Lihat ke Halaman Asli

Mudzakkir Harun Alrasyid

Guru SDIT MU Cinere Depok

Makam Saya Terapung

Diperbarui: 28 Januari 2024   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama saya Mudzakkir Harun Alrasyid. Saya lahir di Demak tepatnya di pesisir pantai Morodemak Bonang. Nama adalah doa. Nama adalah harapan. Setiap orang tua yang melekatkan nama pada anaknya sangat berharap anaknya menjadi orang baik, sukses, dan bermanfaat bagi kehidupan dunia akhiratnya. Ada juga yang melekatkan nama kepada anaknya sama dengan nama tokoh/ulama besar dengan harapan sang anak dapat meneladani ulama tersebut.

Demak, Jawa Tengah dikenal sebagai Kota Wali. Tidak heran sepanjang tahun ribuan peziarah berdatangan ke ini. Salah satu yang menjadi tujuan wisata religi adalah makam Syekh Mudzakkir yang berada di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak.

Makam Syekh Mudzakkir terbilang unik, karena berada di tengah laut. Meski terancam abrasi dan diterjang gelombang atau ombak laut, makam yang berada sekitar satu kilometer dari bibir pantai tersebut tetap berdiri kokoh.

Nama Syekh Abdullah Mudzakkir cukup dikenal di kalangan santri di wilayah Demak dan sekitarnya. Syekh Abdullah Mudzakkir atau akrab dipanggil Mbah Mudzakkir merupakan salah satu ulama besar yang menyiarkan Islam di kawasan Pantai Sayung, Demak. Bahkan ulama yang lahir di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen tahun 1869 itu disebut sebut sebagai pencetak kader para kiai muda di Demak dan sekitarnya.

Sebelumnya Syekh Abdullah Mudzakkir banyak berguru kepada ulama dari berbagai daerah salah satunya dengan Syekh Soleh Darat.
Sebenarnya dahulunya Dusun Tambaksari tempat di mana makam Mbah Mudzakkir berada adalah daratan. Namun karena terus-menerus terkena banjir rob air laut lama-kelamaan daratan itu mengalami abrasi sehingga keberadaan makam Mbah Mudzakkir berada di tengah laut.

Berkembang mitos bahwa makam Syekh Abdullah Mudzakkir itu "mengapung" sehingga tidak akan tenggelam kendati pasang air laut tinggi. Hal tersebut diyakini masyarakat dikarenakan keluhuran budi Syekh Abdullah Mudzakkir semasa hidupnya yang melakukan syiar di wilayah tersebut dan sangat berjasa dalam pembangunan akhlak warga setempat, baik dalam hal ilmu agama maupun tradisi yang diajarkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline