Aku senang, bila ia menatapku dengan penuh semangat, bahagia, dan ceria. ia adalah orang yang cukup bejasa, bukan hanya kepadaku tetapi juga untuk semua orang di dunia ini. ke teguhannya juga bisa dibilang, hampir tak bisa menyerah, meski ia letih ia tetap sabar. ia memiliki kesabaran yang sangat melampaui batas, atau singkatnya ia adalah orang yang sangat sabar menurutku, tapi aku yakin teman-teman ku juga berkata seperti itu juga.
Disuatu pagi aku sedang asyik menggambar di mejaku, lalu orang itu menghampiri ku, raut wajahnya sedang sedih sepertinya. hari itu ku rasakan seperti biasanya, namun aku merasakan kejanggalan yang dapat rasakan, hari keesokannya ia juga bertingkah sedih seperti kemarin namun aku masih belum terlalu memperdulikannya. beberapa hari berlalu, ia masih menunjukan raut wajahnya yang tertekuk itu, akhirnya ku tanyakan padanya
"ada apa belakangan ini ?", tanya ku, ia pun menjawab dengan nada agak rendah, tak seprti biasanya.
"aku harap, kau dan teman-teman mu tidak berpisah saat kau dan teman-teman mu besar nanti. jangan lupakan diriku !", katanya. aku sempat terdiam karna tak tahu ingin berkata apalagi, akhirnya aku memiliki kata-kata yang bisa membuatnya tenang
"iya bu umi, kita gak akan melupakan bu umi, karna engkau adalah guru yang selalu membakar semangat kami setiap kau datang ke sekolah ini", kata ku tenang.
Bu umi, kami sebagai murid-murid mu yang kau sayangi ini, tak akan pernah melupakan mu, suara lantang mu yang selalu membuat kami ...semangat, dan kesbaran serta semangat mu yang membuat kami tak akan pernah melupakan mu~
SELESAI
iqna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H