Lihat ke Halaman Asli

Ryan Ari Rap

Petani dan Penikmat Kopi, dari Desa untuk Indonesia

Tanda Bahaya

Diperbarui: 7 Mei 2016   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


sumber gambar: http://faktariau.com

Mulai tulis di sini...
maaf aku tak ingin
Mulai tulis di sini...
baiklah jika kau memaksa

Tanda bahaya tiba-tiba datang, yang muda lupa sejarahnya
museum muram durja, gambar jendra agung tak berdaya
satu dua, tersebar berita jenderal menangis jari tengah di depan mata
lalu bersama-sama menghujani caci maki, puas lalu diam
salah siapa, salah yang mana, salah di mana, tak ada jawabnya
hari esok kembali diam tak ada apa

Lalu, pesan itu datang terlambat, genderang perang kian hebat
Pancasila kehilangan makna, menjadi lelucon maha dahsyat
sederet bebek keluarkan fatwa, selamatkan itik dari bencana
naik darah, memerah, amarah, maaf, lapor, selesai, sudah
sebaiknya memang begitu, santun, duta garuda akhir cerita
siapa kuasa, gugat yang mana, siapa jadi apa, tak ada jawabnya
hari esok kembali tenang tak ada apa

Belum lagi usai, jendral agung murung, sila garuda terkurung
Tanda bahaya kembali mengema, semua mencari asal usulnya
di dapati garuda tak berdaya, tak terselamatkan makna lambang negara
pahlawan tak bisa berbuat apa, ia sama kalah di telan sejarah
satu dua tiga, karnaval caci maki berseliweran mengudara
Salah siapa, mengapa, ada apa dengan kita, mengulang bahaya
pesan tak terbaca, panggilan tak ada jawabnya
Apakah hari esok kembali tenang tak ada apa

Kalau sudah begitu, tegang, tenang dan terulang
ini sudah bahaya, bukan sekedar tanda
salah siapa? salah kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline