Lihat ke Halaman Asli

Jealous

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Satu-satu mereka lahir dan yang lainnya mati jadi tulang belulang. Dunia dalam drama yang panjang dan Aku adalah satu dari mereka. Aktor yang memerankan kebaikan. Pemeran yang kadang lebih terbusuk dari seonggok bangkai dan itulah Aku. Cuma merasakan kosong di antara ruang-ruang yang tidak aku kenali. Terus berlari pada jalan nasib. Apa hidup akan terus begini?? Mereka bahagia dan Aku cuma bungkam seribu kata. Tidak ada cinta. Terus tenggelam ditertawakan sejuta manusia!!!
Cemburu. Tidak bisakah sikap itu aku bunuh dari hati. Lalu engkau sedikit peduli. Aku memang manusia brengsek. Panggil Aku sepuas caramu berpikir. Tapi jangan kamu pergi lalu menyisakan tanya. Bahkan Aku akan mengejarmu meski sisa bayangan. Menyelusuri setiap jejak yang kamu tinggalkan. Karena kamu adalah setiap rintihan do'a yang Aku panjatkan.
Akhirnya kemana juga kita melangkah. Aku yakin, suatu hari kamu tidak akan bertahan. Kamu menikah, beranak. Dan Aku?? Jangankan kamu peduli. Barangtentu Aku tinggal nama yang kamu lupakan...
Siang terakhir ini. Aku begitu emosi. Maafkan Aku bukan maksud memaki. Semoga senja cepat tiba. Aku muak dengan kebisingan ini. Aku ingin engkau tiba dalam mimpi malam ini. Banyak cerita yang akan Aku beri. Hingga pagi Aku mohonkan jangan Tuhan hadirkan.
Sudahlah. Jangan kamu dengarkan Aku. Aku tidak akan berteriak. Tidak juga akan membisikkan janji-janji kepadamu. Aku tetap begini. Diam lalu pulang ke pangkuan senja dengan badan yang lelah. Saban waktu menunggu malam dan akan terus melukiskan wajahmu. Karena hanya itu aku tidak cemburu kepadamu.
Bagiku. Engkau selalu indah dalam duniaku yang tidak satupun orang tahu. Engkau yang terus datang tidak hanya dengan suara-suara. Engkau juga yang selalu ku-cumbu begitu erat. Dan engkau yang tidak pernah ku-ungkapkan dengan kata-kata. Karena Aku berharap hanya engkau diciptakan Tuhan sebagai alasan Aku dilahirkan. Insya Allah....!!!

Jakarta, 24 Juli 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline