Cinta Dengan Sekeping luka
Bagian 36
Flash Back
Saat romantis hadirnya buah hati
Dengan suara yang gemetar karena kegembiraan, Purbaningrum mengungkapkan hasrat terdalamnya. "Aku ingin kita memiliki seorang anak, Aditya. Seorang malaikat kecil yang akan melengkapi keluarga kita, menerangi rumah ini dengan tawa dan keceriaannya. Apakah kita bisa mewujudkannya?"
Aditya merasakan kegembiraan yang meluap dalam dadanya. Dia menggenggam tangan Purbaningrum dengan erat dan berkata, "Tentu saja, Purbaningrum. Kita telah berbicara tentang impian ini sejak lama, dan aku siap untuk memulai perjalanan ini bersamamu. Kita akan menjadi orang tua yang penuh cinta dan memberikan segala yang terbaik bagi anak kita."
Mereka berdua merasa terharu dan berdebar-debar dengan kebahagiaan yang meluap dari dalam hati mereka. Mereka merangkul satu sama lain dengan penuh kehangatan dan kebersamaan, merayakan momen ini yang menjadi tonggak baru dalam kehidupan mereka.
Dalam perjalanan menuju kehidupan baru sebagai orang tua, Purbaningrum dan Aditya terus saling mendukung dan memberikan kasih sayang yang tak terbatas. Mereka mempersiapkan diri dengan membaca buku, mengikuti kelas kehamilan, dan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kesehatiannya.
Saat kebun buah mereka berkembang dan berbunga, begitu pula cinta di antara mereka. Mereka mengatur ruang di rumah untuk bayi yang akan datang, membeli pakaian bayi yang lucu-lucu, dan menggambar rencana masa depan yang penuh dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Dalam setiap doa yang mereka panjatkan, mereka memohon kepada Tuhan agar anak yang mereka impikan segera diberikan. Mereka bersyukur atas kehidupan yang mereka miliki saat ini, tetapi kehadiran seorang anak akan menjadi tambahan yang tak ternilai bagi kebahagiaan mereka.