Lihat ke Halaman Asli

Tertunduk di Ujung Cakrawala

Diperbarui: 14 Maret 2022   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tertunduk di Ujung Cakrawala
Karya : Mufithoh Dila Safira

Bukan hayalan, bukan pula permainan
Tak terbalas, hanya membisu tak tertahan
Pilu meluap tanpa batas
Terduduk lesu tak bermatras

Seakan semesta mewakili rasa kalbu
Awan senja mulai muram, tak berteman
Angin berlenggak berdayu
Hujan berteriak sembari mengisyaratkan kata angan

Memori yang keparat
Ingatan yang selalu menggores luka
Waktu kini seakan tersekat
Menampilkan setiap inci yang tak pernah sirna

Merasakan kembali hembus nafas akhirnya
Semerbak bau anyirpun menyeruak
Senyum tulusnya terukir sempurna
Genggaman lemah menyiaratkan sakit terkoyak

Tragedi berdarah, membuat ia pergi
Atma dan raga tak saling terikat
Segala syaraf tak bekerja lagi
Tiada dalam buana, tiada pula rasa sakit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline