Lihat ke Halaman Asli

Ryan Ari Rap

Petani dan Penikmat Kopi, dari Desa untuk Indonesia

Di Lalaya Aku Berkelana

Diperbarui: 18 Oktober 2017   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gerimis pagi tadi kembali datang, menjelang siang yang habis dan senja masih menggantung tipis. Ada rindu jika kau tahu, pada ritme tinggi rendah air tercurah, manis aku rasa begitu romantis jika kita bersua segera.

Di lalaya aku berkelana ke entah berantah, menyapa setiap pasang mata dalam maya, berbagi suka pada tombol jempol lalu bersua dalam ruang teks tanpa suara. Dalam ruang maya ada ketertarikan yang agung, tapi aku linglung, tertawa dan merana.

Dalam ingatan yang sepenggal mulai naik, bersama gerimis dan senja yang menunggu, aku berdoa untukmu. Semoga saja kelak akan ada sua yang nyata, duduk bersebelahan bersama secangkir teh, dan obrolan remeh temeh, menunggu senja.

Yogyakarta 17 Oktober 2017
Mudjirapontur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline