Lihat ke Halaman Asli

Mugniar

Mamak Blogger

Miliki Kreativitas agar Bisnis di Dunia Digital Berhasil

Diperbarui: 12 Agustus 2018   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Selalu saja menarik bagi saya mendengarkan sharing tentang bagaimana kreativitas membuat orang berdaya seperti saat menghadiri KOPIWRITING: Bisnis Online yang Menjanjikan pada tanggal 9 Agustus lalu di On 20th Bar and Dining Sky Lounge Hotel Aston Makassar. Lebih menariknya lagi, acara yang mengundang blogger dan jurnalis ini diselenggarakan atas kerja sama antara JNE dan Kompasiana. Saya jadi bisa ketemuan dengan teman-teman Kompasianer dan beberapa teman jurnalis.

Sembari menikmati suasana senja kota Makassar dari ketinggian lantai 20, kami menyimak pemaparan dari Mayland Hendar Prasetyo - Head of Marketing Communication Division JNE, Dinda Devina dan Dinda Manao - owner Baye Official, serta Azhar Hasyim - Direktur  E-Bisnis Kominfo.

Pada mulanya, keberadaan kedua owner Baye di acara ini membuat saya bertanya-tanya - mengapa Baye? Apakah karena brand fashion ini sudah besar atau terkenal? Ternyata jawabannya adalah TIDAK. 

Justru Baye merupakan brand UKM yang baru berusia 3 bulan! Yang istimewa adalah karena dalam 3 bulan sejak Mei 2018, semua pakaian yang dirancang dan dibuat sendiri oleh Dinda dan Devina ini sold out! Mengapa secepat itu? Well, rahasianya adalah karena keduanya menggunakan media sosial Instagram untuk memasarkan produk mereka, melalui akun @wear.baye.

Kekhasan produk Baye timbul dari inovasi berkat kreativitas Devina dan Dinda. Dari katalog yang diberikan kepada kami, saya bisa melihat gambaran wujud fashion elegan yang tak ada samanya. 

Para customer yang awalnya membeli kebutuhan baju lebaran kemudian membeli lagi karena suka dengan produk yang dibelinya. Rahasia lainnya yang diungkap oleh owner Baye adalah layanan dari jasa kurir yang digunakan: JNE.

jne-kompasiana-2-5b6f0e8143322f2e77102104.jpg

Teknologi internet di Indonesia yang berkembang pesat memudahkan Dinda dan Devina berjualan melalui Instagram. Perkembangan teknologi ini tak lepas dari peran Kementerian Kominfo dalam mengembangkan sarana dan prasarana. Infrastruktur yang semakin meluas makin memfasilitasi pengguna internet Indonesia yang berjumlah kurang lebih 140 juta orang. 

Kominfo terus meningkatkan pelayanan agar pada tahun 2019 semua warga Indonesia bisa menikmati internet dengan mudah. Layanan itu termasuk juga dalam hal mencegah barang-barang terlarang bisa dijual dengan mudah kepada masyarakat melalui ecommerce.

Mayland memaparkan trend terkait jasa pengiriman barang berubah sejak tahun 2010 seiring pertumbuhan online seller dan ecommerce. JNE merupakan pionir penggunaan teknologi Automatic Program Integration (API) yang mengintegrasikan status pengiriman dan tarif. Ecommerce memang membutuhkan teknologi ini. Dengan API, ketika membuka aplikasi ecommerce, user akan menemukan nomor pengiriman, nomor resi, tracking, dan ongkos kirim barangnya.

Berkat tunjangan kecepatan teknologi API, business update JNE juga berubah mengikuti perkembangan. Mayland berseloroh, "Kalau dulu yang complain hanya penerima. Sekarang yang complain bisa empat orang: penerima, pengirim, market place, dan bisa istri atau anaknya di social media."

Ka-ki: Mayland, Dinda dan Devina, Azhar

Maka dari itu, JNE mengikuti perkembangan tersebut dengan digitalisasi juga. JNE terus bertumbuh. Saat ini ada 19 - 20 juta kiriman per bulan. Dengan adanya bermacam-macam ecommerce dan UMKM, JNE membangun sebuah mega hub dengan luas tanah 39.000 meter persegi diperlengkapi teknologi automatic sorting machine. Dengan automatic sorting machine dilakukan sortir berdasarkan kode pos yang mana mempercepat proses dengan kecepatan 48.000 kiriman per jam.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline