Lihat ke Halaman Asli

Mugiarni Arni

guru kelas

Cinta Dengan Sekeping Luka Bagian 68

Diperbarui: 2 Juli 2023   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar pixabay.com

Cinta Dengan  Sekeping luka

Bagian 68

Purbaningrum juga merasakan kekuatan musik dalam kehidupan perkotaan. Di antara gedung-gedung tinggi, dia mendengar dentingan piano dari studio musik yang memancarkan harmoni dan emosi. Di tempat-tempat hiburan, dia merasakan getaran musik yang mengajaknya untuk berdansa dan merayakan kehidupan.

Dalam mendengarkan semua ini, Purbaningrum menyadari bahwa kehidupan perkotaan adalah simfoni yang kompleks. Setiap suara adalah bagian penting dari keseluruhan yang membentuk kehidupan sehari-hari. Suara-suara itu mengajaknya untuk mendengarkan, memahami, dan menghargai setiap momen yang terjadi di sekitarnya.

Melalui indra pendengarannya, Purbaningrum merasakan kehidupan yang berdenyut di sekelilingnya. Suara-suara menjadi lantunan yang mengiringi langkah-langkahnya, menciptakan suasana yang tak terlupakan dalam kehidupan perkotaan. Dia belajar untuk merangkul keberagaman suara dan menemukan kedamaian di tengah kebisingan yang ada.

*****

Purbaningrum melanjutkan perjalanannya dalam kehidupan perkotaan dengan indra penglihatannya. Di antara pemandangan yang menjulang tinggi dan berkilauan, dia menemukan keajaiban yang tak terduga.

Dia melihat siluet-siluet gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke langit biru, mencerminkan kekuatan dan kemajuan manusia. Cahaya gemerlap dari jendela-jendela gedung memberinya rasa kehidupan yang terus berputar, menjadikan malam perkotaan terasa hidup dan berwarna.

Namun, di balik kilauan megah, Purbaningrum juga melihat kecantikan yang halus dalam detail kecil. Dia memperhatikan dedaunan hijau yang menari dengan angin, mengingatkannya akan keajaiban alam yang tetap hadir di tengah perkotaan. Dia melihat bunga-bunga yang mekar dengan indah di taman-taman kota, memberinya rasa keindahan yang lembut dan menggetarkan hati.

Purbaningrum juga melihat keragaman budaya dalam setiap sudut perkotaan. Dia melihat wajah-wajah yang berbeda, pakaian yang beragam, dan gaya hidup yang unik. Semua itu menciptakan palet warna yang berbeda-beda, menunjukkan kekayaan manusia dalam segala bentuknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline