Ceren: Ruang Untuk Mengeluarkan Emosi. Bagian - 1
Judul: Ruang untuk Mengeluarkan Emosi
Suasana sore itu, di tepi taman kota, Titi Tinara duduk di bangku kayu yang bersahaja. Ia menatap ke kejauhan sambil merenungkan arti dari makna artikel yang baru saja ia baca tentang pentingnya menjadi pendengar aktif dalam berkomunikasi. Titi Tinara adalah seorang gadis muda yang ramah dan ceria, namun di balik senyumnya, ia memiliki masalah yang tidak ia ungkapkan pada siapa pun.
Di tengah-tengah lamunan Titi, tiba-tiba muncul sosok yang dikenalnya baik, Sabarno. Sabarno adalah seorang pria tua yang selalu tersenyum ramah. Dia sering berjalan-jalan di taman kota untuk menemani siapa pun yang membutuhkan pendengar yang baik.
"Titi, apa kabar?" sapa Sabarno dengan hangat.
Titi terkejut mendapati seseorang memanggilnya, tapi ia tersenyum dan menjawab, "Hai, Pak Sabarno. Kabar saya baik, terima kasih. Bagaimana dengan Pak Sabarno?"
Sabarno tersenyum dan duduk di sebelah Titi. "Semua baik-baik saja, Nak. Kamu tahu, kadang-kadang menjadi pendengar yang baik itu sangat penting."
Titi mengangguk dan teringat artikel yang baru saja ia baca. "Betul, Pak. Saya baru saja membaca tentang itu. Menjadi pendengar aktif bisa sangat membantu orang lain."
Sabarno mengangguk penuh pengertian. "Banyak orang yang memerlukan seseorang yang mendengarkan tanpa menghakimi, termasuk kamu juga, Titi."
Mendengar perkataan Sabarno, Titi merasa hatinya tersentuh. Dia merasa ada seseorang yang mengerti bahwa dia sedang menghadapi sesuatu yang membuatnya bimbang.