Tidak seperti biasa, Senin 16 Januari 2023, pulang dari Mesjid Al Hurriyah, Puri Indah, badan terasa tidak nyaman. Ada apa ya ....... Malas bergerak .... Dan perasaan tidak tenang. "Firasat" mungkin Pa", kata istri Yulinar Ismail. Biasanya pertanda adanya kejadian yang merisaukan. Qadarullah... benar, saat membuka medsos, diketahui lah salah seorang keluarga dekat di panggil Illahi Rabby, di kampung.
Beliau adalah Pak Etek Saulah panggilan kesayangan kami yang bernama "Aminullah" berpulang kerahmatullah pada hari Senin 23 Jumadil Akhir, 1444 H, 16 Januari 2023, jam 07.15 di Jorong Sipisang Nagari Nan Tujuh , Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam Sumatera Barat.
Terbayang lah bagaimana perhatian beliau kepada kami saat berada di kampung Jorong Sipisang (Kampung Istri). Sejak lebih 40 tahun, terutama saat mudik hingga tahun 2021 yang lalu. Ikan gurame, ikan mas di tambak langsung ditangkap dan lalu dimasak oleh Tek Dan istri beliau. Tek dan dan pak Etek Saulah ini paham betul kesukaan kami, seperti "Rendang Pakis", beliau pun telah mencari udang di sungai Sirabungan, untuk ditambahkan. Pada saat kami mau balik ke Jakarta, beliau kembali menyiapkan ikan mujair dan nila yang diasap dan dikeringkan. Jelas tidak lupa menyiapkan buat kami "Rendang Pakis" sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke Jakarta.
Perhatian yang lain yang sulit dilupakan adalah saat musim durian. Beliau dengan Tek Dan dan anak anaknya Een, hampir setiap hari mengirim duren segar yang baru jatuh dari pohon. Sering pula disertai dengan ketan. Karena anak beliau Een menjual duren di depan warung, yang berada sebelah rumah.
Tek Dan istri pak Etek Saulah ini adalah anak "Mak Tuo / Bu De" dari ibu mertu saya alm Hj. A Rosna. Ibunda mertua saya Hj. Ainun dan bunda tek Dan, Inyiak Ainah. Mbak Wiwik kakak ipar saya, Da Yazid, adik Nuharmen dan Eliza, ingat sekali bagaimana perhatian yang diberikan oleh Pak Etek Saulah dan Tek Dan, ketika pulang ke kampung, Bersama kami beberapa tahun yang lalu. "Tek Dan, masakan nya enak", ujar mereka.
Dua anak beliau yang berada di Jakarta yakni Idai (stelah tamat SD ikut adik ipar Hj. Rosny Ismail) dan Iyen (Ikut kami hingga Tamap SPG), pulang ke kampung, sehari kemudian. Tetapi anak anak-anak, Pak Etek Saulah yang berada di Pekan Baru dan Padang, sudah berada di kampung, saat beliau merasakan sakit perut dan tidak mau makan.
Hanya dua hari merasakan sakit perut, dan kemudian berpulang kerahmatullah. Mungkin ini lah yang disebut Husnul khatimah. Di saat terakhir hidup nya tidak "merepotkan", keluarga. Insyaa Allah berbagai perhatian yang diberikan kepada kami, anak, menantu, cucu dan jiran di kampung, menjadi pahala abadi bagi beliau. "Pak Etek", kami rindu.... . Semoga magfirah Illahi dan tempat yang lebih baik diperoleh.
"Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah SWT, kepada-Nya kita kembali. Sesungguhnya hanya Allah-lah tempat semua kembali. Ya Allah, catatlah (orang yang meninggal itu) di sisi-Mu sebagai bagian dari golongan orang-orang yang baik, dan letakkanlah catatan itu di tempat yang paling tinggi. Gantikanlah kebaikan itu bagi keluarga yang ditinggalkan. Jangan Engkau haramkan pahalanya, dan jangan Engkau berikan kami fitnah setelah ditinggalkannya." Aamiin ya Rabbal Aalamiiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H