, panjang akal waktu, prinsip akuntansi Alternatif, kuntansi memperkirakan.

Chapter 2

Auditor’s responsibilities and reports

Akuntansi dan audit memiliki hubungan yang sangat erat. Setelah audit sesuai dengan GAAS tanggung jawab auditor. Maka akan memberikan akuntansi yang sesuai dengan GAAP dengan tanggung jawab manajemen untuk mendistribusikan laporan keuangan dan auditor melaporkan kepada pemegang saham dalam laporan tahunan.

Audit didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan diverifikasi (ketika dua atau lebih individu yang berkualitas, bekerja secara independen, mencapai kesimpulan dasarnya sama dari data pemeriksaan). Didalam audit laporan keuangan, auditor mempertahankan hubungan profesional dengan empat kelompok yang penting seperti manajemen, dewan direksi, komite audit, dan pemegang saham.

Standar umum yang ada antara lain:

·Standar umum seperti; Pelatihan teknis yang memadai dan kemampuan, independen dalam sikap mental, perawatan profesional Due

·Standar kerja lapangan seperti; Perencanaan yang memadai dan tepat supervison, memahami entitas dan lingkungan-termasuk unit pengendalian internal, bukti audit kompeten yang cukup.

·Standart pelaporan seperti; Laporan keuangan disajikan sesuai dengan GAAP, konsistensi dalam penerapan GAAP, kecukupan pengungkapan informative, ekspresi pendapat

Pernyataan Standars Audit adalah interpretasi yang berlaku umum audit standart.

Kunci isu Associatied dengan jaminan yang disediakan oleh Audit seperti auditor independen, jaminan wajar, mendeteksi dan melaporkan penipuan, mendeteksi dan melaporkan tindakan illegal, mengevaluasi pengendalian internal, mengevaluasi whetter suatu entitas going concern.

Chapter 3

Profesional ethics

Etika memiliki arti karakter. Dengan istilah lain adalah moralitas. Hal ini berfokus pada "benar" atau "salah" perilaku manusia. Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang-orang bertindak terhadap satu sama lain.

Enam kerangka langkah untuk etika umum

1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan dengan keputusan

2. Mengidentifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta

3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh keputusan tersebut dan bagaimana

4. Identifikasi alternatif pembuat keputusan

5. Mengidentifikasi konsekuensi dari setiap alternatif

6. Membuat ethicalchoice

Etika profesional merupakan komitmen profesi dengan prinsip-prinsip etika dan aturan perilaku. Proyek BPA visi mengidentifikasi: Integritas, objectifity, kompetensi, pendidikan berkelanjutan dan belajar seumur hidup, dan selaras dengan isu-isu bisnis yang luas.

AICPA suatu kode etik profesi yang memiliki misi-misi sendiri. Jadi mereka memiliki fungsi utama seperti pengaturan standart, penegakan etika, layanan penelusuran teknis

Komposisi dari kode etik profesi AICPA sepereti: Prinsip yang mengekspresikan tenents dasar perilaku etis dan menyediakan kerangka untuk aturan dan Aturan perilaku yang menetapkan standart minimal perilaku yang dapat diterima dalam kinerja jasa profesional

Etika Profesional Divisi Komite Eksekutif itu mengeluarkan pernyataan seperti: Interpretasi aturan perilaku dan Keputusan etis.

Tanggung jawab, Kepentingan public, Integritas, Obyektif dan kemandirian, Perawatan karena, Lingkup dan sifat jasa adalah Enam prinsip etika.

ATURAN 101 Independence

Seorang anggota dalam praktek umum harus independen dalam kinerja jasa profesional seperti yang dipersyaratkan oleh standar yang diumumkan oleh badan yang ditunjuk oleh dewan.

ATURAN 102 Integritas dan Objektivitas

Dalam kinerja dari setiap layanan profesional, anggota harus menjaga objectity dan integritas, harus bebas dari konflik kepentingan, dan tidak sadar menggambarkan fakta fakta atau bawahannya atau penilaian orang lain

Beberapa hal penegakan aturan perilaku seperti Papan akuntansi negara dan papan pengawasan publik akuntansi perusahaan, Menegakkan kode etik profesi AICPA, Prosedur penegakan etika Bersama, Prosedur papan sidang Joint, Ketentuan disiplin Otomatis.

Chapter 4

Auditor’s Legal Liability

Auditor berhubungan langsung dengan klien. Dalam kesepakatan tersebut menjelaskan tentang pelayanan yang akan diperoleh klien dan harus bekerja secara independen tanpa campur tangan atau pengaruh pihak lain termasuk klien tersebut. Dalam mengaudit, seorang auditor harus sesuai dengan aturan standar profesional sesuai GASS ( Generally Accepted Auditing Standard). Dalam hukum umum, auditor bertanggungjawab atas kelalaian biasa terkait dengan pelanggaran kontrak maupun tindak gugatan.

Hukum umum di setiap negara berbeda-beda, 3 doktrin penting yang membahas hukum umum kepada pihak ke-tiga yaitu: The primary beneficiaries doctrine, Restatement of torts doctrine, The foreseeable third parties doctrine.

Doktrin-doktrin di atas menjelaskan kapan auditor akan bertanggung jawab kepada pihak ke-tiga atas kelalaian biasa. Pertahanan utama dalam hukum biasa adalah ketelitian, dimana auditor berusaha untuk menunjukkan bahwa pengauditan dilakukan sesuai dengan GAAS.

Tanggung jawab auditor untuk pengguna laporan keuangan dalam tindakan sekuritas 1933 dan 1934 secara signifikan berbeda. Pada tahun 1933, securities act auditors bertanggung jawab atas kelalaian mereka kepada pihak yang membeli atau memperoleh sekuritas baru mencakup kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Sedangkan pada tahun 1934, auditor harus mampu menyelesaikan masalah-masalah mengenai perdagangan sekuritas seperti penggelapan uang, penipuan, dsb.

Dua pembaharuan penting dalam Private Securities Litigation Reform Act of 1995 meliputi (1) Mendirikan sebuah sistem kewajiban yang seimbang dan mencegah kerugian pada hukum sekuritas di pemerintah pusat. (2) Mendirikan reformasi lain yang mempersulit tuntutan hukum kepada auditor secara semena-mena.

Langkah-langkah yang diambil auditor dalam memperkecil proses pengadilan antara lain menggunakan surat keterlibatan untuk seluruh jasa professional, melakukan penyelidikan menyeluruh kepada calon klien, penekanan pada kualitas jasa daripada pertumbuhan perusahaan, menyetujui secara penuh keputusan professional, mengenal batasan-batasan dari keputusan professional, menetapkan dan menjaga standar yang tinggi dari pengendalian mutu, waspada terhadap hal-hal yang menyebabkan kerugian finansial pada klien.

Chapter 5

Overview Of The Financial Statement

Melakukan prosedur penilaian risiko, menilai risiko salah saji material, menanggapi risiko dinilai, menanggapi risiko dinilai, melakukan prosedur audit lebih lanjut, evaluasi bukti audit, komunikasikan temuan audit ketujuh hal tersebut adalah prpses-proses audit.

Untuk memahami Sepenuhnya risiko salah saji material yaitu melalui 7 langkah seperti; Identifikasi relevan asssertions pernyataan fianancial, Memahami entitas dan lingkungannya, Membuat keputusan tentang materi, Lakukan prosedur analythical, Mengidentifikasi risiko yang dapat mengakibatkan salah saji material, Mengembangkan strategi audit pendahuluan, Dan memahami pengendalian intern.

Salah saji auditors yaitu; Berkaitan faktor risiko potensi salah saji laporan keuangan, Menentukan apakah risiko yang besarnya suatu, Menentukan likeshood, Menentukan keberadaan risiko melekat yang signifikan. Tiga tanggapan umum terhadap nilai risiko yang meliputi keputusan yaitu; Staffing dan pengawasan audit, Sifat tes pemeriksaan, Tes pemeriksaan Timing, Tes pemeriksaan Luas

Prosedur penilaian risiko lebih lanjut, Tes kontrol, Dan tes Substatntive adalah tiga hal yang termasuk prosedur melakukan audit lebih lanjut. Sedangkan tiga langkah utama mengevaluasi bukti antara lain; Evaluasi kembali prosedur penilaian risiko, Tentukan significantce menemukan, Formulir dan dokumen kesimpulan.

Komunikasi dari temuan audit s dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Komunikasi atas laporan keuangan melalui laporan auditor

2. Diperlukan komunikasi lain dengan manajemen dan dewan directiors

3. Menemukan jaminan komunikasi jasa lainnya

Chapter 6

Audit Evidence

"Semua informasi yang digunakan oleh auditor dalam mencapai kesimpulan di mana opini audit digunakan". meliputi (1) Akuntansi record laporan keuangan yang mendasari (2) informasi lain yang corrobates catatan akuntansi dan mendukung auditor penalaran logis tentang penyajian wajar dalam laporan keuangan.

Sifat bukti audit

1.Catatan akuntansi umum meliputi catatan entri awal dan catatan pendukung (misalnya) termasuk Cek dan catatan transfer dana elektronik, Faktur, Kontrak, buku dan buku besar pembantu umum, Jurnal entri dan penyesuaian lain untuk laporan keuangan yang tidak tercermin dalam jurnal resmi, Records (worksheet dan spreadsheet yang didukung), Pengungkapan.

2.Informasi lainnya seperti: Waktu pertemuan, Konfirmasi dari pihak ketiga, Laporan Analisa, Brencmarking, Manual kontrol internal, Proses informasi audit througt, Informasi yang dikembangkan oleh auditor (kesimpulan).

Audit juga memiliki Pernyataan dan tujuan seperti; Menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan dan Perencanaan pengumpulan bukti audit bahwa respon terhadap risiko. Lima pernyataan manajemen terkait audit adalah Keberadaan, Kelengkapan, Hak dan kewajiban, Penilaian atau alokasi, Penyajian dan pengungkapan.

Rekening tujuan audit saldo, dalam merencanakan audit siklus pendapatan, auditor akan mengembangkan tujuan audit spesifik untuk hanya satu saldo piutang-akun. Bukti audit kompeten yang cukup yang akan diperoleh melalui prosedur audit yang dilaksanakan untuk membeli reasonables dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan - AU 326,01 Exposure Draft.

Kecukupan bukti audit antara lain aterialitas, risiko salah saji material, ukuran dan karakteristik populasi. Kompetensi bukti audit meliputirelevansi bukti audit, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keandalan bukti audit, profesional penghakiman.

Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, menguji efektivitas operasi pengendalian (uji laporan keuangan kontrol), mendukung pernyataan atau mendeteksi salah saji material (uji kata tersebut) adalah macam prosedur audit. Potensi prosedur pemeriksaan antara lain; Pemeriksaan dokumen dan catatan, pemeriksaan aset tidak berwujud, observasi, penyelidikan, konfirmasi, perhitungan, reperformance, prosedur analitis, teknik Audit Komputer-dibantu.

Keputusan tentang prosedur audit seperti Personalia dan Audit pengawasan - yang akan melakukan prosedur audit apa?, sifat tes audit - apa prosedur audit harus dilakukan?, waktu tes audit - ketika harus prosedur audit dilakukan, Tingkat tes audit - berapa banyak penduduk harus diaudit?.

Mendokumentasikan keputusan audit dan bukti audit, Program Audit, kertas kerja, catatan yang disimpan oleh auditor dari prosedur yang diterapkan, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, kesimpulan yang bersangkutan dicapai dalam audit. Jenis kertas kerjanya seperti neraca saldo kerja, jadwal dan analisis, audit memorandum dan dokumen corrobating informasi ini, mengatur dan reklasifikasi entri. Untuk mempersiapkan kertas kerja antara lain Pos, nomor Indeks , cross-referensi, centang tanda, tanda tangan dan tanggal. Beberapa hal untuk Meninjau kertas kerja seperti ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan, bukti dan menemukan diperoleh, audit latihan penghakiman, kesimpulan. Cara kerja file/berkas yaitu salinan dari artikel pendirian dan anggaran rumah tangga, Chart of account dan prosedur manual, organisasi grafik, tata letak tanaman, prosess manufaktur, dan produk principla, jangka modal saham dan obligasi, salinan kontrak jangka panjang, jadwal amortisasi, ringkasan prinsip akuntansi yang digunakan oleh klien.

Chapter 7

Accepting the Engagement and Planning the Audit

Langkah yang dilakukan auditor dalam melakukan pengauditan keuangan yaitu menerimaan penugasan.perencanaan audit, pengujian, pelaporan hasil audit. Auditor perlu memperhatikan dengan cermat setiap penugasan audit terutama audit atas klien baru. Klien baru ada 2 yaitu klien yang samasekali belum pernah diaudit dan klien pindahan dari kantor akuntan publik lain. Hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum menerima penugasan, yaitu:

·Tanggungjawabmengenai independensi, integritas, dan objektivitas.

·Tanggungjawab terhadap klien yaitu melakukan audit dengan kompetensi dan profesionalisme yang tinggi.

·Tanggungjawab terhadap rekan seprofesi yaitu kemampuan melayani publik.

Mengevaluasi integritas manajemen, Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa, Menilai kompetensi staf audit, Menilai independensi staf auditor, Memutuskan untuk menerima atau menolak penugasan, Menyiapkan surat perikatan audit adalah langkah-langkah dalam mempertimbangkan penugasan penerimaan audit.

Langkah-langkah dalam penilaian resiko audit antara lain mengidentifikasi asersi-asersi laporan keuangan yang relevan., memperoleh dan memahami entitas dan lingkungannya, menyiapkan pemeriksaan awal dan materialitas, melakukan prosedur analisis, mempertimbangkan resiko audit termasuk fraud, mengembangkan strategi audit, mengetahui system internal dari pengawasan audit. Sifat dari Entitas dan Kebijakan Akuntansi, yaitu Operasi bisnis, investasi.struktur keuangan, pelaporan keuangan.

Rasio dan operasional statistic, indikator prestasi kinerja, ukuran kinerja pegawai dan perencanaan keringanan insentif, tren industry, ramalan, anggaran dan anilisis perbedaan adalah dapat dilakukan dengan beberapa cara mengukur dan meninjau kinerja keuangan suatu entitas.

Chapter 8

Materiality Decisions and Performing Analytical Procedures

Materialitas adalah Besarnya kelalaian atau salah saji informasi akuntansi. Dalam menerapkan definisi ini, auditor wajib mempertimbangkan baik (1) keadaan yang berkaitan dengan entitas (2) kebutuhan informasi dari mereka yang akan bergantung pada laporan keuangan yang diaudit. Pada tahap perencanaan audit, auditor harus menilai materialitas pada Tingkat laporan keuangan karena opini auditor atas kewajaran meluas ke laporan keuangan secara keseluruhan dan Tingkat saldo akun karena auditor memverifikasi saldo rekening dalam mencapai kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan.

Materialitas perencanaan digunakan dalam perencanaan pemeriksaan ketika auditor membuat penilaian awal tentang tingkat materialitas. Perencanaan materialitas mungkin berbeda dari tingkat materialitas yang digunakan dalam mengevaluasi temuan audit karena (1) keadaan sekitar dapat berubah (2) informasi tambahan tentang klien akan telah diperoleh selama audit. Beberapa tingkat materialitas dapat didefinisikan untuk setiap laporan keuangan.Sebagai contoh, untuk laporan laba rugi, materialitas dapat berhubungan dengan total pendapatan, laba usaha, laba sebelum pajak, atau laba bersih.Untuk neraca, materialitas dapat didasarkan pada total aktiva, aktiva lancar, modal kerja, atau ekuitas.

Untuk tujuan perencanaan, auditor harus menggunakan tingkat agregat terkecil dari salah saji dianggap material terhadap salah satu dari laporan keuangan. Aturan keputusan ini tepat karena (1) laporan keuangan saling terkait dan (2) banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih dari satu pernyataan.

Lima pedoman kuantitatif berikut ini ilustrasi yang umum digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut 5% sampai 10% dari laba bersih sebelum pajak, 1/2% sampai 1% dari total aset, 1% dari ekuitas, 1/2% sampai 1% dari pendapatan kotor, Sebuah persentase variabel berdasarkan besar dari total aktiva atau pendapatan.

Dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengalokasikan materialitas laporan keuangan ke rekening adalah (1) jumlah salah saji yang akan mempengaruhi pengguna laporan keuangan (2) kemungkinan biaya memverifikasi akun. Ketika jumlah kesalahan yang ditemukan dalam rekening kurang dari alokasi materialitas nya, bagian yang tidak terpakai dari alokasi materialitas dapat dialokasikan ke rekening lain.

Materialitas dan bukti audit berhubungan terbalik, yaitu, semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang dibutuhkan. Pertama auditor harus memproyeksikan salah saji yang dikenal ditemukan dalam sampel pada populasi yang dievaluasi. Auditor kemudian akan membandingkan salah saji diproyeksikan dengan salah saji ditoleransi untuk account. Sebagaimana dibahas dalam bagian b di bawah ini, auditor juga harus mempertimbangkan masalah kualitatif yang mungkin membuat salah saji material kepada pengguna laporan keuangan.

Setelah beberapa contoh dari salah saji yang mungkin kualitatif materi, bahkan jika mereka kuantitatif material salah saji perubahan dalam laba atau tren penjualan, salah saji menyembunyikan kegagalan untuk memenuhi ekspektasi konsensus analis keuangan 'untuk perusahaan, salah saji perubahan pendapatan rugi, atau salah saji adalah karena penipuan daripada kesalahan yang tidak disengaja.

Prosedur analitis yang digunakan:

1.Pada tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya.

2.Pada tahap pengujian, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang hal asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau golongan transaksi.

3.Pada akhir audit, dalam ulasan akhir kewajaran keseluruhan laporan keuangan yang diaudit.

Penggunaan pertama dan ketiga (yaitu, dengan menggunakan prosedur analitis dalam tahap perencanaan dan pada akhir audit) yang diperlukan dalam semua audit.Prosedur analitis dapat membantu auditor dalam perencanaan dengan (1) meningkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien, dan (2) mengidentifikasi area risiko yang lebih besar dari salah saji. Penggunaan efektif prosedur analitis dalam tahap perencanaan melibatkan penyelesaian sistematis langkah-langkah berikut:

1.Mengidentifikasi perhitungan / perbandingan yang akan dibuat.

2.Mengembangkan berbagai harapan.

3.Melakukan perhitungan.

4.Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan yang signifikan.

5.Menyelidiki perbedaan signifikan yang tak terduga.

6.Menentukan efek pada perencanaan audit.

Perhitungan dan perbandingan umum digunakan dalam prosedur analitis meliputi perbandingan mutlak saat ini, laporan keuangan common-size, analisis rasio, dan analisis trend.Premis dasar yang mendasari penggunaan prosedur analitis dalam mengaudit adalah bahwa hubungan antar data dapat diharapkan untuk terus tanpa adanya kondisi yang diketahui sebaliknya. Beberapa sumber informasi yang dapat digunakan oleh auditor dalam mengembangkan harapan meliputi:

1.Informasi keuangan klien untuk periode sebelumnya sebanding (s) memberikan pertimbangan terhadap perubahan dikenal.

2.Hasil yang diharapkan berdasarkan anggaran resmi atau perkiraan.

3.Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam periode tersebut.

4.Data industri.

5.Relationships informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan.

Chapter 9

Risiko Audit Termasuk Risiko Penipuan

Penipuan merupakan tindakan yang disengaja yang mengakibatkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek dari audit.Penipuan biasanya digambarkan sebagai timbul dari dua jenis saji, kecurangan pelaporan keuangan dan penyalahgunaan aset. Salah saji yang timbul dari kecurangan pelaporan keuangan adalah salah saji disengaja atau kelalaian dari jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang dirancang untuk menipu pengguna laporan keuangan di mana efeknya menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP ).

Penyalahgunaan aset dapat dicapai dengan berbagai cara, termasuk menggelapkan penerimaan, mencuri aset, atau menyebabkan suatu entitas untuk membayar barang atau jasa yang belum diterima. Ketiga elemen segitiga penipuan insentif dan tekanan, kesempatan, dan sikap dan rasionalisasi.

Sebuah contoh dari kecurangan pelaporan keuangan mungkin termasuk situasi di mana manajemen merasa tekanan yang signifikan untuk memenuhi perkiraan pendapatan (apakah analis konsensus perkiraan atau prakiraan manajemen) dan menjaga harga saham tinggi.Masalah pengakuan pendapatan berhubungan dengan keberadaan dan terjadinya penjualan dan piutang.Kapitalisasi biaya yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan (klasifikasi) dari pengeluaran.

Sebuah contoh dari penyalahgunaan aset mungkin mewakili situasi di mana pembukuan menggunakan kesempatan untuk menulis memeriksa untuk dia atau dirinya. Dalam situasi ini insentif atau tekanan mungkin berkaitan dengan kebutuhan dana untuk membayar sekolah swasta atau perguruan tinggi untuk anak, atau hanya untuk membeli gaya hidup yang orang ingin memiliki. Kesempatan akan terjadi ketika orang memiliki kewenangan untuk menandatangani cek dan pengendalian internal yang lemah.

Prosedur penilaian risiko yang umum digunakan untuk menilai risiko penipuan meliputi:

1.Meminta keterangan kepada manajemen dan lainnya dalam entitas untuk mendapatkan pandangan mereka tentang risiko penipuan dan bagaimana mereka ditangani.

2.Mengingat setiap hubungan yang tidak biasa atau tak terduga yang telah diidentifikasi dalam melakukan prosedur analitis dalam perencanaan audit.

3.Mengingat informasi lain yang diperoleh saat perencanaan audit, seperti melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman yang diperlukan pengendalian internal.

4.Mengingat informasi yang diperoleh saat melakukan prosedur yang berhubungan dengan penerimaan klien dan retensi.

Keempat tujuan "sesi brainstorming" yang dilakukan oleh tim audit untuk menilai risiko penipuan adalah untuk memungkinkan anggota junior tim audit untuk mendapatkan keuntungan dari lebih senior anggota pengetahuan klien audit dan bagaimana penipuan mungkin dilakukan, memungkinkan personil yang lebih berpengalaman satu set segar mata yang mungkin mengidentifikasi risiko yang mungkin akan diabaikan, memungkinkan manajemen audit untuk mengatur nada yang tepat untuk audit dan untuk menekankan pentingnya mendekati audit dengan "mempertanyakan pikiran", tekankan kemungkinan bahwa penipuan mungkin ada di setiap audit.

Dua risiko spesifik yang harus dipertimbangkan dalam setiap audit antara lain risiko masalah dengan pengakuan pendapatan dan risiko manajemen override kontrol internal.

Konsep risiko audit sangat penting karena memberikan kerangka kerja untukmembuat keputusan tentang risiko salah saji laporan keuangan (melekat dan mengendalikan risiko), dan membuat keputusan tentang tingkat yang sesuai risiko deteksi. Risiko yang melekat adalah kerentanan sebuah pernyataan ke salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak ada kontrol internal terkait.

Pengendalian risiko adalah risiko bahwa salah saji material dapat terjadi dalam sebuah pernyataan dan tidak akan ia dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal entitas. Pengendalian risiko tidak pernah bisa menjadi nol karena kontrol internal tidak dapat memberikan jaminan yang lengkap bahwa semua salah saji material akan dicegah atau dideteksi. Untuk mendukung penilaian risiko kontrol di bawah maksimum auditor harus mendapatkan bukti tentang efektivitas desain dan operasi pengendalian internal melalui prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal dan tes kontrol.

Analytical risiko prosedur adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam sebuah pernyataan melalui penerapan prosedur analitis. Auditor menentukan tingkat yang dapat diterima direncanakan prosedur analitis risiko yang didasarkan untuk setiap pernyataan berdasarkan efektivitas yang diharapkan dari prosedur analitis dilakukan.Prosedur analitis tidak dapat digantikan untuk tes rincian jika risiko yang melekat tinggi. Auditor harus menanggapi ini risiko yang melekat signifikan dengan menilai risiko yang melekat sebagai maksimum atau tinggi untuk pernyataan yang relevan, memperoleh bukti tentang efektivitas desain pengendalian internal terkait dengan pernyataan, memastikan bahwa bukti tentang intern kontrol atas risiko yang melekat signifikan diperoleh selama periode audit saat ini, dan memperoleh bukti yang signifikan melalui tes rincian transaksi dan saldo.

Pengujian rincian risiko adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam sebuah pernyataan melalui penerapan pengujian rinci seperti tes transaksi atau tes saldo. Untuk tingkat tertentu dari risiko audit, ada hubungan terbalik antara tingkat menilai risiko yang melekat, risiko pengendalian, dan prosedur analitis risiko untuk sebuah pernyataan dan tingkat risiko deteksi untuk pengujian rinci bahwa auditor dapat menerima untuk pernyataan bahwa.

Auditor umum dapat disimpulkan bahwa hubungan berikut ada antara risiko audit, materialitas dan bukti audit. Jika risiko audit tetap konstan dan tingkat materialitas berkurang, jaminan yang diperoleh dari pengujian substantif harus meningkat, yang akan membutuhkan, bukti yang kompeten lebih memadai. Selain itu, auditor umumnya dapat menyimpulkan bahwa hubungan berikut ada antara risiko deteksi, materialitas dan pengujian substantif.Jika risiko deteksi yang tetap konstan dan tingkat materialitas berkurang, jaminan yang diperoleh dari pengujian substantif harus meningkat.

Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah tepat untuk mendukung pendapat apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material. Sebuah strategi audit pendahuluan merupakan pertimbangan awal auditor tentang pendekatan audit dan didasarkan pada asumsi tertentu tentang pelaksanaan audit. Ini bukan spesifikasi rinci prosedur audit yang akan dilakukan.

Keempat komponen strategi audit pendahuluan adalah:

1.Tingkat risiko yang melekat.

2.Tingkat direncanakan risiko pengendalian mempertimbangkan

3.Tingkat pemahaman pengendalian internal yang akan diperoleh.

4.Tes kontrol yang akan dilakukan dalam menilai risiko kontrol.

Tingkat direncanakan pengujian rinci yang, bila dikombinasikan dengan prosedur lain, mengurangi risiko audit ke tingkat yang tepat rendah.Strategi Audit Ketiganya adalah respon untuk menurunkan risiko yang melekat, tingkat dinilai lebih rendah dari pendekatan pengendalian risiko, dan pendekatan terutama substantif. Alasan untuk menggunakan strategi bersama untuk sekelompok pernyataan dipengaruhi oleh kelas yang sama dari transaksi adalah bahwa pengendalian internal banyak fokus pada pengolahan satu jenis atau golongan transaksi.

Chapter 10

Understanding internal control

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang desain kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing komponen pengendalian internal dan apakah kebijakan dan prosedur telah ditempatkan dalam operasi.Dalam memperoleh pemahaman, auditor harus memperoleh pengetahuan yang memadai tentang komponen pengendalian internal untuk dapat mengidentifikasi jenis salah saji potensial, pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material, desain pengujian substantif untuk memberikan keyakinan memadai untuk mendeteksi salah saji.

Auditor memperoleh pemahaman melalui meninjau pengalaman sebelumnya dengan klien, kirim manajemen yang tepat dan personil pengawas dan staf, memeriksa dokumen dan catatan, mengamati kegiatan entitas dan operasi.Dokumentasi auditor dalam kertas kerja dapat dilakukan melalui kuesioner, diagram alur, dan memorandum narasi.Keuntungan dari kuesioner termasuk bahwa mereka biasanya dikembangkan oleh para profesional yang sangat berpengalaman dan memberikan bimbingan yang sangat baik kepada staf yang kurang berpengalaman yang mungkin memperoleh pemahaman pada keterlibatan tertentu, relatif mudah digunakan, dan secara signifikan mengurangi kemungkinan menghadap masalah pengendalian internal yang penting.

Flowchart harus memungkinkan auditor untuk melihat hubungan yang ada antara kontrol, dan memfasilitasi identifikasi kontrol kunci yang terkait dengan asersi laporan keuangan tertentu. Mereka dapat dibuat dalam berbagai tingkat detail oleh auditor atau diperoleh dari klien.

Memorandum Narasi mungkin adalah bentuk paling mudah dokumentasi untuk mempersiapkan dan sangat efektif audit entitas yang lebih kecil dengan sistem yang cukup sederhana pengendalian internal.Setiap tahun, memorandum narasi harus dievaluasi secara kritis untuk memastikan apakah sistem yang dijelaskan masih merupakan sistem yang digunakan.

Butir a. Komponen Pengendalian Intern b. Contoh tambahan komponen pengendalian internal.

1.Lingkungan pengendalian Sebuah komite audit dibentuk terdiri dari direksi luar.

2.Kegiatan pengendalian Akses ke komputer mainframe, persediaan, dan kas dan surat dibatasi (kontrol fisik).

3.Manajemen lingkungan pengendalian yang terlibat dalam menetapkan kebijakan untuk mengembangkan, memodifikasi dan menggunakan program komputer dan data.

4.Manajemen Pemantauan menerima informasi dari auditor eksternal mengenai kelemahan dalam pengendalian internal dan rekomendasi perbaikan.

5.Manajemen Penilaian risiko dengan hati-hati menilai dampak dari undang-undang baru dan peraturan tentang praktek bisnis dan pelaporan.

6.Kegiatan pengendalian Kontrol berada di tempat untuk meninjau, tes, dan menyetujui semua sistem baru, kontrol perubahan program, dan prosedur dokumen.

7.Kegiatan pengendalian kontrol Fisik membatasi akses langsung ke aset dan catatan dan membatasi akses tidak langsung melalui persiapan atau pengolahan dokumen yang mengizinkan pelepasan aset.

8.Kegiatan pengendalian tanggung jawab manajemen meliputi penilaian kinerja di mana tingkat yang tepat dari manajemen ulasan pencairan dibebankan ke pusat tanggung jawab mereka.

9.Wewenang dan tanggung jawab Pemantauan diberikan sedemikian rupa bahwa setiap individu tahu bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan orang lain untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan entitas, dan bagaimana ia akan bertanggung jawab atas kinerja entitas.

10.Informasi dan komunikasi Sistem akuntansi mencakup ketentuan untuk benar mengukur dan mencatat nilai transaksi dalam laporan keuangan.

KESIMPULAN

Dalam menjalankan audit kinerja manajemen seorang auditor melakukan 5 tahapan yang memiliki tujuan masing-masing lima tahapan dalam audit kinerja manajemen beserta tujuannya antara lain:

1.Tahap Audit pendahuluan dengan tujuan Pemahaman Auditor terhadap objek audit, Penentuan Tujuan Audit, Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit, Penelaahan terhadap peraturan dan kebijakan yang berkaitan denga objek Audit, Pengembangan Kriteria Awal dalam Audit.

2.Tahap Review Terhadap Pengendalian manajemen dengan tujuan Pernyataan tujuan perusahaan, Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan, Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul dan adanya pemisahan fungsi yang memadai, kebijakan dan praktik yang sehat, system review yang efektif.

3.Tahap Audit lanjutan dengan tujuan mengumpulkantambahan informasi latar belakang, memperoleh bukti, Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokannya kedalam kelompok criteria, penyebab dan akibat, Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan, Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan

4.Tahap Pelaporan Mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi pihak yang berkepentingan à laporan komprehensif à menyajikan temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi.

5.Tahap Tindak lanjut Mendorong pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbankan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.

Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Dalam penyajian laporan audit terdiri darai dua cara yaitu penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit dan penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline