Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Annis yang berusia 7 tahun. Rina sangat penasaran dengan dunia di sekitarnya, tetapi ia sering merasa kesulitan saat belajar hal-hal baru, terutama matematika. Suatu hari, guru Rina, Bu Iin, memutuskan untuk menerapkan pendekatan yang sesuai dengan teori kognitif Lev Vygotsky dalam proses belajar mengajarnya.
Interaksi Sosial dalam Pembelajaran
Bu Iin mengajak Annis dan teman-temannya untuk belajar matematika dengan cara yang lebih interaktif. Ia membagi mereka menjadi kelompok kecil dan memberikan tugas untuk menyelesaikan masalah matematika yang lebih kompleks. Dalam kelompok, Rina bertemu dengan Rado, teman sekelasnya yang lebih mahir dalam matematika.
Rado mulai menjelaskan cara menyelesaikan soal dengan menggunakan metode yang ia pelajari dari orang tuanya. Annis yang awalnya bingung, mulai memahami langkah-langkah yang dijelaskan Rado. Di sinilah konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) Vygotsky berperan; Annis dapat menyelesaikan tugas yang sulit dengan bantuan Rado, yang berfungsi sebagai mediator dalam proses belajarnya.
Scaffolding dalam Pembelajaran
Bu Iin juga menerapkan teknik scaffolding. Ia memberikan dukungan awal kepada Annis dan teman-temannya dengan menjelaskan konsep dasar sebelum mereka mulai bekerja dalam kelompok. Setelah mereka mulai memahami, Bu Iin secara bertahap mengurangi bantuannya, membiarkan mereka mencoba menyelesaikan masalah sendiri sambil tetap mengawasi dan siap membantu jika diperlukan. Dengan cara ini, Annis merasa lebih percaya diri dan mampu menyelesaikan soal-soal yang sebelumnya tampak sulit baginya.
Pembelajaran Kooperatif
Selama beberapa minggu, Annis dan teman-temannya terus belajar dengan cara ini. Mereka saling membantu dan berbagi strategi dalam kelompok. Rina belajar tidak hanya dari Rado, tetapi juga dari teman-teman lainnya. Setiap kali mereka menemukan kesulitan, mereka berdiskusi dan mencari solusi bersama. Proses ini memperkaya pengalaman belajar Annis, sesuai dengan pandangan Vygotsky bahwa interaksi sosial sangat penting dalam perkembangan kognitif anak.
Bu Iin mengajak Annis dan teman-temannya untuk belajar matematika dengan cara yang lebih interaktif. Ia membagi mereka menjadi kelompok kecil dan memberikan tugas untuk menyelesaikan masalah matematika yang lebih kompleks. Dalam kelompok, Annis bertemu dengan Rado, teman sekelasnya yang lebih mahir dalam matematika.
Rado mulai menjelaskan cara menyelesaikan soal dengan menggunakan metode yang ia pelajari dari orang tuanya. Annis yang awalnya bingung, mulai memahami langkah-langkah yang dijelaskan Rado. Di sinilah konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) Vygotsky berperan; Annis dapat menyelesaikan tugas yang sulit dengan bantuan Rado, yang berfungsi sebagai mediator dalam proses belajarnya.