Lihat ke Halaman Asli

Mugi Wahyudi

Pelari Hobi

Cerita Lari Hari Ini: Berlari di Pedesaan Ciwidey

Diperbarui: 18 September 2024   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar dokumentasi pribadi

Cerita Lari Hari Ini mencoba untuk mewujudkan salah satu wishlist yang sudah direncanakan sejak satu tahun lalu yaitu berlari di daerah Ciwidey. Bagiku yang terbiasa lari di daerah Kota Bandung yang memiliki kontur jalanan rata dan minim tanjakan, memasukkan Ciwidey sebagai wishlist untuk berlari menjadi tantangan tersendiri mengingat daerah tersebut termasuk daerah dataran tinggi dan sudah pasti sedikit sekali kemungkinan untuk menemukan jalanan yang rata. Bagi seseorang yang sudah terbiasa lari trail, mungkin dataran seperti Ciwidey mudah saja untuk ditaklukkan.

Gayung bersambut, libur panjang akhir pekan kemarin kami memutuskan untuk pergi ke Ciwidey. Niat awal kami hanya berkunjung kepada saudara kami yang tinggal di sana. Namun pada akhirnya, ini menjadi sebuah kesempatan untuk mewujudkan salah satu wishlist yang sudah terpendam lama dan berbarengan juga dengan jadwal lariku setiap akhir pekan--long run. 

Akhirnya aku memutuskan untuk membawa perlengkapan lari seperti biasanya namun dengan catatan, jika memang badanku atau situasi di sana tidak memungkinkan untuk bisa berlari, aku tidak akan memaksakan diri, mengingat aku yang sudah mengerjakan PR berlari pada hari Jumat pagi, dilanjut dengan jalan santai di tempat kerja bersama rekan-rekan kerja, dan ditutup dengan bermain Voli di sore hari masih dengan rekan-rekan kerja. Lalu kami pun memutuskan untuk berangkat pada Jumat malam. Melelahkan bukan?

Sabtu pagi, kami mulai beradaptasi kembali dengan suhu Ciwidey yang dingin. Dini hari saja suhunya mencapai di titik 14C namun cenderung hangat pada siang hari yang hanya menyentuh 23C. Sudah menjadi sebuah ciri khas apabila memasuki akhir pekan, Ciwidey kerap dikunjungi banyak wisatawan. Dari yang berkunjung menggunakan kendaraan roda dua sampai kendaraan besar seperti bus pariwisata. Namun, karena pekan ini adalah libur panjang akhir pekan, volume kendaraan wisatawan mengalami peningkatan bahkan hingga hari Minggu.

Meningkatnya volume kendaraan wisatawan pada hari Sabtu pagi hingga hari Minggu pagi, membuat aku kesulitan untuk beristirahat pada Sabtu malam. Suara kendaraan dengan knalpot-knalpot bising saling bersaut-sautan hingga tengah malam. Aku sempat berpikir bahwa menginap di daerah ini sebaiknya dilakukan pada saat weekdays saja agar bisa beristirahat dengan tenang dan lalu lintas pun lancar. Pada akhirnya aku pun baru bisa beristirahat--tidur--saat tengah malam.

Minggu pagi aku bangun dengan kondisi tidak cukup baik untuk berlari. Meskipun waktu tidurku cukup, namun dengan persiapan untuk berlari yang begitu mendesak, membuat badanku "kaget" meskipun sudah melakukan pemanasan seperti biasa. Aku memutuskan untuk pergi berlari tepat pukul 06.30 WIB. Masih terbilang pagi, namun matahari sudah bersinar sangat terang seolah sudah pukul 08.30 WIB.

Dari Penginapan Arum Asih, aku mulai berjalan kaki menuju Jl. Simpang Kendeng dan dari mulai Jl. Simpang Kendeng baru aku mulai berlari perlahan. Baru saja mulai berlari, aku sudah disuguhi dengan jalan menanjak dan pemandangan-pemandangan kebun milik warga sekitar mulai menyambut.

Dalam hati aku mengucap syukur, karna akhirnya aku bisa menikmati pemandangan hijau seperti ini. Belum lagi ditambah dengan pemandangan aliran sungai yang mengalir cukup deras. Sungai itu mengalir membelah sawah-sawah milik warga sekitar, namun sayangnya, sawah milik warga belum lama ini panen. Sehingga pemandangan hijaunya terasa kurang. 

Dari Jl. Sindang Kendeng, Aku melanjutkan rute memasuki Jl. Citiwu. Sepanjang Jl. Citiwu ini aku kembali disuguhi pemandangan khas daerah perbukitan. Selain itu, di daerah ini banyak pohon-pohon rindang yang menjadikan udara tetap segar meskipun sinar matahari perlahan mulai menyengat kulit. 

Bagiku itu tidak terlalu menjadi masalah karena pada akhirnya aku mendapatkan apa yang aku cari, yaitu pemandangan hijau. Selepas Jl. Citiwu, aku melanjutkan rute memasuki Jl. Alamendah yang mana sudah masuk ke daerah Rancabali. Memasuki rute ini sama halnya seperti awal aku masuk Jl. Sindang Kendeng. Jalanannya semakin menanjak namun juga pemandangan yang disuguhkan tidak kalah menyenangkan, meskipun rumah-rumah warga mulai kembali banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline