Cinta Dengan Sekeping Luka. Bagian 2.
Oleh ; Mugiarni
Pada hari yang cerah itu, Purbaningrum tiba di tempat kerjanya dengan langkah penuh keyakinan. Ia dengan hati hati memarkir sepeda motonya, mengatur posisi yang sempurna, seolah melambangkan ketelitian dan perhatiannya terhadap setiap hal yang ia lakukan. Melangkah masuk ke gedung megah yang menjulang tinggi, ia segera merasakan atmosfer profesional dan energi yang mengalir di koridor kantor.
Sebagai seorang manager proyek di perusahaan besar, Purbaningrum telah mengukir nama yang teguh dalam dunia bisnis. Ia dikenal karena kepemimpinannya yang tegas dan dedikasinya yang tinggi terhadap pekerjaan. Rekan rekan kerjanya memandanginya dengan penuh hormat, mengakui keahliannya dalam mengelola proyek proyek yang komplek .
Hari ini, Purbaningrum memiliki pertemuan yang tak terhingga pentingnya dengan klien baru. Ia masuk ke ruang rapat dengan langkah mantap dan wajah berseri, memancarkan aura kepercayaan diri yang memikat Ketika ia memulai presentasinya kata kata indah terangkai dengan lancar di bibirnya., menyampaikan gagasan dan rancangan dengan sempurna. Pesona keahliannya mengisi ruangan, memukau para klien yang terpesona oleh kemampuannya. dan visinya dengan penuh keyakinan, mereka berjanji untuk bekerja sama dengan perusahaan, menunjukkan kepercayaan pada Purbaningrum dan timnya.
Namun, dibalik Kilauan prestasi yang memikat, Purbaningrum juga tengah mengemban sebuah proyek yang menuntut proyek pengadaan barang alat tulis dan kantor, seolah menjadi Medan tempur bagi Purbaningrum untuk menunjukkan kepiawaiannya dan profesionalisme. Tujuan proyek ini jelas : memenuhi kebutuhan perusahaan dalam menyediakan persediaan yang cukup dan berkualitas untuk menjalankan kegiatan sehari-hari di kantor.
Proyek ini melibatkan pengadaan beragam barang, mulai dari pensil dan yang setiap menorehkan kata hingga kertas , map, stapler, dan perlengkapan kantor lainnya yang menjadi pondasi efesiensi dan produktivitas,. Dalam deskripsi proyek ini, Purbaningrum dan timnya telah mengidentifikasi kebutuhan persediaan yang harus dipenuhi, merencanakan anggaran dengan cermat, serta menentukan dan mengevaluasi pemasok yang akan terlibat.
Sebagai pemimpin, Purbaningrum mengambil alih kendali dan memimpin timnya dalam mengelola seluruh proses pengadaan ini. Dari pemilihan pemasok yang hadal dan terpercaya, hingga negosiasi kontrak yang memikat dan pengaturan pengiriman barang yang tepat waktu. Ia memastikan bahwa segala aspek diperhatikan dengan teliti dan profesionalisme yang tak tergoyahkan.
Dalam dialog yang harmonis, timnya mengabarkan perkembangan proyek dengan penuh semangat kepada Purbaningrum.
"pagi semua! Bagaimana perkembangan proyek pengadaan barang kita ?" sapa Purbaningrum dengan senyum hangat.
"Hallo, Bu Purbaningrum! Semuanya berjalan lancar. Kami sudah melakukan identifikasi kebutuhan persediaan yang diperlukan," jawab Vito dengan antusias.