Lihat ke Halaman Asli

H. Muchtar Bahar

Ingin hidup lebih lama untuk berbagi

Setengah Hari di Bukittinggi

Diperbarui: 8 September 2021   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Apa yang akan anda lakukan, bila hanya setengah hari di Buktitinggi. Katakanlah mulai jam 09.00 hingga jam 15.00, banyak pilihan tentunya, sesuai dengan hoby dan keinginan masing masing,  yang bebeda satu sama lain.

Setelah bulan Juli 2021 yang lalu, saya baru kembali Ke BUkittinggi, kamaren, Selasa 7 September 2021, bersama istri. Tujuan utama adalah membeli obat yang sudah habis. Berangkat dari Sipisang jam 08.30 dan sampai di Buktirringgi jam 10.00, dengan menggunakan mobil angkutan umum KUD. Semua penumpang tertib menggunakan masker, keculai sopir. Namun ia tetap mengantungkan masker di leher.

Waktu yangv tersedia bagi kami di Bukittinggi, hanya hingga jam 15.00, karena pada jam tersebut, harus kembali ke Sipisang, dengan mobil yang sama. Banyak pilihan untuk menghabiskan waktu tersebut, namun kami memilih mampir di Kampung Cina, melihat sudut kota lama dan sekalian mencari apotik. Setelah mendatangi dua apotik, barulah obat yang dicari didapat.

Berjalan menyusuri Kampung Cina, bebelok ke kanan, ke "Pasar Ateh" . Kami meliwati Pasar Ateh yang baru rampung dibangun, namun tidak mampir. Karena tidak ada juga niat untuk berbelanja mukenah, baju koko atau barang lain.  Menyusuri panggir Pasar Ateh, kami menuju Los Lambuang, yang populer dengan masakan "Kapau" nya.

Menikmati kuliner Nasi Kapau. Saya memilih nasi kapau, sementara istri lebih menyukai "ketupat".  Hampir sejam kami berada di Los Lambuang ini, relaks sambil melihat pengunjung, dan buka HP tentunya. Tidak semua corner dibuka. Tetapi ada sejumlah pilihan menu. Ketupat sayur pakis, cendol lengkap, katupat pecel, lamang tapai, es campur, dan banyak lagi yang lain.

Kami beranjak menuju Mesjid Raya Bukittinggi, sambil melirik camilan yang ditawarkan. Buat penglaris, silahkan ini Rp. 10.000, menunjuk "karakaliang", Ini juga sama. Silahkan Bunda, kalau mau pesan dari Jakarta juga boleh, ongkos kirim hanya Rp. 16.500/kg. Memang tidak banyak pembeli yang singgah. Langsung masuk masjid Raya.  Tempat wudhu dan toilet di lantai dasar, toilet yang nggak bau "jariang", tempat wudhu yang bersih dan banyak, memutar dan naik ke ruang utama masjid. "Bersih dan wangi", masih ada waktu untuk shalat sunat tahiyatul masjid dan qabliah Zhuhur.

Suasana yang nyaman, wangi dan indah serta terawat apik. Usai shalat Zhuhur ternyata ada ceramah. Ini dia hikmah kalau ke Bukittinggi, bilamana mampir ibadah di Mesjid Raya ini. Suatu kesempatan yang bermakna buat penguatan qalbu.  Sebuah hadist dari Abdillah bin Mas'ud  "Saya mendengar Rasulullah  bersabda, barang siapa yang menjadikan semua  keinginan menjadi satu tujuan, yakni tujuan akhirat, maka Allah akan mencukupkan keinginan nya di dunia. Dan barang siapa  mak hanya untuk tujuan dunia, maka Allah tidak memperdulikan dirinya dalam kehancuran" (Hadist riwayat Ibnu Majah).

Saya termenung, instropeksi diri, apakah selama ini orientasi  hidup untuk akhirat atau dunia. Hamba Allah yang berorientasi akhirat, termasuk cerdas dan berkelas. Sementara yang ngotot untuk urusan dunia, maka tidak akan pernah puas  dan hasilnya pun tidak lah seperti diharapkan.

Nah sekiranya anda setengah hari di Bukittinggi, jangan lewatkan untuk shalat berjamaah di masjid Raya ini. Anda akan mendapatkan makna tambahan, setelah menentukan pilihan pergi ke Los Lambung, Jam Gadang, Panorama, Benteng For De Cock, kebun binatang, Gua Jepang,  atau turun ke Ngarai Sianok, dan tempat menarik lainnya. Silahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline