Lihat ke Halaman Asli

H. Muchtar Bahar

Ingin hidup lebih lama untuk berbagi

Ayahku

Diperbarui: 6 Juni 2022   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hari ini adalah meninggal nya Bapak kami H Bahar Chatib Said Ali. Beliau meninggal 19 tahun yang lalu di Rumah Adik Bungsi Eliza Bahar di Bekasi, 6 Juni 2022 Beliau dimakamkan di TPMU Panti Perwira Bekasi, hanya beberapa meter dengan makam Amak  kami Hj. Dariana yang menyusul Bapak, 28 Februari 2008.

Dua hari yang lalu kakak kami yang sulung  H.M Jazid (Da Yas) ziarah ke makan Bapak dan Amak  di TPU Perwira Bekasi ini. Kembali segar dalam ingatan dan sanubari kami, tentang Bapak dan Amak, ditambahlagi dengan info yang di share oleh Mbak Wiwik dan Da Yas dalam medsos.kel.besar Bahar Chatib Said Ali.

Setelah shalat jamaah di Mesjid Muhajirin Wisma Asri, Bapak  kembali kerumah. Kemudian saat mau mengambil Al Qur'an untuk membaca nya terjatuh. Sempat dibawa ke rumah sakit tidak tertolong, beliau wafat  6 Juni 2003.Bapak meninggal dalam usia 81 tahun. Sementara Amak meninggal dengan usia  78 tahun..(Ingin Hidup Lebih Mama, Untuk Berbagi, bagian ketiga, YPMUI 2022).

Hubungan darah dan kasih saying dengan orang tua demikian dalam, seperti yang ditulis oleh Buya Hamka dalam bukunya berjudul "Ayahku" . Menguraikan tentang sosok ayah Buya Hamka yakni Dr. H. Abdul Karim Amrullah atau Dr.HAKA. "Ayahku" ini tidak hanya semata-mata berisi riwayat hidup seorang ulama besar Sumatra Barat atau catatan kasih seorang anak tentang ayahnya saja, namun di dalamnya juga berisi riwayat perjuangan ulama dan perkembangan Islam di Sumatra Barat khususnya dan seluruh Sumatra pada umumnya. Buku ini terbit pertama kali tahun 1950.

Sebagai seorang anak, saya tidaklah mempunyai kemampuan untuk menulis seperti Buya Hamka, Namun kedekatan dengan beliau, sangatlah luar biasa. Doa kami bagimu Apak dan Amak. Kami belum sempat memberikan perhatian  yang lebih baik selama hidup Apak dan Amak.

Saat Apak meninggal saya demikian terharu, betapa banyak nya sahabat dan tetangga yang datang menyampaikan rasa duka dan ikut serta untuk penyelenggaraan janazah nya. Mereka ikut mempersiapkan untuk memandikan, mengkafani dan shalat Jana'iz di Mesjid Muhajirin, yang berada di Blok D Taman Wisma Asri, Bekasi.

Bilamana saya ke Bekasi, mampir dan shalat di masjid ini, ketemu dengan jamaah masjid dan diantaranya ada yang masih ingat bahwa saya anak nya Pak Khatik, begitu mereka memanggil apak. Mereka menyampaikan bahwa pak Khatik, selalu lebih dulu datang ke masjid" malahan "bilamana belum ada muazin beliau yang mengumandangkabn azan. Begitu juga saat tidak ada imam, beliau juga siap jadi Imam", kata jamaah yang lain.

Sembilan belas tahun telah liwat, sebagai anak tidak lah sempat memberikan perhatian yang optimal pada Apak dan Amak. Namun tetap memunajadkan doa bagi mereka dan beramal jariah, atas nama beliau.

 Allah yang maha pengasih, penyayang dan pemberi ampunan, ampunilah dan rahmatilah  lah orang tua kami . Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka. Ya allah  kabulkan  lah permohonan kami ini. Aamiin ya Rabb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline