Lihat ke Halaman Asli

Mufti Riyani

Pembelajar dan Penjelajah

Puisi: Pesta Subuh Minggu Pagi

Diperbarui: 14 Januari 2021   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pulang pesta. (sumber: pixabay.com/Alpcem)

Sejak pasar dipenuhi sajak iklan,
reklame berbaling
entah ke mana kampung lesap angan?
Berebut atap, tidak terasing

Sebagiannya pada dunia berlari
Sebagiannya pada diri sendiri

Sebagian kita memuja malam gairah
Rebah membalas penat sepekan lelah
Sebagiannya mengakrabi resah
Rubuh mengurut urat yang digurat jengah

Sejak kampung memindahkan sunyi
dibawanya pulang
Pesta subuh
minggu pagi

Tak ada yang benar-benar ditinggalkan
Setelah senyap dibungkus rapi
tisu berserak dan remahan roti

Satu persatu sepatu kaca tertinggal
Si pemilik pulang dan merapikan bekal untuk ke ladang
Ke gunung
Ke tegalan
Ke pasar
Terminal atau ruang jawatan sederet selasar
Mereka yang terus menjalar dari subuh ke petang,
Malam dan pagi
Meretas mantra  
Mengusir jengah kotak hari
Pada malammu
Pada malamku
Atau entah kapan jam
Memilih lesu

Pestamu menyadur sunyi
Pestaku lipat sembunyi
Dengkur tanpa nyayi

Berlepit-lepi
Berebut mufakat
Kampung menubuh kota jingkat berjingkat

Tumpahan catatan penuh terkepung
Memahat kampung diseberang ingatan

Langsa, Januari 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline