Lihat ke Halaman Asli

Mudzakkir Harun Alrasyid

Guru SDIT MU Cinere Depok

Masih Saja Dengki

Diperbarui: 1 Februari 2024   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Masih Saja Dengki

Kehidupan itu layaknya kompetisi, selalu ada yang menang dan kalah. Kehidupan itu layaknya alam semesta, ada langit dan bumi. Kehidupan itu layaknya jasad manusia, ada yang hidup dan mati. Kehidupan itu perjalanan hati, ada yang iri dengki dan bersih hati.

Kenapa masih ada dengki?.. pertanyaan unik ini memang layak dijawab dan dicarikan solusinya agar tidak berkepanjangan dalam dengki. Penyakit dengki bisa saja ada pada hati orang yang secara fisik, badannya sehat. Selain itu, semua orang berpeluang terkena penyakit tersebut, baik laki-laki, perempuan, tua, muda, anak-anak, rakyat biasa, pegawai, buruh, majikan, dan bahkan juga penguasa, dan lain-lain.

Berbeda dengan penyakit fisik, penyakit hati berupa hasut atau dengki yang akan merasa sakit, oleh karena terkena dampaknya adalah orang lain. Orang lain yang sedang sehat bisa menjadi sengsara, merasa sakit, atau celaka, oleh karena adanya orang yang berpenyakit hasut itu.

Sesungguhnya dengki atau hasut adalah penyakit yang berada di dalam hati seseorang. Orang yang sedang berpenyakit dengki atau hasut itu tidak akan mengerti, bahwa dirinya sedang sakit. Penyakit itu tidak dirasakan oleh yang bersangkutan. Bahkan sebaliknya, dirinya merasa sehat dan justru orang lain yang dianggapnya sakit.
Orang yang berpenyakit dengki menginginkan orang lain menjadi rugi, sedih, dan bahkan frustasi.

Saya pernah membaca sebuah artikel seorang tamu dari Arab Saudi mengajukan pertanyaan ke salah seorang dosen di sebuah universitas islam, yaitu apakah di sini (kampus) tidak ada orang yang berpenyakit hasad atau dengki?

Sang dosen merasa aneh karena belum pernah mendapatkan pertanyaan seperti itu. Lantas beliau balik bertanya, kenapa pertanyaan itu disampaikan. Secara spontan, tamu tersebut menjelaskan bahwa, di mana saja kemajuan sulit diwujudkan oleh karena di berbagai tempat itu ada saja orang berpenyakit hasut atau dengki.

Banyak masyarakat tidak maju, dan bahkan mundur, tidak terkecuali di lembaga pendidikan, oleh karena banyak orang berpenyakit hasut. Orang yang berpenyakit hasut atau dengki selalu tidak suka tatkala melihat orang lain beruntung, maju, selamat, memperoleh kemenangan, berhasil, sukses, dan sejenisnya. Sebaliknya, mereka merasa senang dan gembira tatkala mendapatkan kabar atau mengetahui orang lain susah, rugi, atau bahkan celaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline