Lihat ke Halaman Asli

Orientasi, Arah Menuju Dunia Baru

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam masalah kesungguhan, saya teringat saat mengikuti Orientasi Pendidikan Kampus (ORDIK) di Instititut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) pada 2010 kemarin. Coba bayangkan, dari 24 jam waktu yang tersedia dalam satu hari, hanya dialokasikan 4 jam untuk istirahat itupun kalau tidak istirahatnya molor, kalau tidak dengan kesungguhan dan keinginan yang matang dalam mengikutinya,munkin tidak akan bisa bertahan pada 20 jamnya, akan tetapi dengan kesungguhan itu, saya dinyatakan lulus, dan setelah itu, saya resmi menyandang status Mahasiswa.

Hari pertama saat prosesi pendaftaran, saat menanti giliran untuk menyerahkan semua berkas yang menjadi persyratan, saya masih merasa enggan untuk sekedar duduk diemperan kampus, padahal antrian masih panjang, disampaing ada banyak peserta yang ikut, juga banyak peserta yang tidak memenuhi syarat yang telah tertulis dipapan pengumumanseperti Uang, pakaian serta hal lain yang mesti dibawa, sehingga dengan ketidak lengkapan itu antrian semakin lama, semakin banyak yang tidak memenuhi persyaratan, semakin panjang pula urusan peserta dengan panitia, antrianpun tak kunjung memudar.

Hari pertama merupakan gambaran awal akan arah perjalanan pelaksanaan ORDIK selama 6 hari setelahnya. Dalam serangkaian acara yang mesti diikuti mulai dari pra pelaksanaan, pembukaan, penyajian materi, pendalaman materi serta jamaah bersama pengasuh PP. Annuqayah merupakan aktivitas yang menjemukan yang mesti diikuti selama 7 hari.

Sebelum acara ini dibuka oleh Rektor sekolah tinggi ilmu keislaman annuqayah (STIKA) sekarang Instika, peserta dua hari sudah berpanas-panasan di halman kampus, dari pelatihan baris berbaris sampai pada cara upacara dan pengibaran bendera. Hal yang demikian seakan biasa, tapi yang menggeramkan bagi peserta saat panitia kedisiplinan memasuki lapangan, sudah bisa dipastikan ada banyak “terdakwah” yang mesti dihukum, pokoknya macam-macam dakwahan itu, tapi hal demikian menurut saya tidak masuk akal, hanya gara-gara melihatnya didekat saya, saya disuruh ke depan dan diminta untuk menaiki pohon palem yang besar dan licinnya minta ampun, apalgi yang pelanggaran yang lain, pokoknya macam-macam alasan untuk bisa menghukumnya.

Setiap harinya pelaksanaan Orientasi dimulai pukul 03.00 WIB. Pada jam itu, seluruh peserta harus berkumpul kembali dengan pakaian aksesoris lengkap, termasuk tas dan topi yang dikenakanya. Seperti yang saya sampaikan diatas, selain mengikuti penyajian dan pendalaman, juga jamah bersama dengan pengasuh pesantren saat Mahgrib, Isyak dan Subuh. Karena itulah, pukul 03 harus kembali untuk siap-siap mengikuti jaamah subuh, sekaligus mendengarkan tausyiah pengasuh ditempat mana melaksanakan jamaah.

Pukul 06.30, peserta kembali diperkanankan pulang dan kembali pukul 07.00, lebih dari jam demikian, sanki pasti akan diberikan padanya, tidak hadir tidak lulus. Pada senggang waktu 30 menit yang berikan, ada banyak hal yang mesti dilakukan, seperti sarapan pagi, mandi dan lain semcamnya. Akan tetapi dengan sesingkat itu, bisa terselesaikan dengan baik dan kembali tepat waktu, walau dengan sangat terburu-buru.

Pukul 07.00 kemali dengan serangkaian penyajian dan pendalaman materi, pukul 11.30 baru bisa istihat lagi sampai 12.30,pukul 12.30 kembali pukul 17.00 baru bisa istihat lagi untuk sekeder shalat asar dan setelah itu harus kembali lagi untuk mengikuti jamaah mahgrib bersama pengasuh, dan baru bisa istirahat kembali pukul 23.00, dan harus kembali pada pukul 03.00 WIB, begitulah aktivitas yang mesti diikuti selama 7 hari.

Pada saat penyajian tentang perkenalan 3 Fakultas dari masing-masing dekan, seakan saya menemukan arah baru dengan pilihan Fakultas yang saya pilih; Fakultas Tarbiyah. Dengan penyampain yang meyakinkan saya lebih mantap bahwa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)lah yang paling pas dengan kecenderungan saya selama ini. Sehingga pada sesi dialog saya menyampaikan sumbangan ide terkait dengan keinginan yang saya inginkan selama menjadi mahsiswa di Instika. Hal mendasar yang saya sampaikan, terkait dengan tugas seorang Dekan serta dosen-dosen pengmpu materi lainnya, bagaimana menjadikan mahsiswa menemukan dunianya sesuai dengan jurusan yang telah menjadi pilhnya, atas laporan Majalah Fajar LPM-Instika tahun 2008, ada sebagian mahsiswa Instika yang salah jurusan. Dengan menjadikan kampus untuk menemukan dunianya, tidak akan ada istilah salah jurusan, dan dapat dipastikan akan lahirnya mahaisiswa-mahsiswa intelektual dan profesional, tidak hany sebatas mengisi absen dan sebatas pemenuhan tugas dosen.

Untuk mencapai demikian, terutama padatnya jadwal yang meski dilalui, dapat dipastikan hal demikian menguras tenaga, maka disnilah membutuhkan bahan penunjang akan pulihnya stamina serta terjaganya mentalitas tubuh agar tetap stabil. Dengan demikian Kratingdaenglah yang menemani saya saat pelaksanaan itu berlangsung.

Demikian saya terinspirasi pada panitia, setiap saya melihat panitia kedisiplinan mengawasi pelaksanaan ORDIK, selalu terselip botol Kratingdaeng dipinggangnya, dengan demikian selama pelaksanaan selain ditemani air mineral yang telah diwajibkan untuk membawanya, dalam tas aksesoris ORDIK yang ditentukan panitia tersimpan sebotol Kratingdaeng, hal itulah yang mendukung kesungguhan saya selama pelaksanaan ORDIK 2010.

PP. Annuqyah mempunyai 10 daerah, msing-masing dari dari tersebut ada pengsuhnya masing-masing.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline