Lihat ke Halaman Asli

Mudrikah

Mahasiswa/Universitas Alma Ata

Menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan Memperkuat Persepektif Gender PW IPNU IPNU D.I Yogyakarta Gelar Latihan Kader Utama (LAKUT)

Diperbarui: 28 Desember 2023   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lakut PW IPNU IPPNU DIY di SKB Bantul

Bantul, D.I Yogyakarta

Negara Indonesia pada tahun 2045 telah berumur 100 tahun atau 1 abad. Pada usia tersebut negara Indonesia akan mengalami usia emas yang tentunya banyak harapan serta target untuk terwujud pada tahun 2045. Indonesia diharapkan menjadi negara yang maju dan dapat sejajar dengan negara adidaya lainnya.

Dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045 Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Latihan Kader Utama (LAKUT) di gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Bantul, DIY, pada Jumat-Selasa (22-26/12/2023)

Ketua PW IPNU DIY Didi Manarul Hadi menyampaiakan bahwa peserta yang mengikuti LAKUT ini merupakan kader-kader pilihan yang telah lolos melewati rangkaian proses seleksi. Tujuan LAKUT digelar untuk menyongsong bonus demografi Indonesia Emas 2045 dengan mencetak pemimpinan inklusif yang siap memimpin di masa depan.

LAKUT ini merupakan pendidikan kaderisasi formal tingkat tinggi di IPNU maupun IPPNU sehingga betul-betul diperhatikan baik dari sisi Input, output, juga outcome-nya. Peserta yang mengikuti LAKUT merupakan peserta pilihan melalui berbagai tahapan seleksi pemimpin, outcome-nya memiliki jiwa kepemimpinan" ujar Didi

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan cara menghadapi tantangan yang akan dihadapi oleh kader NU dengan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang harus di miliki oleh seorang pemimpin. Pentingnya pengembangan dan pendidikan kecerdasan yang berlandasan aswaja merupakan investasi untuk masa depan.

Sebagai bentuk untuk menghadapi tantangan tersebut penduduk Indonesia tentunya harus responsif terutama pada kaum perempuan. Hal ini dikarenakan sampai saat ini kaum perempuan masih minim hukum atau kurang pastinya hukum untuk melindungi perempuan sehingga perempuan belum merasa aman dan diberikan keadilan.

Ini merupakan sebuah tantangan supaya generasi selanjutnya memahami kesetaraan gender dan hak perempuan dapat dilaksanakan secara penuh.

"Perempun harus banyak mengambil peran dalam segala bidang karena perempuan sebenarnya mampu, hanya saja sering tidak diberikan ruang khusus. Sudah diakui dan berdasarkan fakta, perempuan mempunyai otak yang terstruktur khusus sehingga mampu multitasking" tutur Fatiha, kader utama PC IPPNU Kota Yogyakarta.

Tak hanya itu pemateri Studi Gender III pada LAKUT ini yaitu ibu Khotimatul Husna juga menyampaikan mengenai "Citra Tubuh Perempuan" oleh media dibagi menjadi beberapa hal, yaitu citra pigura, citra peraduan, citra pinggan, citra pilar, dan juga citra pergaulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline