Negarawan adalah sebutan untuk orang yang ahli dalam mengurusi negara dan menjalankan pemerintahan. Negarawan adalah pemimpin politik yang mengelola negaranya dengan kebijaksanaan dan kewibawaannya. Berbeda dengan politisi, politisi merupakan orang yang terlibat dalam dunia perpolitikan, termasuk juga ahli politik dan mereka juga ikut serta dalam pemerintahan. Thomas Jefferson memiliki definisi bagus tentang perbedaan negarawan dan politisi. Menurutnya politisi memikirkan pemilihan yang akan datang, sementara negarawan memikirkan generasi yang akan datang. Politisi menyibukkan diri dengan pertanyaan 3W 1H, dan negarawan 2W (Why and Where).
Kegaduhan politik saat ini yang terjadi adalah di tandai kisruh lembaga penegak hukum serta tarik menarik kepentingan antara eksekutif dan legislatif yang dipicu minimnya pemimpin nasional yang dapat menjadi tauladan bagi publik. Menurut Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia Yudi Latief, kegaduhan ini merupakan sebuah konsekuensi karena yang muncul saat ini hanya aktor aktor politik. Terjadi surplus politisi tapi defisit negarawan, politik hanya dipersatukan oleh dua hal, yakni kepentingan dan ketakutan. Politik yang seperti ini akan menimbulkan kegaduhan karena tidak ada lagi kepercayaan. Akibatnya sesama anak bangsa akan saling menghianati dan siapa yang dulu maka dia yang dapat. Tentu hal ini akan sangat buruk bagi keberlangsungan hidup bernegara. Dibutuhkan sosok pemimpin yang negarawan, yang keteladannya dapat di contoh oleh masyarakat.
Sebagai kepala negara, Presiden harus punya jiwa negarawan dan bukan politisi. Karena seorang kepala negara adalah milik semua masyarakat dan bukan hanya milik partai. Semua kekisruhan akan mereda bila kita punya pemimpin negarawan, presiden sebagai orang nomor satu harus tahu bahwa posisinya adalah sebagai negarawan.