Lihat ke Halaman Asli

Kuning Hitam

Komunitas Ranggon Sastra

Serenade ganja

Diperbarui: 4 Maret 2021   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan di kaki gunung
turun dengan tergesa-gesa.
Aku berteduh di bawah saung
melinting ketenangan alam

Ku bakar sebatang
kabut datang menyelinap
mendekap tubuhku.
Saat hujan reda aku dibawa
mengitari desa desa
sembari menghisap ganja

Terlihat seorang gadis
tersenyum tipis tipis
berjalan di pematang
memeluk rantang

Seorang lelaki buruh tani
mencangkul tanah yang terjual.
Wajahnya berseri-seri
melihat sang pacar membawa nasi

Oh sepasang kekasih
yang saling memberi.
Tanpa bayang pamrih
hidup menjadi bumi

Kusasksikan dari balik kabut
mereka bercinta di ladang
bibir saling berkecap
dua lidah bersatu
meneteskan air liur
yang penuh gairah

Saat langit mulai memerah
menyapu kabut yang basah.
Mereka melangkah hilang
dengan tangan bergandengan

aku ditinggal dan tersadar
Sialan. Ku buat selinting lagi dengan perlahan
untuk kuhisap bersama malam dan hujan

Jakarta, Januari 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline