Lihat ke Halaman Asli

H. Muchtar Bahar

Ingin hidup lebih lama untuk berbagi

Sang Maestro

Diperbarui: 1 Maret 2021   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Suasana saat pelepasan jenazah Dt Ismir di rumah duka Mampang Prapatan III, Jakarta Selatan, 8 Februari 2021 diawali sepatah oleh Zulfa Basir, Ketua Ikatan Keluarga Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Padang, mewakili keluarga Dr. Ismir sahibul musibah, dan alumni IKIP Padang, jurusan Bahasa inggris. Beliau batuk-batuk jam 12.00 dan dibawa ke RSUD Bogor dan meninggal disana.

Suasana haru sempat berurai air mata saat Zulfa menyebut kebiasaan Ismir yg menjadi kekuatannya. Jika ada sahabat yang sakit atau meninggal atau dapat musibah lainnya, dia orang pertama pasang badan. Saya sanggup sediakan mobil innova 6 seats dengan saya sopirnya untuk mengantar sahabat pergi dan pulangnya. Saya tunggu di stasiun Cawang. Stasiun menjadi saksi kebesaran si Datuk yang satu ini.

"Maestro penghubung itu telah tiada -- dari awal kita bersama 2015 bahu membahu membesarkan dan menyebarkan gaung alumni dibawah payung IKAPGAN tanpa memikirkan seperti apa dirimu, seperti apa kesehatan mu, dan seperti apa kendaraanmu. Yang terpikirkan hanyalah kau siap membawa dan mengantarkan temanmu ke mana yang mereka ingin pergi dan yang kita kehendaki. Kau juga tidak perduli apakah kau dapat sesuatu atau tidak dari kegiatan itu. Yang jelas wujud membahagiakan teman "kamu lah yang punya". Apa lagi disaat orang tertidur, disitulah kau bangun dan kau pikul beban itu sendiri. Tak kami sangka, saat kita makan enak di restoran Jawa bersama sohib Nilmaniar, iKIP Padang waktu Takziyah kawan pentolan kita Dr. Ahmad Syafri Mathias bulan yang lalu. Nilma ngiler melihat suapmu yang khas tapi agak terganggu sedikit karena batukmu. Aku tau waktu itu kaupun sedang sakit. Nielma tak ikut makan karena berpuasa. Syafri,... sudah tenang kata kau. Kau pandang aku, kita, uda Zulfa belum tentu entah kapan dan dimana. Sekarang saatnya adinda".

"Kami sekeluarga ikut berduka yang mendalam atas kepergian Da Datuk Ismer yg sangat mendadak. Beliau sangat aktif dalam kegiatan sosial di beberapa menebar info dan tausiah di medsos "WA" termasuk di WA " Network Bahasa Inggris IKIP Padang dan Bandung", eks guru-guru pengajar Bahasa Inggris dan di WA alumni PGAN Padang dan media lain. Terakhir beliau aktif menggalang dana buat teman yang sakit keras karena Covid 19, eh, tenyata beliau mendahului teman tersebut sekitar dua hari". Bentuk lain kepedulian Datuk Ismer atas sesama alumni PGAN dan IKIP Padang, Jurusan Bahasa Inggris", ungkap Zilfirdaus Adnan.

H.Busra Usman, SH, MH , Hakim Agung, "Mengemukakan kenangan manis selama mereka mengikuti Pendidikan di PGAN Padang dan saat sudah merantau di Jakarta. Orang yang ringan tangan, penuh gurau, akrab dan fasilitator berbagai kegiatan Alumni PGAN di Jakarta. Menjadi penggerak kegiatan sosial dan silaturrahmi antara keluarga alumni"

"Ketika dapat berita duka yang pasti dari ambo temanya dari IKIP Bandung menangis luar biasa. Seakan-akan Tak percaya. Mungkin itu tanda-tanda husnul khotimah. Orang menangis ketika Kita tiada, bukan sebaliknya", kisah Zulfikar Zen. Datuk Ismier dari kelas 1 sekolah di PGAN 6 Tahun Padang satu sekolah. Kelas 1 kami masih di jalan Jati dan mulai kelas dua sampai di kelas enam di Gunung Pangilun. Alumni PGAN Padang tahun 1970, seorang Penghulu dengann gelar Datuk Panduko Rajo , di Kampung nya Sungayang, Sumatera Barat.

Fathur Ridha dan Mahmud Jalal, menambahkan, "Bahwa almarhum selalu siap dengan kopi beserta kelengkapan nya, pada acara-acara alumni. Untuk kegiatan kunjungan ke teman-teman atau acara tertentu, maka "Halte Stasiun Cawang" salah satu tempat ketemu, beliau dengan sabar menunggu para alumni yang tidak bisa membawa kendaraan, untuk bergabung.

Semoga Allah memberikan tempat yang lebih baik di sisi Nya. Keceriaan, kepedulian, kebersamaan mu, kepeloporan, MZ Ismier Datuk Panduko Rajo, rahimakumullah, demikian membekas pada kami. menjadi kenangan abadi. Semoga berbagai kebaikan dan keteladan mu selama hidupmu, menular pada kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline