Bu Ratna -- warga perumahan yang sombong, banyak yang tidak suka padamya Selain sombong kebiasaannya berghibah membuat banyak orang gerah, bahkan tak jarang orang jadi resah karena membicarakan aib orang tanpa rasa bersalah.Pagi masih malu menyapa, Bu Ratna yang melihat Bu Dewi melintas di depan rumahnya, melambaikan tangan."Jeng, mau belanja, ya?" sapanya. Bu Dewi mengangguk, enggan.
"Bareng, yuk! Saya juga mau belanja, biasa lah papanya anak-anak lagi libur minta di masakin rendang." ujar Bu Ratna, keluar pagar dan melangkah menyusul Bu Dewi.
Meski sedikit kurang suka, bu Dewi mengiyakan juga karena rasa sungkan terhadap orang yang lebih tua.
"Hih ... dasar perempuan gatel," gumam Bu Ratna ketika melewati rumah Bu Sita.
"Apa apa, Bu?" tanya Bu Dewi mendekat.
"Itu, lho, Jeng, tetangga baru yang di sebelah rumah Bu Sita," cerocos Bu Ratna.
"Maksudnya Jasmine?" tanya Bu Dewi mengerutkan alis.
"Iya, Jasmine ... jashujan ... apalah, nggak tahu saya, ihhh ...." Bu Ratna mengedikkan bahu, mulutnya mencibir sinis.
"Memang kenapa dengan Jasmine, Bu? Kelihatannya dia perempuan baik-baik." Bu Dewi tak mengerti.
"Baik gimana? Dia itu, lho, kalau diliat dari umur ... sudah tiga puluh lebih, tapi kok, ya, belum kawin-kawin, eh ... lha kok saya liat tiap malam dia itu pulang diantar laki-laki." Bu Ratna memonyongkan bibir seperti jijik.
"Ya, mungkin aja calon suaminya, Bu," sanggah Bu Dewi.
"Halah ... wong tiap malam yang ngantar mobilnya ganti-ganti, kok, yo pasti dia itu simpenan pejabat, pantes saja nggak kawin-kawin, lha wong jadi gundik pejabat."