Lihat ke Halaman Asli

Mugiarni Arni

guru kelas

Insan yang Terabaikan

Diperbarui: 23 Juni 2023   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar Canva

Di kesunyian malam yang gemilang bercahaya, Tahajud hadir, merona dalam keheningan nan syahdu. Hati tersentuh oleh keagungan Sang Pencipta, Mengalun curahan kata-kata, penuh kerinduan dan doa.

Dalam liputan gelap, sujud menjadi petunjuk jalan, Seperti nyala lilin yang terang, tanda keikhlasan yang tak berkesan. Namun, di sana terukir cerita pilu, temaram di balik tatapan, Mereka yang menolak, tak memahami alasan yang hadir di dalam diri.

Dalam aura dunia yang suram, nurani terpapar api ragu, Sinis pandangan merayap, menusuk hingga ke akar jiwa. Namun tahajud, saksi setia keluh kesahku, Mengurai bening helaian hati, bak embun pagi di pesona suka.

Misteri alasan mereka yang tak ku pahami, Deras curahan rasa, teriris dalam sepi doa yang merajai. Dalam gelap gulita, kunyanyikan keluh sedalam samudera, Setiap hembusan angan melodi mengikuti detak napas yang tercipta.

Adakah iri yang membara di dalam dada mereka? Saksi tahajud, ku raih peluk cinta yang tak terhingga. Tak ku mengerti, mengapa mereka enggan berbagi, Hanya karena meraih-Nya, mencumbu kasih-Nya yang tak terbatas.

Namun di sini, dalam redup batin, kudapati kedamaian, Tahajud mengepakkan sayap, mengusir duka yang memeluk. Bermunajat dengan kerendahan, kunikmati esensi hidup, Di dalam kesamaran dunia yang mengabaikan, aku merasa terus hidup.

Berpegang teguhlah, wahai hati yang luka tergores, Tak semua mata akan menebarkan sinar cinta, penuh kedamaian. Namun dalam kelammu, undang Sang Pencipta datang menerangi, Biarkan orang-orang yang tak mengerti, teruskan mengenal dirimu.

Keheningan tahajud, waktu keintiman nan magis, Rahasia terungkap dalam sepenggal curahan yang paling ikhlas. Biarkanlah hatimu damai, jiwa bebas terbang tinggi, Karena di hadapan-Nya, hanya cinta-Nya yang abadi dan tulus.

Di malam nan sunyi, dalam keheningan tahajud, Berhamburan harapku yang dalam, memeluk Sang Pencipta yang agung. Curhatkan mereka yang tak mengerti tentang hatiku, Dalam tahajud, alirkan cinta-Nya, yang tiada pernah pudar dan redup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline