Setelah kejadian di hutan, Adit merasa bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Keris api yang pernah dia temukan kini tersimpan di dalam lemari sebagai pengingat akan keberaniannya. Meskipun hutan itu kini terasa lebih jauh dan lebih menakutkan, rasa penasaran Adit selalu membangkitkan keinginannya untuk kembali ke sana. Setiap malam, dia sering terbangun dari mimpi-mimpi aneh tentang keris dan sosok misterius yang pernah dia lihat.
Suatu malam, saat hujan deras mengguyur desa, Adit duduk di kamarnya, menatap keris api yang bersinar lembut di dalam lemari. Tiba-tiba, suara ketukan halus terdengar di jendela. Adit menoleh, dan melihat bayangan anak kecil dengan wajah pucat dan mata yang bersinar, seperti sosok yang dia temui di hutan. Jantung Adit berdegup kencang. "Ayo, Adit. Aku butuh bantuanmu," bisik bayangan itu.
Dengan hati-hati, Adit membuka jendela. "Apa yang terjadi?" tanyanya, berusaha menahan rasa takut. "Ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Kau harus datang ke hutan," jawab sosok itu. Tanpa pikir panjang, Adit mengangguk. Dia tahu bahwa ini adalah panggilan untuk membantunya, dan dia tidak bisa mengabaikannya.
Setelah mengucapkan permohonan maaf kepada ibunya yang sedang tidur, Adit mengenakan jaketnya dan menyelinap keluar dari rumah. Hujan membuat jalanan licin, tetapi Adit merasa seolah ada kekuatan misterius yang menariknya menuju hutan. Setiap langkahnya terasa semakin dekat dengan tujuan yang tak terduga.
Ketika dia tiba di tepi hutan, kegelapan menyambutnya. Namun, Adit merasa tenang. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian. Dengan keris api yang tersembunyi di balik jaketnya, dia melangkah ke dalam hutan, merasakan angin dingin yang berhembus.
Hutan tampak berbeda. Suasana yang dulu menakutkan kini terasa lebih akrab. Adit mengikuti suara bisikan yang mengarahkan langkahnya lebih dalam ke dalam hutan. Dia ingat betul jalan yang harus dilalui, dan kali ini dia tidak akan tersesat.
Setelah berjalan cukup jauh, dia tiba di tempat di mana dia pernah menemukan keris. Di sana, sosok anak kecil itu menunggu, tampak lebih jelas. "Terima kasih telah datang," katanya. "Kau ingat keris yang kau ambil? Ia menyimpan kekuatan besar, tetapi juga menarik perhatian yang salah."
Adit mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
Sosok itu melanjutkan, "Ada entitas jahat yang menginginkan keris itu untuk mendapatkan kekuatan yang lebih besar. Mereka terjebak di hutan ini selama ratusan tahun dan berusaha keluar. Kau satu-satunya yang bisa menghentikannya."
Adit merasa berat. Dia ingat sosok berbaju hitam yang pernah dia lihat. "Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya, suaranya bergetar.
"Kau harus menemukan tempat di mana keris itu pertama kali ditinggalkan. Hanya di sana kau bisa menghancurkan entitas itu," jawab sosok itu. Dengan petunjuk yang diberikan, Adit berusaha mengingat jalur yang harus diambil.