Lihat ke Halaman Asli

Muchammad Romadhoni

mahasiswa aktif UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Tradisi Unik Pasuruan yang Menjadi Identitas daerah

Diperbarui: 11 November 2022   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Halo sahabat kompasiana, kali ini kita akan membahas tentang Identitas Bangsa Indonesia.

 Apa itu identitas nasional?

Dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (2022) karya Deli Bunga Saravistha dkk, identitas nasional adalah ciri, tanda, atau jati diri yang melekat pada suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain. Secara etimologi, identitas nasional berasal dari kata identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris, identity berarti ciri, tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok, dan bangsa. Sementara kata nasional merujuk pada kebangsaan atau kenegaraan. Menurut Baso Madiong, dkk dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2018), identitas nasional tidak bisa dipisahkan dari kepribadian suatu bangsa. Karena identitas nasional membuat suatu negara lebih dikenal dan diingat. Oleh sebab itu, tiap negara memiliki identitasnya masing-masing. Contoh identitas nasional adalah lagu kebangsaan, bahasa nasional, lambang negara, dan bendera negara.

Adapun identitas nasional yang dimiliki Indonesia adalah bendera merah putih, bahasa Indonesia, lagu Indonesia Raya, dan lambang Garuda Pancasila. Ini sesuai dengan yang telah dijelaskan dalam Pasal 35-36B Undang-Undang Dasar 1945. Adapun pasal itu berbunyi: "Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih." (Pasal 35)  "Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia." (Pasal 36) "Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika." (Pasal 36A) "Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya." (Pasal 36B).

Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengacu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain sebagainya. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, pahlawan -- pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain -- lain.

saya akan menceritakan sedikit tentang tradisi yang unik di pasuruan yang setiap tahun di lakukan. Salah satunya adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Tradisi unik di Kabupaten Pasuruan ini kerap dijadikan ajang tontonan karena hanya berlangsung setahun sekali. Masyarakat Pasuruan memiliki kebiasaan unik dalam menyambut Idul Adha, dengan melakukan tradisi manten sapi atau pengantin sapi.

Tradisi manten sapi atau pengantin sapi adalah cara warga setempat untuk menghormati hewan kurban yang akan disembelih. Tradisi manten sapi biasanya dilaksanakan sehari sebelum jatuhnya hari raya Idul Adha. Hewan kurban yang akan disembelih pada hari raya Idul Adha akan dimandikan lalu kemudian dihias dengan cantik. Hewan kurban biasanya akan dirias seperti pengantin dan dikalungi bunga tujuh rupa serta dibalut kain putih, sehingga penampilannya cantik dan tampan layaknya pengantin. 

Kemudian hewan yang sudah dihias tersebut akan diarak oleh warga sebelum diserahkan kepada panitia kurban. Sementara, beberapa orang yang ikut mengarak hewan kurban juga membawa berbagai bahan pangan seperti beras, minyak goreng, bumbu-bumbu, bahkan kayu bakar pun ikut diarak. Nantinya berbagai barang bawaan itu juga akan diberikan kepada warga yang tidak mampu bersama dengan daging hewan kurban yang sudah dipotong-potong. Maksud diberikannya barang bawaan bersamaan dengan daging kurban adalah agar warga yang tidak mampu tidak kesulitan dalam mengolahnya. Tradisi yang dilakukan secara turun-temurun ini tidak hanya menarik dijadikan tontonan, tapi juga merupakan bagian dari syiar agama Islam.

Diharapkan dengan dilaksanakannya tradisi ini, warga bisa termotivasi untuk melaksanakan kurban di tahun depan atau dengan bersedekah dan membantu sesama. Bagi sejumlah warga yang ikut rangkaian Manten Sapi, dilakukannya tradisi ini setiap tahun membuat mereka senang karena banyak tradisi lokal yang hilang akibat tidak dapat memaknai secara arti yang sebenarnya. Selain sebagai sarana syiar agama, tradisi Manten Sapi ini juga berguna sebagai alat komunikasi dalam menjaga tradisi lokal.

warga pasuruan mempunyai tradisi yang sangat di nanti bagi kalangan anak muda dan orang tua yaitu Praonan. Pada awalnya tradisi ini hanya kegiatan biasa daerah sekitar pelabuhan untuk menjamu tamu atau sanak keluarga dari jauh. Warga sangat antusias sekali dengan kegiatan ini. Masyarakat dari berbagai daerah di pasuruan selalu memadati kawasan pelabuhan. 

Dengan menyewa perahu motor yang ada di pelabuhan kita hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 10.000 tiap orang untuk bisa menaiki kapal. tak hanya itu warga rela datang jauh-jauh untuk melihat pemandangan laut yang sangat indah ditemani dengan deburan ombak dan burung-burung beterbangan menjadi kesenangan tersendiri untuk masyarakat. idak hanya itu kegiatan ini juga menjadi keuntungan yang sangat besar untuk nelayan yang menyewakan kapalnya untuk berpatisipasi dalam kegiatan ini. Penghasilannya bisa sampai jutaan dalam waktu satu hari. Dengan itu menjadi keberkahan tersendiri bagi mereka di bulan syawal ini. Keberkahan ini juga dirasakan warga sekitar untuk memiliki penghasilan tambahan dengan membuka warung dadakan disekitaran pelabuhan Pasuruan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline