Lihat ke Halaman Asli

Modifikasi Perilaku, Perlukah?

Diperbarui: 13 Februari 2016   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Modifikasi perilaku secara umum dapat diartikan sebagai hampir segala tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku. Eysenk mengungkapkan bahwa modifikasi perilaku merupakan usaha mengubah perilaku dan emosi manusia dengan cara yang menguntungkan berdasarkan hukum-hukum teori modern proses belajar. dalam kesempatan kali ini penulis akan menceritakan tentang pengalamannya melakukan modifikasi perilaku terhadap siswa siswi yang memiliki motivasi belajar rendah.

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut betindak atau berbuat. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanya. Sedangkan Good dan Brophy dalam Hamzah (2010) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri.

Motivasi belajar yang rendah adalah salah satu penyebab kurang berhasilnya seseorang dalam menempuh pendidikan. Motivasi Belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Saya akan mendeskripsikan tentang pengalaman modifikasi perilaku yang dilakukan semasa melakukan KKM Tematik Posdaya Berbasis Masjid di Tlogosari. Adapun perilaku yang menjadi target perubahan adalah motivasi belajar rendah yang dimiliki oleh siswa siswi SMP di TPQ Al-Hidayah Tlogosari. Motivasi belajar yang rendah adalah salah satu penyebab kurang berhasilnya seseorang dalam menempuh pendidikan. Dalam hal ini ditunjukkan bahwa siswa-siswi SMP di TPQ tersebut mayoritas mendapatkan nilai yang kurang baik atau tidak memuaskan dalam kuis yang telah diadakan.

Sehingga sangat dibutuhkan cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar siswa mampu mencapai hasil terbaik dalam pendidikannya. Adapun teknik yang telah dipakai oleh pemakalah dalam merubah perilaku siswa-siswi tersebut adalah dengan cara pemberian pengukuhan (reinforcement positif) yang berupa hadiah, agar siswa-siswi tersebut termotivasi dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Menurut Wasty Soemanto (2006) yang dimaksud dengan pemberian pengukuhan (reinforcement) adalah suatu respon positif dari guru kepada siswa yang telah melakukan suatu perbuatan yang baik atau berprestasi. Pemberian penguatan (reinforcement) ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar dan mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik itu.

Berdasarkan paparan diatas dijelaskan bahwa motivasi belajar bisa timbul karena salah satunya faktor ekstrinsik yang berupa penghargaan. Dalam hal ini, pemakalah sukses memodifikasi perilaku siswa-siwi SMP tersebut. Yang awal mulanya mereka memiliki motivasi belajar yang rendah (diketahui dari tidak bersemangatnya mereka dalam mengikuti kegiatan dan nilai yang didapat tidak memuaskan) sampai bersemangat lagi dalam kegiatan tersebut.

Adapun kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan belajar bahasa Asing (Arab dan Inggris) yang diberikan kepada siswa-siswi SMP di TPQ tersebut. Dalam pembelajaran tersebut, ada 5 pertemuan dalam 1 bulan. Pada pertemuan pertama siswa yang datang hanya sedikit, yakni kisaran 10 anak. Pertemuan pertama ini berisi tentang pengenalan dan pemberian materi atau vocab dan mufrodat. Saat pertemuan pertama ini, siswa-siswi tersebut diminta untuk mengajak teman-teman lainnya agar besok datang ke kegiatan pembelajaran ini. Pada pertemuan ke dua, siswa-siswi yang datang lumayan lebih banyak dari kemarin, yakni 18 anak.

Hari ini pemberian materi dan persiapan Kuis untuk besok. Pertemuan ke tiga, pemberian materi dan juga diadakan kuis. Namun sayangnya, dalam kuis pertama ini nilai-nilai yang didapat siswa-siswi sangatlah tidak bagus. Nilai mereka kisaran dari 20-40. Akhirnya, pertemuan ke 4 dipakai untuk pengulangan kuis dan disini pemakalah melakukan modifikasi perilaku dengan cara pengukuhan. Pemakalah menginstruksikan kepada para siswa, bahwa barang siapa yang mendapatkan nilai terbaik pertama dan terbaik kedua dalam kuis, maka akan mendapatkan hadiah. Akhirnya, pada pertemuan ke 4 dan 5 diadakan kuis dan hasilnya mereka sangat memuaskan dan naik drastis. Hasil yang mereka peroleh dari kuis kisaran 50-100. Dari sini membuktikan bahwa modifikasi perilaku yang dilakukan pemakalah akhirnya berhasil.

Adapun analisa sebab keberhasilan dari modifikasi perilaku yang dilakukan adalah:

1. Saya memilih pengukuh yang tepat, yakni berupa pensil cantik yang tidak tersedia ditoko-toko desa sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline