Lihat ke Halaman Asli

Mufti Riyani

Pembelajar dan Penjelajah

Gerakan Seniman Masuk Sekolah dan Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 28 November 2024   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pagi yang sibuk, bahkan mungkin semalaman anak-anak tidak bisa tidur. Memastikan barang-barang yang diperlukan tidak tertinggal, terlelap sebentar dengan mimpi terlambat bangun atau mungkin bermimpi sedang di atas pentas dan melakukan kesalahan yang memalukan. 

Hal-hal ini lazim terjadi pada anak-anak saat mereka merasa memiliki suatu tujuan, minat atau perhatian khusus pada suatu hal dan bertanggungjawab atas suatu pilihan. Proses ini mengingatkan kita pada konsep student agency atau kepemimpinan murid yang nampak sangat relevan dalam aktivitas ini.

Meskipun lelah sejak persiapan hingga menunggu giliran tampil, anak-anak dengan riasan wajah, aksesoris dan kostum warna-warni tetap terlihat bahagia.  Walau giliran tampil sudah lewat sedari pagi, namun puluhan murid nampak antusias menikmati penampilan demi penampilan, memberikan semangat dan apresiasi pada rekan-rekannya dari sekolah lain. 

Pengalaman para murid hari ini akan menjadi memori kolektif yang berisi banyak pengetahuan dan pemahaman bermakna yang akan dibawa sepanjang umur. Ingatan yang akan diwariskan dalam tuturan ke generasi selanjutnya.

Demikian gambaran saat gelaran pucak Gerakan seniman Masuk Sekolah Tahun 2024 di Kabupaten Aceh Timur (Kamis, 12 September 2024). Acara yang dilaksanakan di Lapangan Upacara Kompleks Kantor Bupati Aceh Timur ini penuh sesak dihadiri para murid, guru, seniman dan bahkan orang tua murid. Tercatatat 28 Sekolah dari tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama terlibat dalam kegiatan tersebut.

Tahun ini merupakan kali ketiga bagi dinas pendidikan dan kebudayaan Aceh Timur untuk menerima dan mengelola program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Selain karena hasil monitoring dan evaluasi yang memuaskan, tanggungjawab dan keikutsertaan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program ini juga dinilai dari dana padanan yang disediakan melalui APBD setempat. 

Suriadi, S.E selaku Plt Kabid kebudayaan menyebut bahwa upaya ini bukan hanya ditujukan untuk penguatan nilai budaya dan upaya konservasi melalui sekolah namun juga menjadi upaya memberikan penghargaan dan kepedulian kepada para seniman yang selama ini telah membaktikan diri pada pelestarian seni budaya di daerah setempat. 

Perlu dipahami bahwa Gerakan Seniman Masuk Sekolah merupakan program fasilitasi yang dijalankan oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam bentuk program seniman yang memberikan pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah. 

Program ini telah berjalan selama lima tahun dengan jumlah seniman, sekolah sasaran dan dinas pendidikan penerima manfaat yang semakin bertambah signifikan setiap tahunnya. 

Pada tahun pertama, jumlah seniman yang terlibat berjumlah 217 orang, melibatkan 16 dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten/kota dan 217 sekolah. Jumlah ini meningkat signifikan pada tahun 2024 dengan jangkauan 1.840 seniman dan asisten seniman, 40 dinas, dan 920 sekolah di seluruh Indonesia.

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Project

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline