Kata hati yang menghakimi cenderung muncul ketika kita tidak cukup mencintai diri sendiri. Hal ini berbeda dengan narsistik, orang yang naris akan selalu menganggap dirinya paling benar, paling hebat, egois, dan rakus perhatian.
Sementara itu, seseorang yang mencintai diri adalah orang yang dapat menghargai diri sendiri sehingga menjadi individu yang lebih baik untuk dirinya dan orang lain.
Orang yang mecintai diri adalah mereka yang dapat bersahabat dengan dengan diri sendiri. Mencintai diri sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang yang tidak cinta diri, ketika sedang melakukan sebuah kesalahan kecil akan mencambuk dirinya secara terus menerus dengan kimentar negatif.
Hingga akhirnya dapat menggerus harga dirinya. Seseorang yang tidak mencintai diri akan sulit membangun relationship yang baik, karena terus merasa tidak yakin apakah dia pantas dicintai.
Kemampuan seseorang dalam menerima cinta dari orang lain berbanding lurus dengan kemampuan mencintai diri sendiri. Seseorang yang tidak mencintai diri akan cenderung merasakan insecure dan merasa tidak aman. Ketika seseorang merasa tidak aman kemungkinan yang akan dipilih adalah "fight" atau "flight".
Kata hati yang negatif berasal dari suara yang sering didengar saat masa kecil. Seperti suara orang tua yang marah-marah, saudara yang sering mengancam, guru yang tidak puas dengan prestasi muridnya, dan teman sekolah yang merundung.
Suara menghakimi ini akan terdengar berulang-ulang, seakan seseorang sealalu melakukan kesalahan dan tidak pernah cukup untuk orang lain. Memberi sebuah kritikan terhadap diri sendiri memang penting sebagai suatu perkembangan manusia.
Namun, sering kali kritikan itu terasa berlebihan dan cenderung destruktif. Bahkan, kritik destruktif yang berkepanjangan dapat mendorong seseorang menjadi putus asa, depresi, atau bahkan bunug diri karena benci diri.
Mulailah cintai diri sendiri dengan menjadikan diri sendiri sebagai sahabat. Ketika kata hati mulai mencambuk secara bertubi, sadari hal itu. Kata hati yang sehat adalah seperti suara yang datang dari hakim yang bijaksana, seseorang yang bisa membedakan baik dan buruk.